Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari: 1 guru memberikan tes kemampuan awal pretest organ tumbuhan, 2 guru menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada siswa, 3 siswa secara berpasangan membuat peta konsep mengenai organ tumbuhan berdasarkan
handout yang diberikan guru dan buku pelajaran yang dimiliki siswa, 5 perwakilan pasangan mempresentasikan peta konsep yang
telah dibuat, 6 guru menjelaskan konsep organ tumbuhan, dan 7 siswa menarik kesimpulan mengenai konsep organ tumbuhan
berdasarkan peta konsep yang telah dibuat c Pengamatan dan evaluasi
Tahap pengamatan dan evaluasi: 1 observer mencatat setiap aktivitas guru dan siswa dalam lembar observasi selama proses
pembelajaran menggunakan peta konsep, 2 memberikan tes kemampuan kepada siswa pada akhir siklus II post test, dan 3
berdiskusi dengan guru bidang studi dan observer untuk mengetahui tanggapan dan sarannya terhadap proses pembelalajaran
d Refleksi Tahap refleksi: 1 mengolah dan menganalisis data dari siklus II
yaitu pretest, posttest dan hasil observasi, 2 menarik kesimpulan kekurangan pada siklus II, dan 3 merefleksi kekurangan pada
siklus II dan sebagai penentuan apakah perlu penambahan siklus pembelajaran atau tidak.
D. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Sahat Saragih, dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Memperbaiki Miskonsepsi Pembelajaran Analisis Real melalui Pengajaran Remedial
dengan Bantuan Media Peta Konsep dan Tutor Sebaya, diperoleh hasil peengajaran remedial dengan menggunakan bantuan media peta konsep dan
tutor sebaya dala mata kuliah analisis real dapat meminimalkan miskonsepsi mahasiswa sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Neni Hasnunidah, dalam penelitiannya yang berjudul Diagnostik Miskonsepsi Biologi dan Remediasinya dengan Tiga Model Pembelajaran
yang Berbeda peta konsep, siklus belajar, dan penemuan terbimbing, diperoleh hasil penelitian yaitu tingkat miskonsepsi siswa pada materi pokok
Sistem Peredaran Manusia sebelum pembelajaran adalah 79,09 dan setelah remediasi sebesar 29,60. Ketiga macam model pembelajaran yang digunakan
sama efektifnya dalam menurunkan tingkat miskonsepsi siswa pada materi pokok Sistem Peredaran Darah Manusia.
Kadir, dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika, diperoleh hasil penelitian
yaitu secara keseluruhan pengaruh strategi peta konsep tergolong tinggi, yaitu 1,73 kali simpangan baku kelompok kontrol, strategi peta konsep pada
jenjang guru memberikan pengaruh tertinggi, sedangkan teredah terdapat pada jenjang SD dan pengaruh strategi peta konsep tertinggi terjadi pada
perlakuan selama 24 minggu, sedangkan terendah terjadi pada perlakuan selama 6 minggu.
Mia Aina, dengan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Invertebrata dengan Menggunakan Teknik Peta
Konsep, diperoleh hasil penelitian yaitu dengan penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata 6,39 pada siklus II dan
pada siklus III meningkat menjadi 7,16. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 pada siklus III sebanyak 6 orang da yang memperoleh nilai 6,5
sebanyak 39 orang yang artinya secara klasikal proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan.
Jufri, penelitiannya yang berjudul Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian SDAH untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang, didapatkan hasil penelitian yaitu hasil belajar siswa dengan menggunakan peta konsep pada konsep lingkungan dan
pelestarian SDAH dapat meningkat nyata, dengan rata-rata nilai 66,72 pada siklus I, 72,43 pada siklus II dan 82,4 pada siklus III.