E. Kerangka Berfikir
Berawal dari fenomena-fenomena yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya tindakan yang tidak sesuai norma-norma pada berbagai jenjang
masyarakat kita, khususnya para remaja bangsa ini, hal tersebut menyebabkan dari para ahli pendidikan mengambil tindakan untuk menanggulangi peristiwa
tersebut, yaitu dengan menggalakan pendidikan berkarakter. Mulai dari kurikulum, system pendidikan, atau yang lainnya mereka bahas, perbaharui dan
mereka aplikasikan. Tapi dari berbagai fakta yang ada, yakni semakin meningkatnya kenakalan remaja sebagaimana sudah dicantumkan pada lembar
pendahuluan, pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan masih belum bisa diaplikasikan secara sempurna. Disini penulis mengidentifikasi permasalah
tersebut dari aspek proses pembelajarannya, dan melakukan penelitian dari segi penerapan metode pembelajaran sehingga dapat diambil nilai-nilai karakter yang
mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Perihal yang peneliti kaji karena dalam berbagai metode pembelajaran yang
ada, beberapa dari metode tersebut masih kurang dapat dirasakan manfaatnya dari segi afektif atau keaktifannya serta segi psikomotorik. Diantara alasannya ialah
terdapat hambatan di dalam proses dari penerapan metode tersebut, baik itu dari segi sumber daya manusianya yang kurang bisa menjalankan metode tersebut, dari
segi lingkungannya yang kurang kondusif, atau dari segi obyek sasarannya yaitu peserta didik yang belum bisa menerima materi karena metodenya tidak sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Dalam proses penerapan metodepun terdapat aspek-aspek yang dapat membangun sikap positif dari peserta didik, tapi dari
berbagai metode yang banyak ditemukan oleh para ahli pendidikan luar negeri, metode tersebut masih kurang relevan dengan implementasinya pada latar
belakang atau adat budaya negeri kita yakni Indonesia, yang notabennya masih terdapat system pendidikan tradisional yaitu system pendidikan ala pesantren.
Maka, dari proses pembelajaran metode Amtsilati, yang dimana proses pembentukan karakter sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa di
dalam proses pembelajaran Amtsilati, dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa atau juga proses pemahaman kitab Amtsilati oleh
siswa sendiri, maka akan menghasilkan terbangunnya dan terbentuknya nilai-nilai karakter Islami dari diri siswa. Memang pada penelitian sebelumnya atau tujuan
dari pembelajaran metode Amtsilati yang sesungguhnya adalah cara cepat memahami kitab kuning, tapi K.H Taufiqul hakim sendiri, sebagai penemu
metode Amtsilati sekaligus pengarang kitab Amtsilati, menyatakan bahwa metode Amtsilati bisa diterapkan dengan menggunakan system lama atau dengan
menggunakan kitab lain, seperti kitab fiqih atau ta’lim, yang artinya bahwa tujuan tersebut bisa ditujukan dengan tujuan lain, yakni memahami kitab fiqih atau
ta’lim.
52
Disamping itu, adanya program lanjutan Amtsilati yaitu program pasca Amtsilati, pembentukan karakter Islami bisa lebih dikembangkan karena program
tersebut ialah program pemahaman atas ilmu-ilmu lain, misalnya ilmu akhlakbudi pekerti, tauhid, sejarah dan lainnya. Pemahaman tersebut diarahkan untuk
menjadikan siswa menjadi insan yang ber-akhlak mulia, sebagaimana tujuan dari pendidikan itu sendiri.
53
52
Hakim, op. cit., h.31
53
Hakim, op. cit., h.67-75
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian yang
berjudul
“Penerapan Metode Amtsilati Dalam Pembentukan Karakter Islami Siswa Pondok Pesantren Darul Falah Bangsri
Jepara ” ini belum terlaksana. Penulis berencana akan melakukan penelitian dari
tanggal 8 Januari 2014. Dimulai dengan melengkapi teori-teori dari referensi yang relevan, kemudian penulis akan mulai meneliti di Pondok Pesantren Darul Falah,
Kecamaatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Dengan meneliti di tempat tersebut, maka diharapkan peneliti akan lebih mendalam dan lebih fokus dalam meneliti,
karena pembahasanpermasalahan yang akan diteliti, yakni metode Amtsilati berkembang dari daerah tersebut. Dan dalam kaitannya dengan karakter Islam,
lingkungan tersebut termasuk lingkungan pesantren, yang dimana pesantren adalah lembaga pendidikan pertama kali di Indonesia, yang didirikan untuk
memperbaiki moralkarakter masyarakat Indonesia.
B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode dengan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif analisis. Penelitian KualitatifQualitative research adalah
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Meskipun penelitian ini menggunakan