Tujuan Penelitian PENUTUP A.
                                                                                batang  bambu.  Di  kedua  ujungnya  digantungkan  dua  set  perangkat, serta  dilengkapi  sebuah  bangku  untuk  penjual.  Satu  set  angkringan
dilengkapi alat dan bahan minuman yang akan diolah, termasuk anglo atau  tungku  berbahan  bakar  arang.  Sementara,  set  yang  lain  memuat
bahan  makanan  siap  saji  yang  hanya  perlu  dibakar  kembali  di  atas tungku.  Perlengkapan  kios  berjalan  ini  masih  sangat  sederhana
mengingat frekuensi perpindahannya cukup tinggi.
3
Konsep  angkringan  yang  kita  kenal  kini  adalah  gerobak dorong  dari  kayu  dengan  tungku  arang.  Di  atasnya  ceret  besar
berjumlah  tiga  buah  sebagai  alat  utama  untuk  menghidangkan  bahan minuman.  Tak  lupa  yang  menambah  suasana  remang-remang  eksotis
adalah    lampu  minyak  kaca  semprong  lampu  teplok  menerangi  di tengahnya.  Tempat  duduk  menggunakan  kursi  kayu  panjang
mengelilingi  sekitar  gerobak  yang  dinaungi  terpal  plastik  gulung sebagai  tenda.  Perpaduan  bersahaja  ini  menjadi  estetika  angkringan
yang  terbentuk  melawan  waktu  dan  perkembangan  jaman.  Meski begitu,  inilah  yang  menjadi  daya  tarik  luar  biasa  dari  warung
angkringan.
4
Dengan konsep kebersahajaan ini warung angkringan mencoba menghadirkan  berbagai  pilihan  menu  kuliner  yang  bersahaja  pula.
Pertama  adalah  makanan  berupa  sego  kucing.  Nasi  bungkus  daun pisang dan koran berisi nasi seukuran kepal tangan disajikan bersama
oseng  tempe,  sambel  teri  atau  sambel  terasi  dan  yang  lainnya  yaitu, gorengan,  sate  usus  dan  sate  telur  puyuh.  Kedua  adalah  minuman
berupa  wedang  jahe,  susu  jahe,  teh  panas  dan  goreng-gorengan.  Kita dapat menikmatinya di waktu sore hari hingga subuh dini hari. Tidak
terlalu mahal namun dapat merasakan makanan enak khas Jawa.
3
Ibid,.
4
Arbany Nurul Aini, Angkringan: Arena Demokrasi Masyarakat Pekotaan dengan Simbolisme Kejawaan Studi Kasus: Tiga Angkringan di Jakarta, Skripsi pada Universitas Negri
Jakarta,  2013,  h 49, tidak dipublikasikan.