Faktor Struktur Birokrasi Faktor yang Memengaruhi

113 lagi untuk cuci tangan baru keluar angkat pasien. Kalau untuk pasien jatuh, mereka suka lupa untuk menaikkan palang dan mengunci roda brankar. Unit Sanitasi Mendukung dok.. ya, habis kerja kami cuci tangan di wastafel. Kemudian kita ingatkan kalau ada dokter, pasien atau yang lain kalau kami lagi pel untuk hati-hati jalannya. Unit Linen dan Laundry Kami mendukung juga. Cuma kalau boleh sosialisasi lagi karena sudah lupa.. Dari hasil wawancara diketahui bahwa semua tenaga pelaksana mendukung impelementasi keselamatan pasien walaupun menemukan kendala-kendala di lapangan, kecuali informan Unit Kamar Operasi yang mengatakan bahwa ada sebagian dokter bedah yang belum melaksanakan program tersebut yang dikarenakan sosialisasi tentang keselamatan pasien kepada dokter bedah belum dilaksanakan oleh TKPRS.

4.4.3.4. Faktor Struktur Birokrasi

Selain faktor sumber daya, faktor komunikasi, dan faktor disposisi, faktor struktur birokrasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691 Menkes PER VII 2011. Berdasarkan hasil wawancara diketahui informasi tentang koordinasi Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit TKPRS dengan unit kerja yang ada di Rumah Sakit Umum Deli Medan, yang dapat dilihat pada Matriks 4.10. Universitas Sumatera Utara 114 Matriks 4.10. Koordinasi TKPRS dengan Unit Kerja dalam Implementasi Keselamatan Pasien Berbasis Kebijakan Permenkes RI Nomor 1691 Menkes PER VIII 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Deli Medan Informan Koordinasi TKPRS dengan Unit Kerja Bidang Keperawatan Koordinasi TKPRS memang kalau kita lihat mereka sudah melakukan sosialisasi tetapi masih kurang karena belum menyeluruh misalnya ada unit tertentu dari non kesehatan belum dilakukan sosialisasi juga dan.. TKPRS kurang memantau ke lapangan, melihat pelaksanaan keselamatan pasien karena bisa dibilang TKPRS kerjanya rangkap sehingga tidak bisa fokus terhadap peningkatan keselamatan pasien.. kemudian juga ada laporan bila ada kejadian insiden terhadap pasien mereka masih kurang feedback ya.. untuk memberikan solusi kepada petugas kesehatan. Unit Farmasi Koordinasi TKPRS ke kami kayaknya ga ada.. harusnya tugas mereka memantau pelaksanaan prosedur di unit kami dan koordinasi dengan kepala kami agar obat LASA dan obat konsentrat tinggi bisa ditempatkan tersendiri.. ya mungkin mereka sibuk karena mereka ada tugas pokok masing-masing. Unit Kamar Operasi Koordinasinya belum ada ya.. kenapa saya bilang kayak gitu, yang saya lihat di ruang rawat inap, itu sudah lengkap ya ada pelaporan insiden.. tetapi di Kamar Bedah ini belum ada, kalau ada terjadi insiden-insiden ini di OK, kami tidak tahu harus lapor ke mana karena alur pelaporan pun tidak ada, tidak ada sosialisasi ke kami.. terus kurang sosialisasi kepada dokter operator mengenai penandaan tepat lokasi operasi. Unit Laboratorium Koordinasi TKPRS ke laboratorium itu baik ya tapi belum maksimal karena tim ini juga mempunyai tugas pokok yang lebih terpenting mungkin ya karena itulah dia mensosialisasi prosedur operasional itu ke laboratorium masih kurang makanya saya bilang belum maksimal, pelaksanaannya juga masih kurang karena bisa dikatakan monitoring ke lapangan itu tidak ada.. Maunya dari tim tersebut melihat perkembangan program pelaksanaan keselamatan pasien itu ke lapangan, bisa juga lihat perkembangannya berjalan atau tidaknya ke lapangan misalnya mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien ataupun dibuat seperti acara lomba cuci tangan begitu ya di setiap unit, biasanya dilakukan juga di rumah sakit lain. Mungkin dengan adanya kegiatan tersebut bisa memotivasi kita untuk melaksanakan program cuci tangan yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasionalnya selain itu program Universitas Sumatera Utara 115 cuci tangan ini juga salah satu upaya untuk mengurangi infeksi dalam pelayanan kesehatan.. ya dengan terbiasa melakukan hal tersebut jadi bisa ingat. Unit Radiologi TKPRS tidak ada koordinasi ke kami, maunya ada pemantauan dari mereka, apakah program keselamatan berjalan dengan baik. Kendala-kendala apa saja yang kami hadapi perlu juga mereka tahu supaya bisa dicari solusi agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik. Dokter Bedah Tidak ada koordinasi, buktinya kami tidak ada diberi sosialisasi. Saya yang selalu diingatkan perawat saat operasi, katanya kalau tidak salah tepat prosedur, tepat lokasi dan tepat pasien. Harus dipastikan dulu sebelum memulai operasi, kemudian ada lagi form check-list yang harus diisi.. form yang baru direvisi, agak banyak yang harus diisi. Kadang mau buru-buru tidak sempat diisi. Tempat Pendaftaran Pasien Kayaknya tidak ada dok berkoordinasi dengan kami.. yang koordinasi dan monitor ke kami ya Instalasi Rekam Medis kalau ada salah input data pasien.. mungkin anggota-anggota TKPRS itu sibuk juga dengan tugas pokok mereka masing-masing, makanya mereka ga ada koordinasi ke kami, karena tugas mereka kan ada. Unit PSP2RS Koordinasinya belum sempurna dokter.. karena belum banyaknya kegiatan TKPRS disebabkan TKPRS belum aktif.. belum efektif, kerja masih rangkap.. programnya tidak jelas. Unit Satuan Pengaman Satpam Kayaknya tidak ada karena saya tidak tahu siapa saja orang- orangnya karena tidak pernah dikasih tahu.. Unit Sanitasi Ga pernah ada dok, soalnya orang-orangnya saya pun tidak tahu.. Unit Linen dan Laundry Tidak ada koordinasi karena saya tidak tahu siapa saja orangnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa informan dari Bidang Keperawatan, Unit Laboratorium, Unit PSP2RS mengatakan bahwa koordinasi dari TKPRS kurang maksimal, sedangkan informan lain mengatakan sama sekali tidak ada koordinasi dari TKPRS karena beranggapan TKPRS bekerja rangkap dan sibuk dengan pekerjaan pokoknya masing-masing sehingga tidak bisa fokus terhadap peningkatan keselamatan pasien. Universitas Sumatera Utara 116 Selain koordinasi TKPRS, hubungan kerja antar unit juga merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi keberhasilan implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691 Menkes PER VII 2011. Berdasarkan hasil wawancara diketahui informasi tentang hubungan kerja antar unit yang ada di Rumah Sakit Umum Deli Medan, yang dapat dilihat pada Matriks 4.11. Matriks 4.11. Hubungan Kerja antar Tenaga dengan Unit dalam Implementasi Keselamatan Pasien Berbasis Kebijakan Permenkes RI Nomor 1691 Menkes PER VIII 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Deli Medan Informan Hubungan Kerja antar Unit Bidang Keperawatan Di dalam rangka hubungan antar unit Rumah Sakit Deli bisa dibilang sudah ada terintegrasi tetapi memang belum semaksimal yang diharapkan juga ya.. seperti salah satu terintegrasi dimana setiap pasien yang kita terima dari unit lain baik dari UGD atau ICU pindah ke ruangan atau 116esame unit-unit rawat inap sudah dikomunikasikan dengan jelas, apa yang sudah diberikan.. asuhan ataupun tindakan kepada pasien tersebut dan juga apa yang belum dilakukan.. itu dari segi menerima pasien dari unit lain.. Dari segi kita menerima hasil pemeriksaan, baik itu dari laboratorium, dari radiologi.. kita sudah cek kembali apakah memang hasil yang diantar ke unit yang bersangkutan tadi sudah sesuai dengan pasien tersebut, pasien yang kita rawat di unit kita.. jadi hubungan dengan Farmasi misalnya, di dalam pengamprahan obat kita selalu recheck kembali, apakah memang benar obat yang kita amprah itu diberikan Bagian Farmasi sesuai permintaan kita misalnya baik itu jenis injeksi ataupun khususnya miligramnya ataupun masa berlakunya.. setelah orang farmasi cek juga. Unit Farmasi Hubungan kerjanya sangat mendukung, saling mengingatkan setiap melaksanakan operan atau pengamprahan obat karena dari pihak kami ataupun dari pihak mereka saling mengingatkan kalau ada kesalahan dan saling dicek lagi biar risiko kesalahan makin kecil.. kami cek dan mereka kroscek lagi, saling mengingatkan kalau ada kesalahan. Unit Kamar Operasi Kalau hubungan kerja sih saat ini baik walaupun masih ada unek- uneknya dikit lah dok karena di Kamar Bedah ini kamar RR masih belum maksimal, biasanya pasien yang mau dioperasi itu kan Universitas Sumatera Utara 117 masuk di RR, suster OK ini lah seharusnya yang mengkaji pasien tersebut sebelum dioperasi, tapi RR kita letaknya di dalam, dan agak sempit sehingga sulit untuk dilakukan pengkajian tersebut.. sehingga kami koordinasi ke perawat ruangan untuk mengkaji pasien tersebut, pasti ada dikaji orang itu walaupun belum lengkap seperti tensinya berapa, suhunya berapa, nyampe di Kamar Operasi mungkin kita lihat ada ga gelang identitas pasti masih ada yang kurang sempurna lah seperti itu dok.. saling kerjasama. Unit Laboratorium Hubungan kerja dari Unit Laboratorium ke unit lain bisa dikatakan baik walaupun sesekali ada miskomunikasi mungkin.. baik secara langsung maupun tidak langsung. Kalau secara langsung kita bisa salah juga gimana kita berbicara, kalau secara tidak langsung itu lebih sering terjadi karena itu melalui telepon atau airphone di antara tiap unit terkaitnya.. misalnya ada hasil lab pasien yang emergency, Hb nya rendah atau bagaimana itu kan harus segera dilaporkan.. selama ini dengan inisiatif kami sendiri, lapor langsung ke dokter atau ke suster yang sedang menangani pasien.. atau terkadang hasil laboratorium sampai dulu ke ruangan ingatkan ke suster untuk segera lapor dokter untuk tindak lanjut. Unit Radiologi Baik sih semuanya.. Kadang ada masalah, tapi masih bisa dikomunikasikan dan diselesaikan dengan baik, tidak masalah. Dokter Bedah Semua unit baik-baik saja menurut saya, jadi perlu ditingkatkan seperti itu atau minimal dipertahankan. Tempat Pendaftaran Pasien Sampai sejauh ini sih baik-baik saja.. Walaupun identifikasi pasien yang kita buat saat pasien masuk rumah sakit ada masalah dan kendala, semua unit baik ruang rawat inap, laboratorium, farmasi dan sebagainya akan mengkonfirmasikan kepada kami.. saya rasa sejauh ini semua unit ke kami tidak ada masalah.. Komunikasi ke kami baik karena mereka selalu mengkonfirmasi ke kami. Unit PSP2RS Hubungannya.. misalnya Bagian Keperawatan, kalau ada yang rusak mereka lapor ke Unit PSP2RS Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan Rumah Sakit contohnya seperti rem rusak, roda hancur atau palang lepas.. mereka langsung lapor ke Unit PSP2RS.. biasa langsung ditindaklanjut begitu ada laporan. Unit Satuan Pengaman Satpam Baik-baik saja, dalam arti kita angkat pasien minta bantuan sama perawat UGD, saling bantu lah sama orang UGD. Kalau tidak pasang palang atau kunci roda brankar tidak ada perawat kasih tahu kami atau kami pun lupa kasih tahu mereka.. sama-sama lupa… kalau cuci tangan, biasanya ya kami cuci tangan apalagi pasiennya agak-agak jorok atau berdarah, bau lagi, jadi agak geli sehingga kami cuci tangan.. perawat sibuk mana ada ingatkan kami untuk cuci tangan? Kami cuci tangan sendiri di wastafel UGD.. Universitas Sumatera Utara 118 kalau pasien banyak di UGD, kami inisiatif sendiri cuci tangan.. Unit Sanitasi Sejauh ini baik-baik saja dok.. ada tuh biasa lantai di bawah wastafel suka basah, perawat akan mengingatkan kami untuk melap.. Dan juga kalau kami sudah pulang dinas, ada tempat yang basah juga dilap sama mereka.. ya saling membantu lah dok.. Unit Linen dan Laundry Baik saja dok.. sejauh tidak ada masalah dengan yang lain. Dari hasil wawancara diketahui bahwa semua informan mengatakan hubungan kerja antar unit berlangsung baik walaupun ada sedikit kendala seperti di Bidang Keperawatan, Unit Laboratorium maupun Unit Radiologi akan tetapi masih bisa dikomunikasikan sehingga tidak menjadi masalah. Dalam melaksanakan implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691 Menkes PER VII 2011 di Rumah Sakit Umum Deli Medan diperlukan masukan atau saran-saran dari semua tenaga pelaksana masing- masing unit agar kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Saran atau masukan dari informan terhadap implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691 Menkes PER VII 2011 di Rumah Sakit Umum Deli Medan dapat dilihat pada Matriks 4.12. di bawah ini. Matriks 4.12. Saran atau masukan dalam Implementasi Keselamatan Pasien Berbasis Permenkes Nomor 1691 Menkes PER VIII 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Deli Medan Informan Saran atau masukan Bidang Keperawatan Saran saya yang pertama dimana di dalam peningkatan keselamatan pasien tersebut tidak cukup sosialisasi ataupun pelatihan secara internal saja.. Sebaiknya ada program dari pimpinan kita ataupun pihak rumah sakit, rencana ke depan pendanaannya bagaimana supaya ada pengiriman petugas kesehatan itu untuk mengikuti diklat secara eksternal.. jadi ada Universitas Sumatera Utara 119 terprogram.. kemudian yang kedua, kami minta kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, kalau bisa pihak rumah sakit membuat mereka tidak kerja rangkap sehingga mereka benar-benar fokus terhadap peningkatan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Deli ini sehingga adanya suatu pelaporan kejadian dari Unit Keperawatan kepada TKPRS, mereka bisa langsung mengambil solusi dan memberikan feedback kepada perawat sehingga ke depan tidak terulang kembali kejadian insiden kepada pasien apalagi kejadian yang sama lagi.. Kemudian dari pihak Direktur sendiri berperan aktif di dalam meningkatkan keselamatan pasien yaitu mungkin selama ini sudah ada mendukung tapi kan belum maksimal ya.. diminta kepada pihak pimpinan juga apabila pihak TKPRS membuat sosialisasi tentang sasaran keselamatan pasien ataupun misalnya adanya suatu laporan insiden dari Bidang Keperawatan kepada mereka di dalam mengambil solusi untuk itu sebaiknya pimpinan terjun pada saat itu, jadi sama-sama lebih enak bekerja sama TKPRS dengan pimpinan dalam mengambil solusi.. saya rasa cukup untuk itu.. kalau saran ini dilakukan pimpinan kita bisa dibilang peningkatan keselamatan pasien itu bisa maksimal ke depannya. Unit Farmasi Kalau menurut saya, karyawan atau petugas saling mengingatkan, saling berkoordinasi satu dengan yang lainnya agar lebih baik lagi dan kalau bisa sih Unit Farmasi diperbesar agar supaya lebih baik lagi, bekerjanya supaya lebih nyaman, tempatnya diperluas.. meja racik dan meja untuk administrasinya dibedakan supaya asisten dapat bekerja dengan baik dan pencampuran obat untuk gilingan atau obat rawat jalan tidak campur dengan meja administrasi. Dan kalau asisten untuk menulis amprahan atau menulis resep biar tidak mengganggu mereka ataupun mereka tidak mengganggu kami.. dan obat konsentrat tinggi harus dibuat ruangan tersendiri dan seperti obat LASA, itu juga harus dibuat etiket atau label masing-masing agar tidak terjadi kesalahan.. kami berharap diberi pelatihan eksternal supaya lebih bagus lagi kami bekerja, jangan hanya internal saja supaya pengalaman kami lebih luas lagi dan juga ada kebijakan untuk Apoteker boleh melakukan pencampuran larutan konsentrat tinggi.. Peran TKPRS harap lebih aktif memberikan masukan bagi kami, memantau pelaksanaan karena berkaitan dengan keselamatan pasien.. kalau bisa mereka jangan kerja rangkap.. karena harus dilaksanakan untuk akreditasi. Unit Kamar Operasi Kalau menurut saya pribadi sih perlu dilakukan pembangunan RR yang sesuai standar yang untuk pasien pre operasi supaya kami bisa melakukan pengkajian pada pasien itu sebelum pasien Universitas Sumatera Utara 120 dilakukan operasi, terus yang kedua kan sekarang sudah ada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit di rumah sakit ini.. tim itu maunya bisa melakukan sosialisasi atau ga mengkoordinasi ke dokter spesialis bedah supaya mereka juga ikut melaksanakan keselamatan pasien, trus inilah dok tentang APD Alat Pelindung Diri perlu dilengkapi kan misalnya kacamata kan belum ada maunya ada, trus sepatunya yang belum memenuhi standar..kemudian maunya ini ada gelang warna merah tanda pasien alergi obat supaya kami hati-hati dalam pemberian obat untuk pasien alergi dan.. ada juga penanda risiko jatuh dokter, itu kan di rumah sakit lain ada gelang warna kuning, kalau ada gelang warna kuning kan menandakan pasien risiko jatuh karena penanda risiko hanya digantung di bed pasien sehingga sampai di OK tidak ada lagi penanda risiko jatuh yang ada hanya gelang identitasnya aja.. cek berkala palang tempat tidur kanan kiri supaya pasien risiko jatuh kan makin lama makin sedikit, terus memastikan rem tempat tidurnya terkunci supaya kalau misalnya di OK kan pada saat memindahkan pasien dari ruangan ke OK itu pakai brankar, misalnya brankar itu tidak dikunci ya brankarnya bisa terdorong- dorong nanti jatuh pasiennya.. kemudian saran saya ya penyediaan anggaran untuk tenaga kesehatan khususnya di Kamar Bedah maunya diadakan lah dokter supaya misalnya ada diklat keluar kami bisa ikut.. kalau sudah ada anggaran kan kami bisa ikut pelatihan keluar.. satu lagi dok tentang sosialisasi SPO yang berkaitan dengan keselamatan pasien ya menurut saya perlu ditingkatkan kembali supaya Tim Keselamatan Pasien yang sebelumnya perannya kurang bisa diaktifkan misalnya alur pelaporan insiden jangan ada di ruangan saja tapi ada di Kamar Bedah ini juga. Unit Laboratorium Sejauh ini sih dari yang sudah kita jalani di lapangan dan semua yang terjadi, menurut saya untuk program keselamatan pasien ini.. yang pertama peningkatan sosialisasi standar prosedur operasional dari Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit ke setiap unit yang terkait, penyediaan hand rub untuk Laboratorium agar memaksimalkan standar prosedur operasional cuci tangan karena selama ini belum ada hand rub nya ya, kemudian untuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam hal ini supaya lebih ditingkatkan pelaksanaannya seperti memonitoring pelaksanaan di lapangan karena selama ini masih kurang, jadi tidak maksimal.. agar TKPRS menetapkan standar prosedur operasional untuk pelaporan hasil laboratorium yang kritis atau cito emergency.. karena selama ini masih simpang siur, unit mana yang lebih baik Universitas Sumatera Utara 121 untuk melakukan pelaporan hasil ini seperti yang saya bilang tadi.. kemudian untuk TKPRS juga tentang sosialisasi alur pelaporan insiden kepada semua unit terkait karena setahu saya masih ada unit yang belum tahu tentang hal itu karena kan pengembangannya belum maksimal, tindak lanjutnya tidak tersampaikan. Dari pelaporan seperti insiden tadi, itu pengembangan tindak lanjut harus ada feedback ke kami supaya menjadi bahan pembelajaran kami ke depannya. Kemudian yang untuk pengadaan Alat Pelindung Diri tadi, jas laboratorium yang belum tersedia sampai sekarang karena itu juga keselamatan pasien rumah sakit mencegah infeksi.. dan kemudian pembuatan bar code untuk memudahkan identifikasi pasien supaya jelas terbaca identitas pasien itu. Unit Radiologi Saran saya yang pertama kalau ada diklat di luar rumah sakit terutama tentang keselamatan pasien boleh tenaga kesehatan dikirim untuk mengikutinya supaya pemahamannya lebih ditingkatkan. Kedua, kalau menunggu pengiriman diklat keluar kan perlu biaya besar sehingga sosialisasi kebijakan, SPO, petunjuk pelaksanaan agar lebih ditingkatkan frekuensinya. Ketiga, walaupun mahal, sebaiknya dipertimbangkan pengadaan Computed Radiography itu karena untuk pemeriksaan cito, hasilnya lebih cepat dikirim ke dokter radiologi. Kemudian juga dok, hand rub supaya cuci tangan lebih optimal. Ada lagi, TKPRS agar berperan aktif melakukan pemantauan ke lapangan supaya tahu bagaimana pelaksanaan keselamatan pasien Dokter Bedah Saran saya yang paling penting peran TKPRS itu sosialisasi SPO kepada seluruh unit terutama kepada dokter, apalagi dokter yang bekerja di Kamar Operasi, kemudian setelah sosialisasi harus memantau ke lapangan bagaimana pelaksanaannya.. itu saja dulu, kalau sudah bisa terlaksana sudah bagus. Tempat Pendaftaran Pasien Saran saya sih.. yang pertama karena ini adalah salah satu program keselamatan pasien, jadi peran TKPRS yang penting ya.. mereka harus koordinasi sama kami, koordinasinya erat lah ke kami.. dan juga mereka kalau boleh sosialisasi lagi ke kami kebijakan- kebijakan, SPO, ya sama bagaiman alur pelaporan insiden .. Untuk kenyamanan bekerja kami, sebaiknya Bagian Informasi di bagian tersendiri.. jangan digabungkan dengan Tempat Pendaftaran Pasien.. kemudian identifikasi pasien, kami minta komputerisasi lah, kita ketik identitasnya trus diprint trus keluar seperti stiker yang tadi itu dok.. bar code, kalau seperti itu kan kesalahan penulisan identitas pasien lebih sedikit lah.. lebih bisa diminimalisir.. satu lagi dok..kartu berobat pasien KIB dibuat dari bahan yang bagus sedikit, dibuat seperti kartu ATM supaya Universitas Sumatera Utara 122 pasien bisa menyimpan dengan baik, seumpama kayak yang dulu dari kertas, mudah rusak. Dan juga petugas yang dinas di malam hari agar ditambah supaya kesalahan identifikasi pasien dapat berkurang. Unit PSP2RS Saran saya.. menambahi hand rub dan wastafel di unit kami, safety lantai harus tetap terjaga jangan sampai terkelupas, yang ketiga.. penyediaan sandal safety, yang tidak licin dipakai oleh pasien yang mempunyai risiko tinggi agar tidak jatuh, membuat alur pelaporan insiden yang jelas dan disosialisasikan terutama kepada Unit PSP2RS agar keselamatan pasien ditingkatkan di rumah sakit ini dan yang terakhir TKPRS jangan kerja rangkap agar lebih fokus dalam melaksanakan program kegiatan dan mensosialisasikan di Rumah Sakit Deli. Unit Satuan Pengaman Satpam Kalau boleh, ada tempat untuk kami cuci tangan, minimal yang pakai alkohol itu dok paling tidak sebelum atau sesudah kami angkat pasien bisa dengan tangan bersih.. pelatihan cuci tangan diulangi, soalnya baru 1X pelatihannya dan sudah lupa cara-cara cuci tangan itu.. Dan maunya semua brankar di UGD ada palangnya dok, atau kalau bisa ada pengikatnya untuk pasien.. kadang tenaga pasien kuat sekali, kami tidak kuat pegangnya.. maunya ada pelatihan tentang pasien jatuh maksudnya bagaimana cara menanggulanginya karena supaya minimal diingatkan terus teman-teman pasang palang, kunci roda supaya jangan ada kejadian.. tadi yang dokter bilang kalau ada kejadian pasien jatuh yang harus lapor ke Tim Keselamatan Pasien maunya jelaskan pada kami bagaimana lapornya. Trus maunya kan perawat atau boleh dokter ingatkan juga kami cuci tangan.. sama-sama lah mengingatkan gitu dok... Unit Sanitasi Kalau untuk kami sih, maunya latihan cuci tangan lagi dok diulang, soalnya teman-teman lain bilang sudah lupa caranya.. terus kalau sudah dilatih, ada juga alatnya.. ya itu cuci tangan pakai alkohol yang belum ada.. kemudian tanda kuning yang biasa dipasang kalau kita lagi ngepel yang belum ada, biar dipasang tiap kita pel lantai supaya orang perhatikan kalau lantai basah dan jalannya pelan-pelan supaya ga jatuh… itu aja dok. Unit Linen dan Laundry Saran saya paling pelatihan cuci tangan boleh diulangi dan juga kalau boleh, pakai mesin cuci supaya kain yang kena darah ataupun kotoran dibilas dulu, tidak kena ke tangan kita. Universitas Sumatera Utara 123 Dari hasil wawancara diperoleh saran-saran dan masukan dari para informan dalam penelitian ini, yaitu : 1 Sosialisasi dari TKPRS yang masih kurang dan belum menyeluruh misalnya kepada dokter bedah maupun tenaga non kesehatan yang ada di rumah sakit; 2 Kebijakan yang ada juga belum maksimal misalnya wewenang apoteker melakukan pencampuran larutan konsentrat tinggi sehingga implementasi keselamatan pasien belum berjalan sebagaimana mestinya 3 Koordinasi dari TKPRS belum maksimal karena anggota TKPRS bekerja rangkap; 4 Pengiriman tenaga untuk mengikuti diklat eksternal belum ada; 5 Penambahan tenaga di Bagian Tempat Pendaftaran Pasien; 6 Penyediaan fasilitas seperti penempatan ruang yang lebih luas untuk Unit Farmasi, Unit Kamar Operasi maupun Bagian Tempat Pendaftaran Pasien; dan penyediaan sarana prasarana yaitu: a penyediaan hand rub agar semua tenaga yang ada di rumah sakit dapat melaksanakan cuci tangan sesuai prosedur; b pemisahan meja administrasi dan meja peracikan obat di Unit Farmasi; c penyediaan lemari khusus untuk larutan konsentrat tinggi; d tersedianya tempat untuk menyimpan obat LASA beserta labelnya; e pengadaan Alat Pelindung Diri APD yang optimal terutama untuk Bidang Keperawatan, Unit Kamar Operasi dan Unit Laboratorium; f penyediaan gelang merah untuk pasien alergi obat dan gelang kuning untuk pasien risiko jatuh; g pengadaan alat Computed Radiography; h pengadaan sistem bar code untuk ketepatan identifikasi pasien; i pengadaan kartu berobat pasien dari bahan yang tebal; j pemasangan palang di semua brankar UGD; k rem brankar UGD diperbaiki; l penyediaan tanda peringatan jatuh untuk petugas Universitas Sumatera Utara 124 Sanitasi; m pengadaan mesin cuci di Unit Linen dan Laundry dalam rangka implementasi keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Deli Medan. Universitas Sumatera Utara 125 BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Implementasi Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Deli Medan