BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Hakikat Peta Konsep
1.  Kerangka Dasar Strategi Belajar Peta Konsep
Strategi  peta  konsep  dalam  pembelajaran  sains  sangat  membantu siswa  dalam  proses  belajarnya.  Pemahaman  yang  memadai  dalam
menentukan  hubungan  atau  keterkaitan  antar  satu  konsep  dengan  konsep lain  yang  saling  berhubungan  melalui  strategi  peta  konsep  akan  sangat
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran sains. Peta  konsep  yang  dikemukakan  oleh  Novak  menyatakan  bahwa  peta
konsep merupakan strategi yang berlandaskan belajar bermakna. Di dalam pembelajaran  dengan  peta  konsep  terdapat  keterkaitan  antara  sturktur
kognitif  siswa,  oleh  karena  itu  peta  konsep  termasuk  ke  dalam  strategi belajar bermakna.
Pembelajaran bermakna pertama kali dicetuskan oleh David Ausubel. Pembelajaran  ini  menekankan  pada  ekspositori  dengan  cara  guru
menyajikan materi secara eksplisit dan terorganisasi. Dalam pembelajaran ini, siswa menerima serangkaian ide yang disajikan guru dengan cara yang
efisien.
12
Model  Ausubel  ini  mengedepankan  penalaran  deduktif,  yang mengharuskan siswa pertama-tama mempelajari prinsip-prinsip, kemudian
belajar  mengenai  hal-hal  khusus  dari  prinsip-prinsip  tersebut. Pendekatan ini  mengasumsikan  bahwa  seseorang  belajar  dengan  baik  apabila
memahami konsep-konsep umum, maju secara deduktif dari aturan-aturan atau prinsip-prinsip sampai pada contoh-contoh.
Belajar  bermakna  merupakan  suatu  proses  belajar  dimana  informasi baru  dihubungkan  dengan  struktur  pengertian  yang  sudah  dimiliki
12
Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h.1.5
15
seseorang ketika belajar.
13
Dalam belajar bermakna terjadi proses asimilasi dan  akomodasi.  Asimilasi  merupakan  proses  kognitif  dan  penyerapan
pengalaman  baru  ketika  seseorang  menggabungkan  persepsi  ke  dalam pengetahuan  yang  sudah  ada.  Sedangkan  akomodasi  adalah  suatu  proses
struktur  kognitif  yang  berlangsung  seseuai  pengalaman  baru.  Proses kognitif  tersebut  menghasilkan  terbentuknya  pengetahuan  baru  dan
berubahnya pengetahuan lama.
14
Teori  belajar  bermakna  David  Ausubel  ini  menjelaskan  bahwa  siswa memperoleh  informasi  baru  yang  kemudian  diasimilasikan  dengan
pengertian  yang  dimiliki  siswa.  Hal  ini  sesuai  dengan  pokok  teori konstruktivisme  yang  beranggapan  bahwa  pengetahuan  adalah  hasil
konstruksi manusia. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, maka konsep  baru  harus  dikaitkan  dengan  konsep-konsep  yang  ada  dalam
struktur  kognitif  siswa.  Sehingga  setiap  siswa  memahami  adanya keterkaitan antara konsep baru dengan konsep yang sudah ada sebelumya.
Belajar  bermakna  tentu  berbeda  dengan  belajar  menghafal,  dalam belajar  menghafal  sering  kali  konsep  inti  dan  konsep  penunjang  berbaur
dan  saling  menghambat.  Belajar  menghafal  juga  kurang  memperhatikan keterkaitan  antara  informasi  baru  dengan  dengan  informasi  yang  sudah
dimiliki  sebelumnya.  Sehingga  tidak  ada  keterkaitan  antara  informasi- informasi tersebut. Oleh karena itu belajar bermakna dirasakan lebih baik
dari belajar menghafal dalam kegiatan pembelajaran.
15
Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena  itu  hendaknya  setiap  siswa  pandai  menyusun  peta  konsep  untuk
meyakinkan  bahwa  siswa  tersebut  telah  mengalami  belajar  bermakna. Melalui peta konsep guru dapat menerapkan pembelajaran bermakna pada
setiap bidang studi.
13
Athifah, Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel
,
diakses d
i
http:mardhiyanti.blogspot.com201003teori-belajar-bermakna-dari-david-p.html
14
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta: Arruz Media, 2007, h.119
15
M. Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, NTP Press: Mataram, 2007, h. 101