Siswa Pretest
Posttest Min -
2 10
3
7
3 10
3
7
4 9
3
6
5
12 5
7
6 13
4
9
7
9 4
5
8 12
8
4
9 12
4
8
10 10
2
8
11 10
3
7
12
9 2
6
13 11
4
7
14
10 3
7
15 11
2
9
16
10 2
8
17 11
6
5
18 11
4
7
19 10
7
3
20
10 5
5
21
8 3
5
22 13
8
5
23
11 7
4
24 13
7
9
25 10
5
5
26 13
5
8 63
25,8 37,2
Keterangan: Min - = pengurangan miskonsepsi dari pretest ke
posttest Berdasarkan  Tabel  4.3  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  hasil
pretest  dan  posttest  pada  siklus  I  menunjukkan  adanya pengurangan miskonsepsi. Persentase miskonsepsi pada pretest
sebesar  63  berkurang  sebesar  37,2  menjadi  25,8  pada posttest.    Namun  hasil  tes  akhir  posttest  yang  dilaksanakan
belum  memenuhi  pengurangan  miskonsepsi  yang  diharapkan yaitu sebesar 40. Pengurangan miskonsepsi pada siklus I ini
hanya  sebesar  37,2.  Selain  itu  juga  masih  terdapat  siswa yang memiliki nilai dibawah nilai KKM 70.
c. Hasil Penilaian Rubrik Peta Konsep
Peta  konsep  digunakan  dalam  pembelajaran  sebagai  upaya yang  dilakukan  guru  untuk  mengatasi  miskonsepsi  siswa.  Pada
siklus  I  peta  konsep  dibuat  siswa  secara  berkelompok.  Rubrik penilaian  peta  konsep  merupakan  format  penilaian  peta  konsep
yang  telah  dibuat  siswa.  Berdasarkan  hasil  penilaian  rubrik  peta konsep pada siklus I, diperoleh data sebagai berikut:
68
Tabel 4.4. Rekapitulasi Penilaian Rubrik Peta Konsep Siklus I
Siklus I Pertemuan I
Pertemuan II Rata-rata
5,53 5,50
5,5 Keterangan:
Rentangan skor: 1 – 8
Berdasarkan  Tabel  4.4  di  atas,  diketahui  rata-rata  skor  siswa dalam  pembuatan  peta  konsep  dari  dua  kali  pertemuan  di  siklus  I
sebesar  5,5  dan  hanya  3  orang  siswa  yang  mendapat  skor  di  atas rata-rata.  Masih  rendahnya  rata-rata  skor  peta  konsep  yang  dibuat
oleh  siswa  dikarenakan  siswa  belum  terbiasa  menggunakan  peta konsep  dalam  pembelajaran  dan  beberapa  siswa  masih  kesulitan
menemukan  kata-kata  penting  untuk  dijadikan  proposisi  peta konsep.  Selain  itu  juga  pembuatan  peta  konsep  dilakukan  secara
berkelompok  yang  memungkinkan  beberapa  siswa  tidak  ikut bekerjasama  dengan  anggota  kelompok  yang  lain.  Akibatnya
penilaian peta konsep pun kurang maksimal.
d. Hasil Penguasaan Konsep
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pretest dan posttest dari 17 butir soal pilihan ganda pada siklus I dan 15 butir soal pada
siklus II.
68
Lampiran 20, h.170
Untuk  mengetahui  tingkat  efektifitas  tindakan  yang  telah dilakukan  pada  penelitian  tindakan  kelas  siklus  I  maka  data  skor
hasil tes pemahaman siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap skor rerata  tes  awal  dan  tes  akhir  kemampuan  pemahaman  siswa.
Adapun hasil N-Gain tersebut adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.5. Hasil N-Gain Pretest dan Posttest Siklus I
Pretest Posttest
N-Gain Rata-rata
siswa
36,76923 74,1154
0,596 Tabel 4.6. Persentase N-Gain pada Siklus I
Kriteria Siklus I
Tinggi 15
Sedang 85
Rendah
-
Berdasarkan  tabel  4.5  di  atas  dapat  diketahui  tingkat penguasaan  konsep  siswa  pada  siklus  I.  Hasil  pretest  siklus  I
didapatkan  rata-rata  penguasaan  konsep  siswa  36,77  dan  hasil posttest  didapatkan  rata-rata  penguasaan  konsep  siswa  74,11.
Besarnya peningkatan penguasaan  konsep secara  langsung tampak dari rata-rata N-Gain siklus I sebesar 0,59 atau dibulatkan menjadi
0,60  dengan  kategori  sedang.  Sehingga  dapat  disimpulkan  telah terjadi  peningkatan  penguasaan  konsep  siswa  pada  siklus  I  dari
hasil pretest ke posttest. Berdasarkan  Tabel  4.6  mengenai  persentase  N-Gain  siklus  I
pada  siswa  diperoleh  keterangan  bahwa  85  berkategori  sedang dan 15 berkategori tinggi.
e. Refleksi
Proses  pembelajaran  dengan  menggunakan  peta  konsep  pada konsep  jaringan  tumbuhan  mampu  membuat  siswa  lebih
terkondisikan  untuk  belajar.  Peta  konsep  dapat  membantu  siswa
69
Lampiran 24, h.183
menyusun  konsep-konsep  yang  kompleks  menjadi  konsep  yang terstruktur dan  mudah  diingat  sehingga  memudahkan  siswa  ketika
belajar.  Berdasarkan  peta  konsep  yang  dibuat  oleh  siswa,  guru dapat  mengetahui  kedelaman  materi  yang  dikuasai  siswa  dan
mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Pada  siklus  I  sebagian  besar  siswa  belum  terbiasa  dengan
pembelajaran  peta  konsep.  Selain  itu  juga  pengurangan miskonsepsi  siswa  dari  pretest  ke  posttest  belum  mencapai  40.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan peta konsep pada siklus I ini masih terdapat kekurangan yaitu:
1  Masih  terdapat  siswa  yang  mengalami  kesulitan  membuat proposisi dan kata penghubung
2  Beberapa  anggota  kelompok  masih  bersifat  pasif  sehingga hanya  sebagian  anggota  kelompok  membuat  peta  konsep
secara benar 3  Siswa  tidak  membaca  handout  secara  seksama  sehingga
mengalami  kesulitan  menemukan  kata-kata  penting  untuk proposisi
4  Pembelajaran  peta  konsep  mengenai  jaringan  tumbuhan  pada siklus  I  tidak  menggunakan  gambar  objek  berupa  gambar  sel
atau  gambar  jaringan  tumbuhan,  sehingga  masih  ditemukan beberapa konsep yang salah pada siswa
5  Pada  saat  pembelajaran  dan  membuat  peta  konsep,  siswa disusun  secara  berkelompok,  akibatnya  hanya  sebagian
anggota kelompok saja yang membuat peta konsep Kendala-kendala di atas menyebabkan ketidakberhasilan siklus
I,  sehingga  perlu  adanya  perbaikan  untuk  siklus  selanjutnya. Adapun perbaikan yang dilakukan untuk siklus selanjutnya adalah:
a  Siswa  dibentuk  secara  berpasangan,  tidak  lagi  secara berkelompok.  Hal  ini  bertujuan  agar  setiap  siswa  turut  aktif