konsep dan  diskusi  kelas  mengenai  peta konsep  yang  telah  dibuat oleh perwakilan pasangan.
Pada siklus II ini konsep yang dibahas adalah organ tumbuhan. Tahapan  pembelajaran  pada  siklus  II  tidak  jauh  berbeda  dengan
siklus  I.  Setelah  guru  menjelaskan  materi  organ  tumbuhan  secara umum  dengan  menggunakan  peta  konsep,  setiap  pasangan
diperintahkan  guru  untuk  membuat  peta  konsep  berdasarkan handout yang diberikan guru dan buku materi sebagai bahan acuan
untuk membuat peta konsep. Pada siklus II ini guru memerintahkan setiap  pasangan  untuk  mencantumkan  potongan  gambar  yang
diberikan  guru  di  peta  konsep  yang  dibuat  sebagai  perbaikan  dari siklus II.
Pada  siklus  II  ini  pembelajaran  dengan  peta  konsep  sudah mengalami  peningkatan,  diantaranya  siswa  sudah  terbiasa
menggunakan  peta  konsep  dalam  pembelajaran.  Setiap  siswa membaca handout dengan seksama dan menggarisbawahi kata-kata
penting  dari  suatu  paragraf  sehingga  memudahkan  siswa  dalam membuat  proposisi  sebagai  komponen  utama  suatu  peta  konsep.
Pada  siklus  II  ini  juga  setiap  siswa  turut  aktif  dalam  pembuatan peta konsep,hal ini dikarenakan siswa disusun secara berpasangan,
sehingga  setiap  siswa  terlibat  aktif dalam  pembuatan  peta  konsep. Setiap  siswa  memiliki  kreatifitas  dan  tingkat  kecerdasan  yang
berbeda,  maka  peta  konsep  yang  dibuat  oleh  setiap  pasangan  pun berbeda-beda.
Setelah setiap pasangan menyelesaikan peta konsep, kemudian guru  meminta  perwakilan  4  pasangan  untuk  mempresentasikan
peta  konsep  yang  telah  dibuatnya  di  depan  pasangan  lain  dan dituliskan  di  papan  tulis.  Guru  memberi  kesempatan  kepada
pasangan  lain  untuk  menanggapi  atau  merevisi  peta  konsep  yang telah  ditulis  oleh  pasangan  yang  mempresentasikan.  Setelah  itu
guru  membahas  peta  konsep  dan  meminta  siswa  untuk  mereview
materi  sebagai  tindakan  utnuk  mengetahui  apakah  masih  terjadi miskonsepsi pada siswa.
b. Miskonsepsi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pretest dan posttest yang  berupa  jumlah  miskonsepsi  siswa  dari  15  butir  soal  pilihan
ganda pada siklus II. Berikut ini adalah jumlah miskonsepsi siswa pada siklus II yang terdapat pada Tabel 4.8:
Tabel 4.8. Jumlah Miskonsepsi Siswa pada Pretest dan Posttest Siklus II
Siswa Pretest
Posttest Min -
1 8
4
4
2 10
3
7
3 9
2
7
4 8
3
5
5
8 4
4
6 10
2
8
7
9 2
7
8 9
2
7
9
9 2
7
10 8
2
6
11 7
1
6
12 9
1
8
13 9
2
7
14
10 4
6
15 9
3
6
16
9 2
7
17 9
4
5
18
10 3
7
19 11
2
9
20 9
2
7
21 7
1
6
22 10
4
6
23
10 1
9
24 7
4
3
25
8 3
5
26 6
1
5 58,5
16 42,5
Berdasarkan  Tabel  4.8  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  hasil pretest  dan  posttest  pada  siklus  II  menunjukkan  adanya
pengurangan  miskonsepsi  dengan  persentase  sebesar  58,5 berkurang 42,5 menjadi 16.
Hasil  tes  akhir  yang  dilaksanakan  pada  akhir  pembelajaran  di siklus  II  ini  sudah  memenuhi  pengurangan  miskonsepsi  yang
diharapkan  40.  Pengurangan  miskonsepsi  pada  siklus  II  ini sebesar  42,5.  Selain  itu  juga  nilai  seluruh  siswa  di  atas  KKM
70. Untuk  menguji  signifikansi  penguranngan  miskonsepsi  siswa
dari siklus I ke siklus II, maka dilakukan uji Wilcoxon antara data posttest  siklus  I  dan  II.  Berikut  hasil  pengujian  statistik
menggunakan uji Wilcoxon yang terdapat pada Tabel 4.9:
70
Tabel 4.9. Hasil Uji Wilcoxon Data Posttest Siklus I dan II
N-Pasang J-tabel
J-hitung
22 65
43 Berdasarkan  penghitungan  uji  Wilcoxon,  diketahui  J-hitung
sebesar  43  dan  J-tabel  sebesar  65  J-hitung    J-tabel,  dengan demikian  terdapat  signifikansi  pengurangan  miskonsepsi  antara
siklus I dan II.
c. Hasil Penilaian Rubrik Peta Konsep Siklus II
Berdasarkan  hasil  penilaian  rubrik  peta  konsep  siklus  II, diperoleh data sebagai berikut:
71
Tabel 4.10. Rekapitulasi Rubrik Peta Konsep Siklus II
Siklus II Pertemuan I
Pertemuan II Rata-rata
5,65 6,38
6,02 Keterangan:
Rentangan skor: 1 – 8
70
Lampiran 23, h.182
71
Lampiran 21, h.176
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui skor penilaian rubrik peta  konsep pada  siklus  II  mengalami  peningkatan.  Rata-rata  skor
peta konsep siswa pada siklus II  ini sebesar 6,02 dan sebanyak 10 siswa  mendapat  skor  di  atas  rata-rata.    Peningkatan  skor  peta
konsep pada siklus II  ini dikarenakan  siswa  sudah memahami dan terbiasa  dengan  pembelajaran  peta  konsep.    Pembelajaran  dengan
peta konsep juga dilakukan siswa pada bidang studi pelajaran yang lain.
d. Hasil Penguasaan Konsep Siklus II
Sedangkan untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan  yang telah dilakukan pada penelitian tindakan  kelas siklus II maka data
skor hasil tes pemahaman siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor  rerata  tes  awal  dan  tes  akhir  kemampuan  pemahaman  siswa.
Adapun hasil N-Gain tersebut adalah sebagai berikut:
72
Tabel 4.11. Hasil N-Gain Pretest dan Posttest Siklus II
Pretest Posttest
N-Gain Rata-rata
siswa
41,5 83,57692
0,7168 Tabel 4.12. Persentase N-Gain pada Siklus II
Kriteria Siklus II
Tinggi
65
Sedang 35
Rendah
-
Berdasarkan  tabel  4.11  di  atas  dapat  diketahui  tingkat penguasaan  konsep  siswa  pada  siklus  II.  Hasil  pretest  siklus  I
didapatkan  rata-rata  penguasaan  konsep  siswa  41,5  dan  hasil posttest  didapatkan  rata-rata  penguasaan  konsep  siswa  83,58.
Besarnya peningkatan penguasaan  konsep secara  langsung tampak dari  rata-rata  N-Gain  siklus  II  sebesar  0,7168  atau  dibulatkan
72
Lampiran 25, h.184