Muhammad SAW. 2.
Menurut pengertian umum, Islam ialah agama yang diajarkan oleh semua Nabi dan Rasul Allah SWT dari mulai Nabi Adam as sampai Nabi
Muhammad SAW.”
24
Menurut penjelasan Abu al- A’la Al-Maududi, Islam adalah tunduk dan patuh
terhadap perintah orang yang memberi perintah dan larangan tanpa membantah, sedangkan Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa islam itu adalah taslim
menyerah. Taslim itu yakin. Yakin itu percaya. Percaya itu berikrar. Berikrar itu menunaikan, dan menunaikan itu adalah amal.
25
Dalam bukunya yang berjudul nilai-nilai karakter islam berhulu dari akhlak, berhilir pada rakhmat, Rusydi Sulaiman menjelaskan dari sudut pandang nilai
keislaman, bahwa seseorang dapat terhindarterjaga dari kerusakan moral atau perilaku negatif, apabila orang tersebut mempunyai akhlak terutama akhlak
Islami. Bahkan apabila orang tersebut dapat menjalankan nilai keislaman secara istiqomahkontinyu maka orang tersebut akan mendapatkan derajat yang lebih
disisi manusia dan Tuhan, dan perilaku tersebut dikatakan sebagai muru’ah.
Muru’ah adalah batasan kesopanan yang bersifat sangat pribadi yang membawa kearah pemeliharaan diri terhadap tegaknya kebijakan moral dan kebiasaan
seseorang, atau juga dapat didefinisikan sebagai akhlak, etika, tatakrama, adab, sikap, tingkah laku, dan kesopanan pada batasan yang sangat halus.
26
Maka dengan definisi-definisi tersebut, karakter Islami adalah watak, tabiat, atau
perangai seseorang yang dilandasi oleh nilai-nilai agama Islam, artinya watak tersebut tersifati oleh norma-norma keislaman.
2. Dasar-Dasar Karakter dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
“Kementrian Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pembentukan karakter dalam diri individu menyangkut seluruh potensi individu manusia, baik dari sisi
kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik dalam interaksi social-kultural dalam
24
Syamsul Rijal Hamid, Buku pintar Islam, Bogor: Cahaya Islam, 2011, cet. V, h. 20
25
Abu Muslim, 1001 Pertanyaan Soal Jawab Agama,Jakarta, PT Gramedia, 2010, h. 1.
26
Rusydi Sulaiman, Nilai-Nilai Karakter Islam: Berhulu Dari Akhlak, Berhilir Pada Rakhmat, Bandung: Marja, 2013, cet. I, h. 36.
keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang berlangsung seumur hidup. Konfigurasi yang digagas tersebut menyangkut olahhatispiritual and emotional
development olahpikirintellectual deveopment, olahraga dan kinestetik physical and kinesthetic development, dan olahrasa dan karsaaffective and
creativity development ”. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila,
yang dikembangkan dari buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 , antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa,
bersyukur jujur, amanah, adil, tertib, sabar, disiplin, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, punya rasa ibacompassion, berani
mengambil resiko, pantag menyerah, menghargai lingkungan, rela berkorban dan berjiwa patriotik.
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, analitis, ingin tahukuriositas, kepenasaran intelektual, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif.
3. Karakter yang bersumber dari olah ragakinestetik antara lain bersih dan
sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih.
4. Karakter yang bersumber dari oleh rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah, peduli, hormat, toleran, nasionalis, kosmopolitmendunia, mengutaakan
kepentingan umum, cinta tanah airpatriotis, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Dalam pada itu landasan yuridis formal bagi implementasi pendidikan karakter di Indonesia tentu saja adalah konstitusi nasional Undang-Undang Dasar
1945. Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan menjadi norma konstitusional bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sementara itu, dalam konteks universal, juga harus disepakati sebagai dasar filosofi pendidikan karakter apa yang pernah ditulis oleh William Franklin
Graham Jr., berikut ini : When wealth is lost, nothing is lost
When health is lost, something is lost When character is lost, everything is lost
“Bila harta benda yang hilang, tidak ada sesuatu berarti yang hilang Bila kesehatan hilang, ada sesuatu yang hilang
Bila karakter hilang, segala sesuatu hilang”
27
Dalam pernyataan di atas maka dapat garis bawahi bahwa pemerintah menyediakan atau membantu pembentukan karakter melalui bidang yang
menanganinya yakni pendidikan. Oleh karena itu Kementrian Pendidikan Nasional menginstruksikan kepada semua lembaga pendidikan untuk
menanamkan karakter pembangunan mentalcharacter building bagi anak didiknya. Beberapa karakter itu diantaranya kreatif, inovatif, problem selver,
berpikir kritis, dan intrepreneurship atau disingkat KIPBE.
28
Akan tetapi, implementasi pendidikan karakter tidak bisa berjalan optimal karena beberapa hal
yang sebelumnya sudah dibahas pada bab pendahuluan, sebagian diantaranya meliputi:
1. Kurang terampilnya para guru mengimplementasikan pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran
2. Sekolah terlalu fokus mengejar target akademik khususnya lulus ujian
nasionalUN. Karena sekolah masih focus pada aspek-aspek kognitif dan akademik, baik secara nasional maupun lokal satuan pendidikan, aspek
soft skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter
sering terabaikan.
Dalam konteks berbangsa, pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan
pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik-baik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan mampu memberikan
konstribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka Maswardi Muhammad Amin dalam bukunya menyebutkan, “Membangun
27
Samani, op. cit., h. 24.
28
Hamid, op. cit., h. 38.
karakterbudi pekerti bangsa melalui pendidikan non-formal merupakan salah satu alternatif. Pendidikan karakterbudi pekertiakhlak mulia adalah pendidikan
perilaku, perilaku yang unggul dapat di bentuk dari kegiatan-kegiatan pendidikan dimasyarakat”.
29
Setelah kita mengetahui tentang dasar-dasar karakter, seperti halnya penjelasan
diatas, maka
berikut ini
merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, diantaranya:
1. Karakter dipengaruhi oleh hereditas atau bawaannatur
2. Karakter dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk pendidikan dan keluarga.
Muchlas samani dan Hariyanto meyebutkan contoh dari factor yang mempengaruhi karakter,
“Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “Kacang
ora ninggal lanjaran” Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu
atau bambu tempatnya melilit dan menjalar. Kecuali itu lingkungan, baik lingkunan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.
”
30
3. Hubungan Pembentukan Karakter dengan Tujuan Pendidikan