Faktor Disposisi Faktor yang Memengaruhi

107 Satpam maksudnya kita naikkan kembali ke brankar dan dorong lagi ke UGD.. jangan lah sampai jatuh pasien, saya rasa pun tidak pernah pasien jatuh.. kalau ada kejadian kami lapor ke atasan.. kalau Tim Keselamatan Pasien, saya tidak tahu ada seperti itu, dan anggotanya siapa-siapa saja dok.. Unit Sanitasi Kalau ada yang jatuh, terpeleset gitu ya dok? Ya, kita bantu berdiri, kalau pas ada perawat, kami minta bantuan.. tanya ada luka ga.. kalau ada kami antar ke UGD untuk berobat.. kalau laporan ga ada sih.. bagaimana mau lapor ke Tim Keselamatan Pasien, sedangkan orang-orangnya siapa aja saya tidak tahu dok.. Unit Linen dan Laundry Insiden apa dok? Kami di Binatu mana ada kejadian apa-apa. Kalau terpegang darah paling kami cuci tangan saja. Kalau lapor ke Tim Keselamatan Pasien kami tidak tahu karena ga tahu siapa- siapa saja orangnya.. Dari hasil wawancara diketahui bahwa hanya Bidang Keperawatan dan Unit Laboratorium yang mengetahui bahwa apabila terjadi insiden harus dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit TKPRS, akan tetapi setelah pelaporan tersebut, tidak ada rekomendasi maupun solusi atas insiden tersebut dari TKPRS.

4.4.3.3. Faktor Disposisi

Faktor disposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691Menkes PER VIII 2011. Berdasarkan hasil wawancara diketahui gambaran sikap Direktur terhadap implementasi keselamatan pasien berbasis kebijakan Permenkes RI No. 1691Menkes PER VIII 2011 di Rumah Sakit Umum Deli Medan, yang dapat dilihat pada Matriks 4.8. di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 108 Matriks 4.8. Sikap Direktur dalam Implementasi Keselamatan Pasien Berbasis Kebijakan Permenkes RI Nomor 1691 Menkes PER VIII 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Deli Medan Informan Sikap Direktur Bidang Keperawatan Sikap Pimpinan ada mendukung yaitu dari yang kita minta salah satu untuk identifikasi pasien seperti gelang, pimpinan kita setuju untuk disediakan.. kemudian salah satu fasilitas dari tempat tidur, semua tempat tidur sudah ada palang,yang tidak ada palang sudah disingkirkan.. ada langsung dibentuk TKPRS walaupun belum maksimal seperti yang kita harapkan.. ada juga kurang mendukung karena cairan elektrolit konsentrat masih tersedia di ruang rawat inap dan pencampuran obat masih dilakukan di ruang rawat inap, yang harusnya dilakukan di Unit Farmasi. Kurang mendukung juga yaitu petugas farmasi belum mendapat pelatihan khusus di dalam pencampuran-pencampuran obat yang akan diberikan ke ruang rawat inap.. kemudian belum dilakukan pelatihan eksternal khususnya perawat, perawat sangat berkaitan erat dengan keselamatan pasien.. Sebenarnya sudah kita minta, ajukan tetapi karena kondisi pihak rumah sakit mungkin masih mempertimbangkan karena biaya pelatihan eksternal memerlukan dana yang besar.. mudah-mudahan ke depan pimpinan tergerak hatinya mengirimkan perawat untuk mengikuti pelatihan secara eksternal. Unit Farmasi Menurut sepengetahuan saya, beliau mendukung makanya diadakan pelatihan terhadap karyawan rumah sakit tapi hanya intern saja.. tapi ya dukungan belum sepenuhnya, karena larutan konsentrat masih belum kami laksanakan pencampuran, soalnya kami tidak dikasih kewenangan untuk mencampur itu dan belum dikasih pelatihan untuk mencampur itu.. mungkin takut terjadi risiko karena kami belum pernah melaksanakan itu, sementara masih perawat-perawat yang melaksanakan karena mereka sudah terbiasa soal pencampuran dan soal memegang cairan, kalau kami tidak.. soalnya takut terjadi kesalahan pula. Unit Kamar Operasi Kalau di Rumah Sakit Deli ini sih direkturnya mendukung walaupun belum maksimal, itu bisa saya lihat dari adanya Tim Keselamatan Pasien di rumah sakit ini sudah dibentuk, terus pengadaan fasilitas, sarana prasarana nya yang mendukung dalam pelaksanaan keselamatan pasien seperti yang saya katakan tadi kan walaupun belum maksimal, keselamatan pasien kan salah satu Universitas Sumatera Utara 109 penilaian akreditasi, di situ Direktur mendatangkan seorang pembimbing untuk kami yang berkompeten.. jadi kita bukan sendiri aja akreditasi itu tapi ada yang membimbing.. kalau bisa saya sebagai perawat ya maunya Direktur itu lebih ikut berperan dalam setiap bimbingan, berpartisipasi.. dalam setiap bimbingan maunya Direktur ada supaya tahu kendala-kendala dan masalah- masalah apa yang terjadi di lapangan. Unit Laboratorium Kalau menurut saya sikap Direktur dalam melaksanakan program keselamatan pasien ini untuk Bagian Laboratorium mendukung walaupun belum maksimal.. karena belum semuanya dilengkapi lah seperti alat-alat yang kita ajukan kan belum keluar alatnya.. kalau bentuk dukungan dari beliau yaitu bangunan laboratorium itu.. ruangannya sudah lebih luas sekarang ini lebih bagus dari yang sebelumnya, beliau juga menyetujui penggunaan alat-alat laboratorium sebagai back up yang sekarang harus lebih canggih dari sebelumnya, dan semua itu sudah menjadikan laboratorium ini lebih berkualitas dan meminimalkan kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi ketika kita bekerja dan ini juga meningkatkan keselamatan pasien di Bagian Laboratorium tersebut. Kurang mendukung itu dari alat-alat untuk back up itu belum ada terkait pemeriksaan cito karena kalau terjadi trouble shooting kita harus mempunyai alat back up yang sama untuk pengerjaan laboratoriumnya itu.. yang untuk pelatihan dan pendidikan tadi, pelatihan eksternal itu memang ada cuma Direktur kurang menyetujui dan belum ada sih kebijakannya dari rumah sakit ya karena biaya mungkin keterbatasannya ya. Unit Radiologi Menurut saya, Direktur mendukung, cuma mungkin pelaksanaannya masih bertahap, yaitu sudah ada TKPRS, penetapan kebijakan berkaitan dengan keselamatan pasien, diklat internal dan lain sebagainya. Di radiologi pengadaan Computed Radiography sudah pernah diajukan, alatnya mahal dan masih ada sarana prasarana lain mungkin lebih diutamakan.. dan mudah- mudahan nanti bisa diadakan. Dokter Bedah Menurut saya Direktur mendukung karena saya lihat rumah sakit ini sudah berbeda dulu dan sekarang. Katanya ada diklat yang rutin untuk perawatnya, untuk prasarana saya lihat ada infuse pump, syringe pump supaya tetesan infus bisa diatur, cairan tidak kelebihan. Tempat Pendaftaran Pasien Mendukung juga sih.. ya.. ada kebijakan dari beliau yaitu SPO, pedoman untuk pelaksanaan terutama identifikasi pasien .. gelang pasien untuk identifikasi pasien sebelum perawat menyuntik pasien, orang lab ambil darah, dokter mau operasi kayaknya seperti Universitas Sumatera Utara 110 itulah, ada lah kebijakan dari beliau.. Unit PSP2RS Kalau sikap pimpinan itu mendukung, dukungannya apabila kita melaporkan untuk penyediaan sarana prasarana tersebut maka akan terealisasi kalau kita sudah lapor ke Direktur. Unit Satuan Pengaman Satpam Ya mendukung sih dok … ada pelatihan ke kami tentang cuci tangan. Pelatihan tentang pasien jatuh belum ada.. Maunya tempat cuci tangan dengan 110lcohol itu harusnya ada, sekarang belum ada karena di tempat kami mana mungkin dipasang wastafel? Kami di luar kerjanya, paling tidak di pintu masuk lah.. kadang- kadang kami cuci tangannya di wastafel UGD.. ya maunya minimalnya itu alkoholnya paling tidak dipasang lah itu.. apa namanya saya pun lupa.. Unit Sanitasi Mendukung dok.. ya, itu ada kami dilatih tentang cuci tangan.. yang bisa kami lakukan masih cuci tangan di wastafel, yang pakai sabun dan air.. yang alkohol belum ada tempatnya. Dan juga dok tanda kuning itu maunya ada ditaruh waktu kami pel lantai, biar orang lihat dan hati-hati kalau jalan biar ga jatuh. Unit Linen dan Laundry Mendukung lah dok.. ada latihan cuci tangan. Cuma sudah lupa juga bagaimana caranya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa informan dari Dokter Bedah, Bagian Tempat Pendaftaran Pasien, Unit PSP2RS dan Unit Linen dan Laundry mengatakan Direktur mendukung, sedangkan unit lain menginformasikan bahwa dukungan Direktur belum maksimal dari segi pelaksanaan SPO, pengajuan diklat eksternal dan penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana. Selain sikap Direktur, sikap tenaga pelaksana juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam terhadap implementasi keselamatan pasien berbasis Kebijakan Permenkes RI No. 1691Menkes PER VIII 2011 di Rumah Sakit Umum Deli Medan. Hasil wawancara diperoleh gambaran sikap tenaga pelaksana, seperti yang terlihat pada Matriks 4.9. di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 111 Matriks 4.9. Sikap Tenaga Pelaksana di Unit Saudara dalam Implementasi Keselamatan Pasien Berbasis Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 Menkes PER VIII 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Deli Medan Informan Sikap Tenaga Pelaksana di Unit Bidang Keperawatan Sikap tenaga kesehatan mendukung, dapat kita lihat dengan setiap melakukan suatu tindakan apa pun itu, perawat selalu mengidentifikasi nama pasien, selalu meminta agar si pasien tersebut menyebutkan namanya.. Cuma di sana memang ada kendala dimana pasien itu kurang setuju kalau kita meminta dia yang menyebutkan namanya sehingga yang kita lakukan di lapangan itu, kami yang memastikan dengan menyebutkan nama Bapak atau nama Ibu atas nama ini kan.. seperti inilah identifikasi yang kami lakukan.. tapi memang kurang sesuai dengan prosedur tapi saat ini memang seperti inilah yang bisa kami lakukan tapi mudah-mudahan ke depan dengan kita lebih memotivasi pasien, mereka lebih bersedia untuk menyebutkan namanya.. kemudian yang kedua, kita juga sudah melakukan identifikasi risiko jatuh di Rumah Sakit Umum Deli. Pada saat pasien masuk, kita sudah langsung identifikasi apakah pasien tersebut berisiko untuk jatuh sehingga di ruang perawatan kita dapat mencegah supaya jangan pasien itu sampai jatuh selama kita rawat di Rumah Sakit Deli dengan cara di lapangan itu kita kunci roda tempat tidur kemudian kita selalu dekatkan bel dalam jangkauan pasien bilamana dia membutuhkan bantuan kita sebagai petugas kesehatan, dia dapat memanggil dengan cara memencet bel.. kemudian palang tempat tidur juga selalu kita naikkan supaya pasien juga jangan sampai jatuh dan kita memotivasi kepada pasien ikut berpartisipasi bekerjasama dengan perawat itu dalam mencegah terjadinya jatuh pasien itu.. kita memang sudah lakukan tapi mungkin bisa saja terkadang lupa ya.. keluarga pasien ataupun perawat memotivasi keluarga apabila meninggalkan pasien mohon diberitahu kepada perawat supaya perawat juga bisa mengantisipasi supaya jangan sampai pasien jatuh. Unit Farmasi Untuk saat ini dokter, sudah kami laksanakan semampu kami, kami melaksanakan tugas kami dengan baik.. kami berupaya melaksanakan tugasnya tidak terjadi kesalahan.. soalnya setiap obat yang datang atau setiap resep yang datang kami buat dan kami cek lagi.. sebelum ke pasien harus cek lagi. Unit Kamar Operasi Kalau misalnya untuk perawat-perawat yang di OK ini sih sampai saat ini masih mau menerima atau mendukung tapi untuk dokter- Universitas Sumatera Utara 112 dokter operator itu sebagian ada yang belum melaksanakan kegiatan ini, sebagian mereka kalau di Kamar Operasi itu tidak membuat penandaan tepat lokasi. Saran saya sih untuk TKPRS ini maunya mensosialisasikan hal ini ke dokter operator tersebut supaya dokter itu pun mau melaksanakan ini supaya kegiatan dan program-program keselamatan pasien ini dapat berjalan dengan baik dokter.. Unit Laboratorium Kalau untuk analis-analisnya mendukung program ini karena merupakan standar prosedur yang harus dijalankan yang sudah ditetapkan rumah sakit dan ini juga merupakan salah satu penilaian dalam akreditasi rumah sakit selanjutnya.. memang sih pelaksanaan di lapangan masih ada kendala-kendala misalnya yang dasar dulu dari identifikasi pasien. Sebelum pengambilan sampel, kita harus identifikasi pasien terlebih dahulu, bertanya nama pasiennya atau itu memang bisa dilihat dari gelang identifikasi tapi adakalanya tulisan di gelang identifikasinya itu kurang jelas.. bisa juga kita tanyakan langsung, adakalanya juga pasien itu tidak bisa diajak komunikasi langsung karena kondisi atau keadaan pasiennya. Menurut saya, lebih bagus untuk identifikasi pasien ini menggunakan bar code agar lebih jelas tulisannya dan lebih terang supaya kita tidak salah. Unit Radiologi Semua mendukung dok, cuma pelaksanaannya masih sulit.. kadang mau cepat sehingga lebih sering tidak sesuai prosedur. Dan juga dok mungkin lebih baik sosialisasi lagi dok, biar kami lebih paham. Dokter Bedah Kalau untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit tentunya kami mendukung, cuma sosialisasi harus dilakukan ke dokter dan juga semua unit di rumah sakit karena program ini juga untuk pelaksanaan akreditasi, semua harus berintegrasi. Tempat Pendaftaran Pasien Sikap teman-teman mendukung sih, tapi kayaknya mereka masih kurang paham dengan prosedur yang ada, salah satu contohnya tanggal lahir pasien, sering tidak mereka tanya, padahal itu penting untuk mengetahui umur pasien.. Pasien kita disini kebanyakan orang tionghoa yang bila ditanya umur akan menyebutkan umur lebih tua setahun.. jadi dok, ada baiknya prosedur yang berkaitan dengan identifikasi pasien perlu disosialisasikan berulang-ulang. Unit PSP2RS Ya.. ikut mendukung dengan mengikuti pemasangan anti selip, pemasangan pegangan kamar mandi pasien dan pemasangan palang tempat tidur.. dan saling mengingatkan bila ada yang rusak. Unit Satuan Pengaman Satpam Ya mereka mendukung juga.. kadang habis angkat pasien, mereka cuci tangan tapi kadang-kadang lupa. Kalau sebelum angkat pasien ya tidak ada cuci tangan, karena tidak mungkin masuk ke UGD Universitas Sumatera Utara 113 lagi untuk cuci tangan baru keluar angkat pasien. Kalau untuk pasien jatuh, mereka suka lupa untuk menaikkan palang dan mengunci roda brankar. Unit Sanitasi Mendukung dok.. ya, habis kerja kami cuci tangan di wastafel. Kemudian kita ingatkan kalau ada dokter, pasien atau yang lain kalau kami lagi pel untuk hati-hati jalannya. Unit Linen dan Laundry Kami mendukung juga. Cuma kalau boleh sosialisasi lagi karena sudah lupa.. Dari hasil wawancara diketahui bahwa semua tenaga pelaksana mendukung impelementasi keselamatan pasien walaupun menemukan kendala-kendala di lapangan, kecuali informan Unit Kamar Operasi yang mengatakan bahwa ada sebagian dokter bedah yang belum melaksanakan program tersebut yang dikarenakan sosialisasi tentang keselamatan pasien kepada dokter bedah belum dilaksanakan oleh TKPRS.

4.4.3.4. Faktor Struktur Birokrasi