Pembahasan analisis statistik deskriptif variabel keputusan Pembahasan pengaruh motivasi terhadap keputusan menjadi debitur

4.2.7. Pembahasan analisis statistik deskriptif variabel keputusan

Berdasarkan analisis statistik deskriptif pada Tabel 4.14 sebelumnya, rata- rata responden mempunyai penilaian yang baik terhadap variabel keputusan sehingga mempengaruhi keputusan nasabah perempuan. Artinya, bahwa ide berusaha dari suamikeluarga, saran untuk mengambil pinjaman, meminta pendapat suamikeluarga, saran untuk meminjam dari Bank Sumut saja, keterlibatan suamikeluarga menjalankan usaha dan saran dari suamikeluarga mengajukan pinjaman selanjutnya menjadi indikator yang turut mempengaruhi keputusan nasabah perempuan. Artinya bahwa keyakinan perempuan untuk mengambil pinjaman KPUM Sumut Sejahtera, pencarian informasi tentang pinjaman KPUM Sumut Sejahtera, pertimbangan responden akan baik dan buruknya program KPUM Sumut Sejahtera dan ketepatan dalam mengambil keputusan untuk meminjam dari Bank Sumut menjadi indikator yang turut mempengaruhi keputusan nasabah perempuan. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Amirullah 2002:61 yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Pengambilan keputusan memerlukan satu seri tindakan dan membutuhkan beberapa langkah. Bisa saja langkah-langkah itu terdapat dalam pikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah “sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat”. Universitas Sumatera Utara Sekali keputusan dibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan.

4.2.8. Pembahasan pengaruh motivasi terhadap keputusan menjadi debitur

Variabel motivasi dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah perempuan menjadi debitur KPUM Sumut Sejahtera. Nilai t hitung untuk variabel motivasi adalah 0.299 lebih kecil dibandingkan dengan t tabel 1,984 atau nilai signifikansi 0,765 lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka keputusannya adalah H diterima dan H 1 ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebenarnya motivasi belum terjadi ketika seorang perempuan debitur merasa kalau KPUM Sumut Sejahtera tersebut belum dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan teori Mowen dan Minor dalam Sumarwan 2004:34 yang menyatakan bahwa motivasi lebih mengarahkan seseorang kepada tujuan perilakunya. Hal ini terdiri dari niat, dorongan, atau keinginan yang memulai urutan kejadian yang mengarah ke perilaku. Hasil penelitian juga tidak sejalan dengan penelitian terdahulu dari Anisa 2006 yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam mengambil kredit modal usaha pada BRI Cabang Malang Martadinata. Motivasi biasanya muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan state of tension antara yang seharusnya dirasakan dan yang Universitas Sumatera Utara sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa sebagian perempuan memang tidak menunjukkan motivasi yang tinggi dalam mengambil pinjaman KPUM Sumut Sejahtera. Perempuan beranggapan, tanpa adanya KPUM Sumut Sejahtera pun mereka masih bisa menambah modal usaha. Hal ini disebabkan sebagian perempuan sudah mempunyai usaha sendiri penghasilan sebelum bergabung dengan Kelompok Keuangan Mikro KKM yang dibentuk Bank Sumut. Keikutsertaan nasabah dalam kelompok dikarenakan ketentuan dari Bank Sumut yang mengharuskan keanggotaan minimal 20 orang untuk bisa mengajukan pinjaman. Akhirnya, daripada KPUM Sumut Sejahtera tersebut tidak cair, perempuan pun memutuskan untuk bergabung menjadi anggota kelompok. Ada enam tahapan pembentukan kelompok yang harus diikuti perempuan calon debitur sebelum mendapatkan pinjaman KPUM Sumut Sejahtera. 1. Orientasi dan Promosi Tahapan orientasi dan promosi adalah media perkenalan dan promosi KPUM Sumut Sejahtera di depan calon debitur. Perkenalannya bisa di rumah calon debitur, di perwiridan, ataupun di kantor lurah. Pesertanya tidak harus 20 orang. Artinya siapa yang berminat boleh ikut. Pada tahapan orientasi dan promosi, AO hanya menjelaskan KPUM Sumut Sejahtera dari sisi yang menarik perhatian perempuan. Misalnya, KPUM Sumtu Sejahtera itu adalah kredit dengan bunga rendah dan tanpa agunan. Universitas Sumatera Utara 2. Social Credit Investigation SOCI Tahapan SOCI merupakan tahap analisis dari AO untuk melakukan analisa kredit dan karakter dari calon anggota kelompok keuangan mikro KKM jika anggota sudah terkumpul minimal 20 orang. Analisis ini sangat penting untuk menilai apakah si perempuan masuk ke dalam kelompok sasaran. Kemampuan AO dalam melakukan analisis dangat dibutuhkan. Proses kerja dalam tahap ini adalah AO melakukan wawancara ke tempat tinggal perempuan. Kalau AO yakin dengan analisisnya, maka SOCI cukup sekali, tetapi kalau tidak yakin, SOCI bisa dilakukan dua kali. Pada tahapan SOCI, pimpinan unit melakukan kontrol terhadap AO. Pimpinan unit membawa beberapa sampel hasil SOCI ke Komite Kredit yang ada di kantor cabang ataupun Kantor Cabang Pembantu KCP. Komite Kredit ini akan membahas karakter perempuan dari sisi kemampuan bayar, kemauan dan apakah mempunyai penghasilan mingguan atau bulanan. Kalau mampu, maka si perempuan lolos SOCI. 3. Pelatihan Wajib Kelompok Keuangan Mikro PWKKM Tahapan PWKKM menjelaskan lebih detail mengenai KPUM Sumut Sejahtera misalnya: berapa persen bunganya, berapa pinjamannya, tabungan wajib, fungsi tanggung renteng, apa itu KKM dan syarat-syarat mengajukan kredit. Tahapan ini dilaksanakan minimal 2 kali 1 jam atau 4 kali 30 menit. 4. Test Pengenalan Kelompok TPK Pada tahapan TPK, pimpinan unit seperti kepala cabang pembantu atau pimpinan pemasaran akan melakukan check dan re check kepada seluruh calon anggota kelompok. Apakah sesama anggota kelompok saling mengenal. Universitas Sumatera Utara Pimpinan unit juga mengkonfirmasi ulang sejauh mana pengetahuan mereka peroleh di PWKKM mengenai KPUM Sumut Sejahtera, berapa bunganya, sistem tanggung renteng dan lain-lain. 5. Pembentukan Kelompok Pada tahap 1-4, kemungkinan akan ada perempuan yang mundur sebagai calon anggota kelompok. Dalam proses selanjutnya akan ada perempuan yang menyisip untuk mencadi calon anggota. Jika sudah terpenuhi minimal 20 anggota, maka dibentuklah KKM sekaligus pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara. 6. Realisasi Tahap realisasi adalah tahapan di mana Bank Sumut mencairkan pinjaman KPUM Sumut Sejahtera tahap pertama kepada perempuan. Saat pencairan, Bank Sumut tidak langsung mencairkan untuk seluruh anggota KKM, tetapi secara bertahap. Pada tahap pertama, 60 persen anggota yang terlebih dahulu dicairkan, setelah itu sisanya 40 persen lagi dicairkan pada tahap kedua. Ketentuan penting yang harus diikuti perempuan saat melakukan pencairan ini adalah, seluruh anggota kelompok harus hadir. Berdasarkan tahapan-tahapan yang sudah ditentukan 1-6, maka ketentuan utama yang harus dipenuhi perempuan dalam seluruh tahapan-tahapan ini adalah kebersamaan dan kehadiran. Perempuan wajib hadir dalam semua tahapan-tahapan peminjaman KPUM Sumut Sejahtera. Saat tahapan berlangsung, ada perempuan yang mundur di tengah jalan dengan alasan yang beragam seperti waktu yang tidak ada, malas dan syarat yang berbelit-belit. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kondisi calon debitur, motivasi perempuan untuk mengambil KPUM Sumut Sejahtera sudah tidak ada lagi. Ketika perempuan dengan tipikal seperti ini tetap diloloskan AO untuk menjadi anggota kelompok, maka ke depannya hanya akan merusak kelompok dan keberlangsungan program KPUM Sumut Sejahtera. Pembayaran angsuran kredit dilakukan sekali seminggu. Di tahapan pembayaran angsuran ini, seluruh anggota kelompok juga diwajibkan untuk berkumpul bersama. Namun, pada kenyataannya, kebanyakan anggota kelompok menitipkan angsurannya kepada ketua atau bendahara kelompok, bahkan ada anggota yang jarang malas datang ke pertemuan kelompok. Banyak AO yang melakukan sistem penitipan angsuran dan jarangnya anggota datang ke pertemuan kelompok berakibat kepada ketidakkompakan kelompok, macetnya kredit dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan penulis, motivasi nasabah perempuan memang tidak berpengaruh langsung terhadap keputusan. Walaupun perempuan memutuskan mengambil pinjaman KPUM Sumut Sejahtera, motivasi mereka tak lebih hanya sekadar bergabung agar teman-temannya yang lain yang membutuhkan bisa mendapatkan pinjaman dan merasa belum membutuhkan pinjaman tersebut karena sudah ada usaha sudah mempunyai penghasilan Berdasarkan hasil penelitian, Bank Sumut sebaiknya memperketat dan menjalankan tahapan pembentukan kelompok yang sudah berjalan selama ini dengan mengawasi AO-AO yang bertugas di lapangan. Melalui pengawasan ini, Bank Sumut akan mendapatkan anggota-anggota kelompok yang disiplin dan tidak menjadikan keprihatinan akan teman-temannya sebagai syarat untuk Universitas Sumatera Utara bergabung. Jika sistem dijalankan dengan sebaik-baiknya dan AO tidak berkompromi, maka sistem itu sendiri yang akan menyaring dan menyeleksi anggota.

4.2.9. Pembahasan pengaruh persepsi terhadap keputusan menjadi debitur

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 0 19

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 0 2

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 0 11

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 2 24

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 0 2

Pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Terhadap Kepuasan Debitur Dan Dampaknya Dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) Pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan

0 0 22

Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Nasabah Perempuan Terhadap Keputusan Menjadi Debitur Kredit Peduli Usaha Mikro (KPUM) Sumut Sejahtera Bank Sumut Di Medan

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Nasabah Perempuan Terhadap Keputusan Menjadi Debitur Kredit Peduli Usaha Mikro (KPUM) Sumut Sejahtera Bank Sumut Di Medan

0 1 47

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Nasabah Perempuan Terhadap Keputusan Menjadi Debitur Kredit Peduli Usaha Mikro (KPUM) Sumut Sejahtera Bank Sumut Di Medan

0 0 13

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL NASABAH PEREMPUAN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI DEBITUR KREDIT PEDULI USAHA MIKRO (KPUM) SUMUT SEJAHTERA BANK SUMUT DI MEDAN TESIS

0 0 16