“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”. Qs. Al-Isra’, 17:70 Tapi semua yang manusia terima dari Allah SWT berupa akal, kesehatan,
kekayaan, dan sebagainya, harus dipergunakan dengan baik, atau dengan peraturan Islamsyariat Islam. Apabila tidak dipergunakan dengan syariat Islam
maka manusia bisa lebih rendah dari binatang. Hal tersebut merupakan alasan pentingnya karakter Islam harus ditegakan.
Adi Hidayat mengutip pendapat Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam bukunya, yang menjelaskan bahwa manusia dinamakan sebagai insan, karena karakter
penciptaannya mengharuskan ia bersikap ramah, lembut, dan harmoni dalam berinteraksi dengan ligkungan sosial dan di sekitarnya, dan dengan keramahan
inilah ia dapat mempertahankan nilai hidupnya.
39
C. Nilai-Nilai Karakter Yang Terkandung Dalam Metode Amtsilati
Dilihat dari sistematika metode amtsilati, maka metode tersebut mengandung beberapa nilai karakter, diantara nilai-nilai tersebut ialah:
1. Jujur
Dalam setiap kenaikan jilid Amtsilati, terdapat pengujian dengan menggunakan tes tulis. Tes tulis tersebut mengharuskan siswa untuk mandiri
dalam mengerjakannya, dan apabila Amtsilati sudah selesai, maka diadakan ujian akhir. Ujian tersebut ditempatkan di ruang khusus, yang diawasi oleh beberapa
pengawas dalam 1satu ruangan, sebagaimana tergambar pada skema di atas. Ujian akhir Amtsilati terbagi menjadi dua, yakni tes tulis dan tes lisan. Siswa yang
ketahuan tidak bisa membaca kitab kuning dengan lancar, maka dinyatakan tidak lulus. Hal yang demikian membutuhkan perilaku jujur, dan dengan terbiasanya
39
Hidayat, op. cit., cet. I, h. 8.
akan hal tersebut maka, perilaku jujur akan tumbuh dengan sendirinya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurla Isna Aunillah, bahwa sikap jujur
yang terbentuk membutuhkan hal-hal yang mendukung terbentuknya perilaku tesebut. Bukan hanya sekedar materi yang diberikan tapi juga ada faktor lain,
misalnya guru harus menyediakan sarana yang dapat merangsang Tumbuhnya sikap jujur, keteladanan dari seorang guru itu sendiri, dan adanya keterbukaan
dengan peserta didik.
40
Dari sistem pembelajaran Amtsilati yang telah ada, dan sarananya yang mendukung, serta tenaga pendidik yang memadai, maka peserta
didik pun akan terbiasa dengan perilaku yang jujur. 2.
Kerja Keras Peserta didik yang mengikuti pembelajaran Amtsilati diajarkan untuk kerja
keras, mereka dibiasakan untuk menghafal, memahami, dan latihan membaca dengan terus-menerus. Karena rentan waktu yang di desain dengan sistematik
mengharuskan mereka menguasai Amtsilati secara tepat waktu, yakni untuk penguasaan Amtsilati waktunya antara 3-6 bulan.
3. Disiplin
Banyak guru yang kurang bisa mengontrol siswa, dikarenakan siswa yang susah diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan
pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, maka tidak heran jika ada di antara guru yang menggunakan jalan kekerasan untuk menanamkan sikap disiplin
pada peserta didiknya. Kurangnya sikap atau perilaku disiplin pada peserta didik memang merupakan masalah yang cukup serius, dengan tiadanya sikap disiplin,
maka unsur pembentuk karakter mulia tidak akan tercapai, dan tentu saja akan menghambat dari tercapainya cita-cita pendidikan. Dalam pelaksanaannya
sebenarnya guru dapat melakukan beberapa hal dalam membangun karakter disiplin pada diri peserta didik, diantara hal tersebut yakni:
a. Konsistensi, artinya adanya kesepakatan antara guru dengan peserta didik
selama berada di lingkungan sekolah. b.
Bersifat jelas, artinya sebagai guru harus membuat peraturan secara jelas kepada peserta didik.
c. Memperhatikan harga diri, artinya guru harus dapat memperhatikan sikap
40
Aunillah, op. cit., h. 50.
peserta didik jikalau sedang menghadapi permasalahan dan diusahakan guru dapat mengerti perasaan dari peserta didik tersebut.
d. Memberi pujian kepada peserta didik
e. Memberikan hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan siswa.
f. Bersikap luwes
g. Bersikap tegas, dan
h. Jangan emosional.
41
Proses pembelajaran metode Amtsilati memuat karakter disiplin karena dari pernyataan di atas, sebagian besar pernyataan tersebut cukup mewakili bahwa
pembelajaran Amstilati dapat membentuk karakter disiplin. Dengan sistematisnya waktu pembelajaran Amtsilati dan adanya evaluasi yang kontinyuterus menerus
serta lingkungan pembelajaran yang mendukung maka kedisiplinan terbentuk dengan sendirinya. Sebagai contohnya, ada beberapa kelas yang tingkatannya
sama, yang bersaing dalam pembelajaran Amtsilati. 4.
Kerja Sama Karakter penting yang harus dibangun agar anak didik dapat meraih
keberhasilan, baik di sekolah maupun setelah lulus, adalah kemampuan dalam menjalin kerja sama dengan teman-temannya atau orang lain. Kemampuan dalam
menjalin kerja sama ini dapat diterapkan kepada anak didik dengan sering membuat kerja kelompok pada saat proses belajar mengajar.
42
Di dalam proses pembelajaran Amtsilati-pun, peserta didik diperintahkan untuk belajar bersama
untuk membahas tata bahasa Arab, dan biasanya sebelum memulai pelajaran peserta didik membacamenghafal khulasoh terlebih dahulu secara bersama-sama
dengan irama yang bermacam-macam. Pada proses tersebutlah nilai dari karakter kerja sama terbentuk.
5. KetaatanKepatuhan
Menurut Maswardi Muhammad Amin di dalam bukunya menyatakan bahwa ketaatan merupakan suatu sikap yang melaksanakan dengan hati yang ikhlas,
selanjutnya dilaksanakan dengan penuh kesungguhan hati dan penuh tanggung jawab.
43
Sedangkan menurut Muchlas Samani dan Hariyanto dalam bukunya
41
Aunillah, op. cit., h. 55-60.
42
Azzet, op. cit., h.43
43
Amin, op. cit., h. 101.
menyatakan bahwa kepatuhanketaatan bermakna suatu sikap yang secara cepat dan penuh semangat melaksanakan arahan atau perintah dari mereka yang
bertanggung jawabberkuasa terhadap dirinya.
44
Adapun bentuk dari ketaatan yaitu berupa taatpatuh kepada tuhan, pemimpin, pemerintah, dll. Pada
pelaksanaannya pun siswasantri Amtsilati dituntut untuk menjunjung tinggi sikap taatpatuh terhadap pengasuh pesantren, guruustadz, pembina pesantren, dan
pengurus pesantren. 6.
KesabaranKetabahan Dalam buku yang berjudul “Konsep dan Model Pendidikan Karakter” karya
Muchlas Samani dan Hariyanto, kesabaran atau ketabahan adalah suatu sikap individu yang menerima suatu situasi sulit tanpa memberikan batas akhir atau
mencoba untuk menghindarinya, tidak tergesa-gesa dan tidak bertindak ceroboh.
45
Selain itu ketabahan juga bermakna kekuatan hati untuk menahan stress karena besarnya cobaan dan rintangan sehingga mampu melakukan hal yang terbaik.
46
D. Tinjauan Pustaka