68
lokal dan sistemik, yang mencakup konsentrasi protein dalam plasma dan cairan interstisial, hubungan tekanan arteri dan vena lokal, serta
ukuran pori dan keutuhan kapiler Rika Andriyani, 2015: 100-101.
1 Duktus Limfatikus Sinistra
Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada duktus limfatikus toraksikus. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan
limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara
di vena bagian bawah selangka kiri.
2 Duktus Limfatikus Dekstra
Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan, dada kanan,
lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh
balik vena di bawah selangka kanan.
3. Gangguan sistem sirkulasi
Dalam sistem sirkulasi manusia, ada beberapa gangguan yang dikenal oleh masyarakat luas, diantaranya sebagai berikut.
a. Hemofilia
Hemofilia adalah suatu penyakit turunan kekurangan faktor pembeku yang diderita oleh setiap satu dari 10.000 orang, tidak
mempedulikan populasi, suku, atau negara. Pada awal tahun 1950, ditemukan adanya dua jenis hemofilia. Jenis A disebabkan defisiensi
69
anti hemophilic factor AHF = faktor VIII, sedangkan jenis
Bdisebabkan defisiensi komponen PTC IX tromboplastin plasma. Kira-kira 75 penderita hemofilia dari hemofili jenis A, dan kira-kira
20 dari jenis B. Sisanya karena kekurangan faktor lain, seperti PTA dan faktor Von Willebrand.
Hemofili berat biasanya nampak jelas selama masa kecil awal masa kanak-kanak. Perpanjangan pendarahan biasanya terjadi setelah
khitan atau sunat. Ketika anak giat berjalan, sering terjadi pendarahan kecil pada kulit atau membran mukosa. Pendarahan sendi juga terjadi
pada anak-anak. Wanita yang berasal dari keluarga yang sejarahnya berhemofili, sampel plasmanya harus diuji untuk melihat kemungkinan
adanya hemofili. Hasil uji derajat antigen dapat membantu untuk menentukan adanya carrier pembawa. Wanita dengan carrier
hemofilia disarankan melakukan konsultasi genital untuk mengetahui dengan teliti gejala klinis penyakit, sifat pewarisannya, dan barangkali
gejala kelainan Soewolo, 2003: 232-233.
b. Anemia 1 Anemia Hemorrhagik
Anemia hemorrhagik adalah kehilangan eritrosit besar- besaran melalui perdarahan. Sebab umum adalah luka besar, luka
lambung, dan pendarahan besar-besaran dalam menstruasi. Bila pendarahan sangat berat dinamakan anemia akut. Pendarahan
70
lama, perlahan, menimbulkan anemia kronis, gejala utamanya
adalah lemah badan. 2 Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik berasal dari kata hemolisis, rusaknya
membran eritrosit. Perusakan prematur eritrosit dapat akibat dari beberapa sebab seperti kekurangan sintesis Hb, abnormalitas enzim
eritrosit, atau kerusakan membran eritrosit. Parasit, toksin, dan antibodi dari darah yang tidak sesuai dapat menyebabkan anemia
hemolitik. 3 Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah suatu kelainan yang diwariskan dan diderita oleh kira-kira 1 - 2 populasi orang kulit hitam.
Gejalanya meliputi anemia berat dan kematian jaringan pada organ vital, seperti paru-paru dan ginjal. Bila eritrosit penderita anemia
sel sabit mencapai daerah dengan tekanan oksigen rendah, mereka
akan berubah menjadi lebih buruk. 4 Anemia Aplastik
Anemia aplastik , adalah anemia yang terjadi akibat
perusakan atau penghambatan sumsum merah tulang. Secara khusus sumsum diganti jaringan lemak, jaringan fibrosa, atau sel
tumor. Tekanan sel-sel sumsum tulang oleh radiasi, obat-obatan,
zat kimia atau toksin dapat menyebabkan anemia aplastik. c. Bayi Biru
Bayi biru adalah kondisi yang dikibatkan dari gagal menutupnya sebuah lubang pada septum antara atrium kiri dan kanan foramen
71
ovale pada saat bayi lahir. Akibatnya hanya sebagian darah yang akan melewati paru-paru. Karenanya bagian darah tersebut tidak beroksigen,
sehingga bayi akan berwarna kebiruan Soewolo, 2003: 268.
f. Leukemia