ruang publik masyarakat perkotaan namun tidak meninggalkan identitas kejawaan melalui simbol-simbol yang digunakan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk menunjang proses pencarian data secara lebih mendalam. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini berdasarkan studi pengamatan terlibat, dengan wawancara dan observasi yang dilakukan sejak Februari 2012.
Wawancara dan observasi terutama dilakukan pada
informan kunci yang berasal dari enam
orang informan kunci, tiga berasal dari pedagang angkringan dan tiga yang lainnya berasal dari pengunjung angkringan yang berbeda di Jakarta. Juga
berdasarkan informasi dari empat informan tambahan yang berasal dari pengunjung dari kelas sosial yang berbeda. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa angkringan bukan hanya sekedar usaha informal yang dapat menjadi salah satu cara mengurangi pengangguran di Jakarta, namun juga
angkringan sebagai usaha kuliner berbasis kedaerahan yang harus terus dijaga dari gempuran usaha kuliner yang berasal dari luar negeri.
Angkringan juga merupakan ruang publik masyarakat perkotaan yang mampu menimbulkan dan menunjukan bahwa diskursus demokrasi terjadi
di angkringan walaupun dalam skala yang masih kecil, namun walau demikian dapat terlihat bahwa sesungguhnya masyarakat indonesia masih
perduli dengan keadaan negaranya. Penelitian skripsi milik Klara Puspa Indrawati dengan judul
“Pembentukan Ruang Kolektif Oleh Masyarakat Studi Kasus : Angkringan
Tugu Yogyakarta.
Tahun 2012
”
52
Penelitian ini
mengungkapkan dalam praktek spasial, ruang publik yang tidak berfungsi secara efektif ditransformasikan oleh masyarakat menjadi ruang yang
digunakan secara kolektif. Masyarakat mendasarkan proses perancangan ruang kolektif pada budaya setempat agar ruang tersebut dapat berfungsi
secara efektif. Relasi sosial antar pelaku di ruang kolektif menghasilkan jarak yang mendefinisikan batasan ruang. Ruang kolektif ini lalu menjadi
52
Klara Puspa Indrawati 2012 Pembentukan Ruang Kolektif Oleh Masyarakat Studi Kasus : Angkringan Tugu Yogyakarta, Studi Arsitektur Universtas Indonesia
ruang yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi partisipasi publik dalam operasinya.
Tabel 2.1 Perbandingan Studi Pustaka Terdahulu dengan Penulis
No Pustaka Sejenis
Persamaan Perbedaan
1. Sadhi Sanggakala
“Penggunaan Jalan
Di Kampung
Kota Dan
Perumahan Perumnas
Sebagai Ruang
Interaksi Sosial Kasus Pemukiman
Kampung Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan
Perumnas
II, kelurahan
Baktijaya, Depok”
Interaksi sosial
yang terjadi di tempat umum.
Lokasi penelitian Sadhi di tempat umum yang berupa
jalan sedangkan penulis berada di angkringan.
2. Lolita Susan Ginzel
“Lapo Tuak, Arena Interaksi Sosial Bagi Masyarakat Batak
Toba Studi Kasus: Lapo Tuak
Dame, Kelurahan
Harapan Mulia,
Jakarta Pusat”
Penelitian bersifat
kualitatif Penelitian di
tempat makan kedaerahan
Interaksi yang terjadi
di tempat makan
Mengkaji Usaha Kuliner
dengan Etnik tertentu
Lolita memilih
objek penelitian pada lapo tuak
yang merupakan usaha tempat makan yang berasal
dari suku Batak sedangkan penulis
berada di
angkringan, usaha tempat makan berasal dari suku
Jawa
3. Donovan Bustami
“Interaksi Sosial Penghuni Asrama
Daksinapati Universitas Indonesia Studi
Kasus Tentang Pertentangan Sosial”
Interaksi sosial Donovan memilih asrama
Daksinapati menjadi
tempat penelitiannya
4. Arbany Nurul Aini
“Angkringan: Arena
Demokrasi Masyarakat
Pekotaan dengan Simbolisme Kejawaan Studi Kasus: Tiga
Angkringan di Jakarta Penelitian di
angkringan Penelitian
bersifat kualitatif
deskriptif Mengkaji
Arbany mengangkat
permasalahan tentang
arena demokrasi
masyarakaat perkotaan
yang terjadi di angkringan sedangkan
penulis mengangkat
masalah
Usaha Kuliner
dengan Etnik tertentu
interaksi sosial
yang terjadi di angkringan
5. Klara Puspa Indriwati
“Pembentukan Ruang
Kolektif Oleh Masyarakat Studi Kasus : Angkringan
Tugu Yogyakarta.” Kualitatif
deskriptif Keterletakan
objek pada angkringan
Penelitian Klara mengkaji ruang kolektif yang ada di
angkringan
Sumber: Diolah Berdasarkan Pustaka Sejenis, Tahun 2014
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Tiga buah angkringan yang berada di kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan Waktu Penelitian
: 5 Januari 2014 – 18 Desember 2014
B. Metodologi Penelitian
Menurut Adi Prastowo “metode penelitian adalah strategi umum
yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.
”
1
Dengan menggunakan metode penelitian kita dapat mengetahui data yang kira cari untuk menentukan
data valid, akurat, dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat
digunakan untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
Imam Gunawan berpendapat “penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam mengungkapkan
permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya,
sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
”
2
Selain itu, berbeda dengan Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif yang dikemukakannya adalah “prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
dan individu secara holistik utuh. ”
3
Jadi data yang diperoleh berupa kata-
1
Adi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011, h.8.
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta:Bumi Aksara, 2013, h.80-81
3
Ibid., h.82
kata bukan angka-angka, yang berasal dari wawancara, catatan laporan,
dokumen, dll.
Pada penelitian ini informasi yang didapatkan adalah mengamati dan melihat seputar menjamurnya usaha angkringan di kota Tangerang
Selatan, penulis mewawancarai tiga pedagang angkringan yang ada di kota Tangerang Selatan. Penulis menjadikan para pedagang sebagai informan
kunci. Hal ini penulis lakukan untuk mendapatkan apa saja yang mendorong mereka untuk bermigrasi ke kota Tangerang Selatan dan
membangun usaha kuliner angkringan, serta bagaimana strategi mereka untuk bersaing dengan usaha-usaha kuliner yang berasal dari luar.
Penulis juga akan menggali informasi dari penikmat kuliner angkringan. Penikmat kuliner dijadikan sebagai informan pelengkap,
penikmat kuliner yang akan dipilih sebagai informan pelengkap diutamakan dari pengunjung yang sering datang ke angkringan dan yang
melakukan interaksi dengan pedagang dan para pengunjung lainnya. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Metode penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai fenomena realitas sosial yang menjadi tujuan penelitian ini. Sebagai acuan dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Sampel Sumber Data Penelitian
Sampel menurut Irawan Soehartono adalah “suatu bagian dari
populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
”
4
Penelitian ini dilaksanakan kepada tiga buah usaha kuliner angkringan yang berada di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang
4
Ibid.
Selatan. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Menurut Irawan Soehartono , “dalam teknik ini, siapa yang
akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian. ”
5
Maksud dari pertimbangan ini ialah supaya angkringan yang dipilih tetap menggunakan unsur tradisional sesuai dengan
angkringan yang berada di kota Jogjakarta. Selain itu, penulis juga memilih angkringan yang benar-benar sederhana dengan menggunakan
simbol-simbol kejawaan dalam penggunaan alat-alat makan seperti gelas dan piring yang terbuat dari kaleng, menggunakan arang dalam
memasak. Dalam penelitian ini, peneliti memilih tiga buah angkringan
yang akan dijadikan tempat penelitian. Ketiga buah angkringan terdiri dari dua buah angkringan yang masih bersifat tradisional dan satu buah
angkringan yang sudah modern. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan yang terdapat diantara angkringan modern dan angkringan
tradisional. Ketiga buah angkringan ini dipilih berdasarkan letaknya yang berada pada jalan utama dari Kecamatan Pamulang.
5
Ibid., h. 63
3.1. Gambar Denah Lokasi Angkringan
Denah di atas menggambar kan letak ketiga angkringan yang ada dalam penelitian ini. Ketiga jalan diatas adalah Jl. Surya Kencana,
Jl, Pamulang Raya dan Jl. Dr. Setiabudi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan sebuah hal yang sangat penting dan menjadi dasar keabsahan dan kekuatan sebuah penelitian. Pada awal
pengumpulan data terlebih dahulu peneliti menjadi konsumen pedagang angkringan hingga keakraban terus terjalin antara penulis
dengan pedagang angkringan. Setelah keakraban terjalin kemudian penulis mulai mencoba untuk melakukan wawancara pedagang
angkringan tanpa menimbulkan kesan bahwa penulis sedang mengorek informasi dari informan. Hal ini dilakukan agar jawaban-jawaban yang
di utarakan oleh informan valid dan tidak ada kesan yang ditutup- tutupi. Sumber dan jenis data terbagi menjadi:
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari informan yang ada di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :