Siklus II Desain-desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih

Neni Hasnunidah, dalam penelitiannya yang berjudul Diagnostik Miskonsepsi Biologi dan Remediasinya dengan Tiga Model Pembelajaran yang Berbeda peta konsep, siklus belajar, dan penemuan terbimbing, diperoleh hasil penelitian yaitu tingkat miskonsepsi siswa pada materi pokok Sistem Peredaran Manusia sebelum pembelajaran adalah 79,09 dan setelah remediasi sebesar 29,60. Ketiga macam model pembelajaran yang digunakan sama efektifnya dalam menurunkan tingkat miskonsepsi siswa pada materi pokok Sistem Peredaran Darah Manusia. Kadir, dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika, diperoleh hasil penelitian yaitu secara keseluruhan pengaruh strategi peta konsep tergolong tinggi, yaitu 1,73 kali simpangan baku kelompok kontrol, strategi peta konsep pada jenjang guru memberikan pengaruh tertinggi, sedangkan teredah terdapat pada jenjang SD dan pengaruh strategi peta konsep tertinggi terjadi pada perlakuan selama 24 minggu, sedangkan terendah terjadi pada perlakuan selama 6 minggu. Mia Aina, dengan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Invertebrata dengan Menggunakan Teknik Peta Konsep, diperoleh hasil penelitian yaitu dengan penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata 6,39 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 7,16. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 pada siklus III sebanyak 6 orang da yang memperoleh nilai 6,5 sebanyak 39 orang yang artinya secara klasikal proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan. Jufri, penelitiannya yang berjudul Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian SDAH untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang, didapatkan hasil penelitian yaitu hasil belajar siswa dengan menggunakan peta konsep pada konsep lingkungan dan pelestarian SDAH dapat meningkat nyata, dengan rata-rata nilai 66,72 pada siklus I, 72,43 pada siklus II dan 82,4 pada siklus III. Yustini Yusuf, dkk, dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Biologi melalui Penggunaan Peta Konsep pada Siswa kelas II4, SMP Negeri 2 Pekan Baru, diperoleh hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan persentase aktifitas yaitu 72,40 baik siklus I menjadi 81,05 bak sekali pada siklus II dan rata-rata hasil belajar siswa pada sistem pencernaan yaitu 79,18 tinggi dan pada sistem pernafasan 84,04.

E. Kerangka Pikir

Biologi berisi konsep-konsep yang saling berhubungan dan kompleks. Namun kebanyakan guru mengajarkan konsep-konsep biologi tersebut dengan metode ceramah dan hapalan, dan proses pembelajaran yang pasif sehingga banyak siswa yang belum memahami konsep-konsep tersebut secara mendalam, selain itu juga guru tidak memperhatikan konsepsi awal siswa sebelum menerima konsep yang baru, akibatnya terjadi miskonsepsi pada siswa. Dalam kehidupan sehari-hari siswa juga memiliki konsepsi-konsepsi yang berbeda-beda mengenai fenomena alam yang terjadi disekitarnya dan tidak jarang konsepsi yang terbentuk siswa ternyata berbeda dengan konsepsi-konsepsi para ilmuwan. Peristiwa ini juga mengakibatkan miskonsepsi pada siswa. Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi yang benar, hanya dapat ditemukan dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasikan. Miskonsepsi ini dapat muncul pada diri siswa berasal dari pengalaman sehari-hari ketika berinteraksi dengan alam sekitarnya. Dalam menangani miskonsepsi siswa, kiranya perlu diketahui lebih dahulu konsep-konsep alternatif apa saja yang dimiliki siswa dan darimana mereka mendapatkan konsep tersebut. Diperlukan cara-cara mengidentifikasi atau mendeteksi salah konsep tersebut, yaitu melalui peta konsep. Peta konsep merupakan suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi.