78
mengalami kejang dan hilang kesadaran. Perubahan patofisiologis yang terjadi pada DHF diantaranya adalah:
1 Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah yang mengakibatkan adanya kebocoran plasma, hipovolemia, dan syok. DHF memiliki
ciri yang unik dikarenakan kebocoran plasma secara khusus mengarah ke rongga pleura dan peritoneum. Periode kebocoran
plasma cukup singkat, yaitu sekitar 24 sampai 48 jam. 2 Hemostasis
abnormal yang
terjadi akibat
vaskulopati, trombositopenia, sehingga terjadi berbagai manifestasi perdarahan
World Health Organization, 2004: 16-19.
4. Teknologi peredaran darah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global ini menyebabkan banyaknya terobosan baru berupa teknologi yang berkaitan
dengan sistem sirkulasi manusia, di antaranya sebagai berikut.
a. Hemodialisis Klinis
Cara yang umum dilakukan untuk menangani gagal ginjal di Indonesia adalah dengan menggunakan mesin cuci darah dialiser yang
berfungsi sebagai ginjal buatan. Darah dipompa keluar dari tubuh, masuk ke dalam mesin dialiseruntuk dibersihkan melalui proses difusi
danultrafiltrasi dengan dialisat cairan khusus untuk dialisis, kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali
79
seminggu di rumah sakit, dan setiap kali prosesnya memerlukan waktu sekitar 2-5 jam.
Agar prosedur hemodialisis dapat berlangsung, perlu dibuatkan akses untuk keluar-masuknya darah dari tubuh. Akses tersebut dapat
bersifat sementara temporer maupun menetap permanen. Akses temporer berupa kateter yang dipasang pada pembuluh darah balik
vena di daerah leher. Sedangkan akses permanen biasanya dibuat dengan akses fistula, yaitu menghubungkan salah satu pembuluh darah
balik dengan pembuluh nadi arteri padalengan bawah, yang dikenal dengan nama Cimino Syamsir Alam, 2007: 56.
b. Dialisis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan atau CAPD Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
Dialisis peritoneal adalah metode cuci darah dengan bantuan membran selaput rongga perut peritoneum, sehingga darah tidak perlu
lagi dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan seperti yang terjadi pada mesin dialisis. CAPD adalah pengembangan dari APD Automated
Peritoneal Dialysis , yang dapat dilakukan di rumah pada malam hari
sewaktu tidur dengan bantuan mesin khusus yang sudah diprogram terlebih dahulu Syamsir Alam, 2007: 56.
c. Elektrokardiograf EKG
Elektrokardiograf EKG adalah grafik yang mencatat aktivitas elektrik jantung. Grafik pembacaan EKG atau elektrokardiogram terdiri
dari beberapa gelombang. Elektrokardiogram normal terdiri atas satu
80
gelombang P, satu kompleks QRS, dan satu gelombang T. Gelombang P muncul karena adanya potensial listrik saat atrium berdepolarisasi
sebelum berkontraksi. Kompleks QRS disebabkan oleh potensial listrik yang dibangkitkan saat ventrikel berdepolarisasi sebelum berkontraksi,
yaitu saat gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Gelombang P dan kompleks QRS disebut dengan gelombang
depolarisasi .
Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang muncul saat ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi. Di dalam otot ventrikel,
proses ini biasanya terjadi selama 0,25 sampai 0,35 detik sesudah depolarisasi, dan gelombang ini dikenal sebagai gelombang
repolarisasi . Jadi, gambaran elektrokardiogram terdiri dari gelombang
depolarisasi dan gelombang repolarisasi Guyton, 1997: 161.
Gambar 13. Komponen Grafik EKG Sumber: Guyton, 1997: 162
81
Sebagai contoh pembacaan grafik EKG, apabila ada bagian otot jantung yang tidak terekam aktivitas elektrik tidak ada gelombang R,
hal ini menunjukkan bahwa bagian ini pernah terjadi serangan jantung. Apabila gelombang T di EKG mendatar atau mencekung kebawah, hal
ini menunjukkan suplai darah ke otot jantung berkurang. Apabila pada EKG tampak segmen ST elevasi, hal ini menandakan bahwa otot
jantung sedang mengalami gangguan suplai darah secara mendadak, atau pasien sedang mengalami serangan jantung akut yang harus segera
dirawat di ruang ICCU untuk penanganan khusus Peter Kabo, 2008: 69-72.
Pemeriksaan EKG tidak ada efek samping karena alat ini hanya merekam aktivitas elektrik melalui permukaan tubuh. Walaupun
demikian, tidak semua orang perlu mendapatkan pemeriksaan EKG. Indikasi dilakukan EKG adalah: 1 Penyakit katup jantung, atau pasien
yang pada pemeriksaan jantung ditemukan bising jantung; 2 Kondisi dimana ada buktipenyakit jantung bawaan; 3 Evaluasi kondisi aorta;
4 Hipertensi pulmonal, massa intrakardiak termasuk emboli, efusi perikard; dan 5 Untuk menilai fungsi jantung Peter Kabo, 2008: 76.
d. Transplantasi Jantung