Karena F
hitung
kurang dari F
tabel
1,38 ≤ 1,86 maka H
diterima, artinya kedua varians homogen.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukan bahwa data keterampilan sosial matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal
dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji t. Setelah melakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t maka diperoleh t
hitung
= 2,64 menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db = 58, diperoleh harga t
tabel α=0.05
= 2,00. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis
Dari tabel 4.11 terlihat bahwa t
hitung
t
tabel
2,64 2,00 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H
1
diterima, dengan taraf signifikansi 5, berikut sketsa kurvanya:
Kontrol 30
177,47
Kelas t
hitung
t
tabel α=0.05
Kesimpulan
Eksperimen 2,64
2,00 Tolak Ho
Kontrol
= 0,05
2,00 2,64
Gambar 4.8 Kurva Uji Perbedaan Data
Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.8, dapat terlihat bahwa nilai t
hitung
yaitu 2,64 lebih besar dari t
tabel
yaitu 2,00. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa �
ditolak, sedangkan
�
1
diterima. �
1
menyatakan bahwa rata-rata keterampilan sosial matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Accelerated Instruction TAI lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran klasikal dengan taraf signifikan 5.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI
Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa
Dari hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan rata-rata keterampilan sosial matematik siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode
klasikal. Ini dikarenakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI memuat beberapa langkah dalam pelaksanaannya yang menciptakan suasana
belajar lebih aktif dan bermakna. Hasil pengamatan sebelum dilakukan pembelajaran dengan model
pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI, kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan, mencatat kemudian
menghafalkan. Pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi pasif sehingga kurang mengembangkan ide-ide dan keterampilan sosial mereka. Ini
mengakibatkan keterampilan sosial siswa kurang berkembang dengan baik. Hal ini terlihat diawal peneliti melakukan penelitian, ketika siswa diminta
mengerjakan soal di papan tulis banyak siswa yang mengeluh “tidak mengerti” atau “tidak bisa”. Selain itu, karena pembelajaran bersifat monoton beberapa
siswa terlihat tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar. Terlihat dari adanya siswa yang lebih memilih mengobrol dengan teman dibandingkan bertanya pada
guru saat mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Selain itu, hasil posttest yang dilakukan diakhir peneitian menunjukkan
perbedaan keterampilan sosial siswa pada aspek kemampuan. Hal ini terlihat dari hasil jawaban kelas ekperimen dan kelas kontrol pada soal keterampilan sosial
untuk setiap indikator yang diberikan. Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kontrol untuk indikator Develop Communication Skills disajikan pada gambar
berikut:
Gambar 4.9 Hasil Jawaban Siswa Indikator
Develop Communication Skills Kelas Eksperimen