Kebijakan Publik Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes

14 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebijakan Publik

Para pakar dalam memberi definisi kebijakan publik sering berbeda sesuai dengan pendekatan masing-masing, bahkan cenderung berselisih pendapat satu sama lain. James Anderson 1979 yang dikutip oleh Subarsono 2009 mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Dye 1995 dalam bukunya yang berjudul Understanding Public Policy memberikan definisi kebijakan publik sebagai What ever government choose to do or not to do apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan mendiamkan. Selanjutnya Dye juga mengatakan bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya. Kebijakan publik harus meliputi semua tindakan pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Hal yang tidak dilakukan pemerintah juga merupakan kebijakan publik karena mempunyai dampak yang sama besar dengan sesuatu yang dilakukan. Baik yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan pasti terkait dengan satu tujuan sebagai komponen penting dari kebijakan. Definisi lain diungkapkan oleh Winarno 2007 yang mengatakan bahwa kebijakan publik secara garis besar mencakup tahap-tahap perumusan masalah Universitas Sumatera Utara 15 kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Sementara itu, analisis kebijakan berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan publik. Sementara menurut Dunn 2003 kebijakan publik adalah pedoman yang berisi nilai-nilai dan norma-norma yang mempunyai kewenangan untuk mendukung tindakan-tindakan pemerintah dalam wilayah yurisdiksinya. Kebijakan publik muncul dari adanya permasalahan publik dan kebijakan yang dihasilkan merupakan upaya penyelesaian masalah tersebut. Namun tidak semua permasalahan menjadi permasalahan publik yang dianggap membutuhkan suatu kebijakan. Lahirnya suatu kebijakan akan melalui suatu proses yang disebut siklus kebijakan publik. Adapun siklus pembuatan kebijakan publik dibagi menjadi 5 tahap yaitu : 1. Penyusunan agenda agenda setting, yaitu suatu proses agar suatu masalah bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah. 2. Formulasi kebijakan policy formulation, yaitu proses perumusan pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah. 3. Pembuatan kebijakan decision making, merupakan proses ketika pemerintah membuat pilihan untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan. 4. Implementasi kebijakan policy implementation, yakni proses untuk melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil. 5. Evaluasi kebijakan policy evaluation, yaitu proses untuk menilai hasil atau kinerja kebijakan yang telah dibuat. Universitas Sumatera Utara 16 Anderson 1979 sebagai pakar kebijakan publik menetapkan bahwa proses kebijakan publik mempunyai 5 tahapan antara lain : 1. Formulasi masalah problem formulation : Apa masalahnya? Apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat menjadi agenda pemerintah? 2. Formulasi kebijakan formulation : Bagaimana mengembangkan alternatif- alternatif untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa saja yang berpartisipasi dalam formulasi kebijakan? 3. Penentuan kebijakan adoption : Bagaimana alternatif ditetapkan? Persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan? Bagaimana proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang telah ditetapkan? 4. Implementasi implementation : Siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan? 5. Evaluasi evaluation : Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan? Dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu kebijakan dapat dihasilkan melalui suatu proses yang kompleks dan saling berkaitan dan saling memengaruhi. Universitas Sumatera Utara 17

2.2. Kebijakan Kesehatan