Angkringan Milik Mas Warimin

14 Susu Teh Jahe Rp 4.500gelas Sumber: Hasil Temuan Peneliti, Tahun 2014. Menu makanan yang disediakan oleh Mas Min memang sederhana namun walaupun dengan demikian Mas Min sudah memiliki pelanggan setia yang setiap minggunya pasti datang untuk makan lalu mengobrol dengan Mas Min. Seperti penuturan Mas Min dengan membuka usaha angkringan ia mempunyai banyak teman baru untuk bercengkrama, sehingga walaupun harus menjaga angkringannya hingga dini hari tidak ada kejenuhan yang dirasakan oleh Mas Min. Pembeli yang datang silih berganti terkadang Mas Min duduk bersama pembeli di lesehan untuk bergabung mengobrol bersama.

c. Angkringan Ibu Yanti

Ibu Yanti adalah salah satu pemilik angkringan di Pamulang Permai, Tangsel. Angkringan milik Ibu Yanti termaksud angkringan yang modern dan sudah berkembang. letak khusus angkringan Ibu Yanti sangat strategis karena berada di pinggir Perumahan Griya Jakarta yang merupakan jalan raya yang tidak pernah sepi, Ibu Yanti awal membuka usaha angkringan pada tahun 2009. Awalnya Ibu Yanti hanya menyediakan satu meja untuk menaruh makanan, namun seiring berjalannya karena semakin ramai akhirnya Ibu Yanti saat ini memiliki tiga buah meja panjang untuk menaruh makanannya. Ibu Yanti memilih berjualan angkringan dikarenakan mendapat saran dari suaminya bahwa angkringan pada saat itu sedang menjadi trend baru di dunia kuliner. Dengan bermodal kurang lebih enam juta rupiah, Ibu Yanti beserta suaminya membuka usaha angkringan di depan emperan bengkel onderdil motor, dibantu oleh keponakan Ibu Yanti yang bernama Rohman. Pada tahun 2010 ada bengkel yang tutup sehingga Ibu Yanti memilih untuk menyewa bengkel yang sudah pindah, agar tidak lagi menunggu untuk menjajakan dagangannya selepas bengkel tersebut tutup. Dalam hal permodalan khususnya menyewa tempat tersebut, Ibu Yanti terpaksa meminjam uang di salah satu Bank Swasta. Karena lokasi yang cukup strategis di pinggir Perumahan Griya Jakarta maka harga sewa toko tersebut menjadi mahal. Setidaknya setiap tahun Ibu Yanti harus mengeluarkan uang sebesar lima belas juta rupiah. Oleh karena itu, Ibu Yanti berusaha untuk membuat angkringan yang lebih besar dari awalnya sehingga Ibu Yanti dapat memutuskan untuk memanggil para tetangganya yang berada di Klaten. Dengan demikian, angkringan yang dibangun Ibu Yanti juga dapat memunculkan jaringan sosial. Jaringan sosial ini diwujudkan dengan suatu hubungan yang tercipta oleh Ibu Yanti dengan memperkerjakan para tetangganya yang berada di Klaten. Selain itu dengan adanya angkringan Ibu Yanti juga turut serta membantu membuka lapangan pekerjaan baru walaupun dengan skala yang masih kecil. Awalnya yang bekerja hanya Ibu Yanti, suami dan keponakannya yang bernama Rohman. Kemudian mereka mulai memperkerjakan orang lain untuk membantu usaha mereka. Perkembangan lainnya terlihat pada penetapan lokasi di satu tempat walau tetap dengan konsep gerobak tenda. Berkat perkembangan usaha yang pesat, gerobak tenda berganti menjadi toko luas yang disulap menjadi angkringan besar tanpa sepi pengunjung. Secara otomatis, bahan baku harus siap sedia melebihi jumlah yang ditargetkan bersama dengan media usaha lainnya yang dapat mendorong laju perkembangan usaha Sego Kucing. “Ibu baru angkat karyawan di tahun 2011. Itupun awalnya hanya dua orang saja, dan baru berani setelah terlihat cukup meyakinkan pada awal tahun 2012. Takutnya nanti kalau banyak- banyak ndak bisa bayarnya. Ndak ada yang tau, toh, kalau usahanya sukses atau ndak kedepannya .” 9 Perkembangan ekonomi yang terjadi dalam usaha angkringan tersebut dialami pula pada hal sumber daya manusianya. Awal mula hanya satu pekerja yaitu Rohman, kini berkembang menjadi tiga pekerja dan ibu Yanti kemudian menambah tiga orang lagi setelah itu. Sumber daya manusia yang diberdayakan sengaja tertuju pada generasi muda yang rata-rata memiliki semangat kerja maksimal. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Ibu Yanti bahwa. “Pekerja di sini rata-rata masih muda-muda mbak biar gesit melayani pembeli, saya meminta tetangga-tetangga saya di Klaten daripada bengong, mending kerja di Jakarta .” 10 Waktu yang diperlukan dalam berbelanja, memasak, dan melayani pembeli itu harus serba cepat agar tidak ada yang kecewa. Selain itu semua orang yang terlibat dalam Angkringan Ibu Yanti harus dapat mempertahankan stamina dan semangat bekerja dalam waktu seminggu penuh tanpa jeda. Hal tersebut berlaku pula bagi anggota keluarga yaitu Rohman yang turut membantu. Karena Angkringan Ibu Yanti hanya libur pada saat libur nasional keagamaan khususnya Islam. Untuk menu makanan dan minuman yang disediakan oleh Ibu Yanti tidak berbeda dengan angkringan pada umumnya, hanya saja yang membedakan angkringan Ibu Yanti menyediakan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding angkringan lainnya. Jenis makanan yang disediakan di angkringan milik Ibu Yanti memang jauh lebih banyak dibanding dengan angkringan milik Pakde Yono dan Mas Min namun secara menu yang disediakan hampir sama ketiganya. Angkringan milik Ibu Yanti memang jauh 9 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yanti pada 4 September 2014, pukul 21.00 WIB. 10 Ibid. lebih besar dibanding angkringan lainnya. Berikut ini adalah menu yang disediakan oleh angkringan Ibu Yanti. Tabel 4.11 Menu Makanan dan Minuman di Angkringan Ibu Yanti No Makanan dan Minuman