menjadi 0,72 dengan kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan telah terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus II
dari hasil pretest ke posttest. Berdasarkan Tabel 4.12 mengenai persentase N-Gain siklus II
pada siswa diperoleh keterangan bahwa 35 berkategori sedang dan 65 berkategori tinggi.
e. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dari suklus I.
Pada siklus II ini konsep yang dibahas adalah organ tumbuhan. Jika pada siklus I siswa dibentuk dalam bentuk kelompok, pada
siklus II ini siswa dibentuk dalam pasangan. Ketika siswa dibentuk dalam kelompok, beberapa siswa masih pasif dan tidak turut serta
dalam pembuatan peta konsep. Namun ketika siswa dibentuk dalam pasangan, setiap siswa aktif turut serta membuat peta
konsep. Sebagai perbaikan dari siklus I, pada siklus II ini setiap
pasangan diberikan potongan gambar mengenai jaringan atau organ tumbuhan. Potongan gambar tersebut dicantumkan siswa di peta
konsep yang mereka buat. Dari potongan gambar tersebut siswa dapat mengetahui bentuk jaringan yang mereka pelajari dan
hubungannya dengan jaringan lain pada tumbuhan. Selain itu juga guru dapat mengetahui miskonsepsi siswa berdasarkan potongan
gambar yang mereka cantumkan di peta konsep. Tidak terdapat banyak kendala yang dihadapi pada siklus II
ini, dikarenakan setiap siswa sudah terbiasa menentukan proposisi untuk peta konsep yang akan dibuatnya. Pada siklus II ini, setiap
siswa membaca handout yang diberikan guru dengan seksama, sehingga siswa mudah menentukan kata-kata penting untuk
dijadikan proposisi peta konsep. Selain itu juga setiap setiap siswa
sudah terbiasa dengan pembelajaran peta konsep. Peta konsep juga diterapkan siswa pada pelajaran yang lain.
Berdasarkan nilai posttest yang diberikan peneliti setelah akhir pembelajaran pada siklus II, diperoleh hasil terjadi pengurangan
miskonsepsi siswa sebesar 42,5, yang berarti tercapainya target pengurangan miskonsepsi siswa sebesar 40 dan pengurangan
miskonsepsi pada siklus II ini lebih besar dari siklus I yang hanya sebesar 37,2.
f. Keputusan
Berdasarkan 2 siklus yang telah dilakukan dengan
menggunakan peta konsep sebagai strategi pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut:
1 Miskonsepsi siswa dapat dikurangi baik pada siklus I dan II. Selain itu dampak dari berkurangnya miskonsepsi siswa
tercapai peningkatan pengauasaan konsep siswa. Pengurangan miskonsepsi siswa pada siklus II sebesar 42,5. Hal ini
menunjukkan ketercapaian target minimal pengurangan miskonsepsi, yaitu sebesar 40. Dengan demikian tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi miskonsepsi siswa telah berhasil
2 Peta konsep sebagai strategi yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya membuat materi yang kompleks
menjadi lebh sederhana, tetapi juga dapat mengurangi miskonsepsi siwa dan memudahkan siswa dalam menerima
materi karena konsep tersusun secara hirarki yang mudah diterima oleh struktur kognitif seseorang
3 Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pada siklus II menunjukkan arah yang lebih baik dibandingkan siklus I