Hamzah dan Giri 2010, dengan judulnya

Dalam proses pembelajaran matematika hendaknya guru menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa tersebut guna meningkatkan keterampilan sosial matematik siswa khususnya didalam kelas. Guru harus menciptakan suasana belajar dimana siswa dapat aktif dan memahami fenomena dari segala sisi, kemudian memahami prinsip dan konsep secara langsung, menghubungkan konsep satu dengan konsep lain, serta mampu memecahkan masalah nyata dalam kehidupan. Pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru sehingga materi yang diberikan terasa membosankan, tetapi juga membuat siswa aktif dan merasa senang ketika belajar matematika. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa mudah memahami materi sekaligus meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI. Model pembelajaran TAI melatih siswa untuk menemukan konsep sendiri, membuat siswa aktif selama pembelajaran berlangsung dan materi tidak terasa membosankan. Proses pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru, tetapi kepada siswa, guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan sosial matematik siswa dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. D. Hipotesis Penelitian Dalam suatu penelitian, rumusan hipotesis sangat penting. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan adalah “Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang Lebih Tinggi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI ” 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang pada semester genap bulan Januari tahun pelajaran 20132014 dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas 8.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperimen percobaan semu, yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. Desain eksperimen ini memiliki dua kelompok yaitu: kelompok pertama yang mendapatkan perlakukan treatment sedangkan kelompok kedua merupakan pengendali kontrol. Desain ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design. Dalam desain penelitian ini objek yang akan diteliti akan diberikan tes akhir setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan treatment berupa penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI. Sedangkan pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Klasikal. Desain ini digambarkan pada tabel 3.1 Tabel. 3.1 Desain Penelitian Posttest-Only Control Group Design Kelompok Perlakuan Test Akhir R E X 1 O R K X 2 O Keterangan: R E = Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen R k = Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol X 1 = Perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI X 2 = Perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran klasikal O = Tes akhir Posttest 1 Pada pelaksanaannya, peneliti terlibat langsung dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, sebelum memberikan tes akhir peneliti mengajarkan materi dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI pada kelas eksperimen. Pada tahap akhir peneliti memberikan soal posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 2 . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8.2 dan 8.3 di SMP Negeri 3 Tangerang pada semester genap tahun pelajaran 20132014 dengan jumlah 84 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi 3 . Pada penelitian ini sampel diambil dari populasi dengan teknik Multistage Sampling, yaitu Desain pengambilan sampel secara acak dari dua kelas yang menjadi populasi. Seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, . 206 2 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi Mixed Methods, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 119. 3 Ibid. h. 120. peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Dari kedua kelas yang menjadi populasi, dipilih 30 siswa pada setiap kelas yang akan dijadikan sampel. Kelas eksperimen berasal dari kelas 8.2 sebanyak 30 siswa dan kelas kontrol berasal dari kelas 8.3 sebanyak 30 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diambil dari hasil tes keterampilan sosial matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang dikerjakan oleh kedua kelas tersebut adalah sama. Instrumen tes yang digunakan adalah tes berbentuk essay sebanyak 19 soal yaitu soal nomor 1 a, b, c, d, 2 a, b, c, 3 a, b, c, 4 a, b, c, d, dan 5 a, b, c, d, e. Diberikan tes dalam bentuk essay dikarenakan siswa dituntut menjawab secara teliti, analisis dan sistematik teratur. Peneliti juga mengambil data dari kelas eksperimen berupa lembar observasi yang di isi selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen. Lembar observasi yang peneliti isi bertujuan untuk melihat perkembangan keterampilan sosial matematik siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran. Selain itu dilakukan juga penyebaran angket untuk mengetahui respon keterampilan sosial matematik siswa selama menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI di kelas eksperimen dan model pembelajaran klasikal di kelas kontrol. Pemberian angket dilakukan setelah peneliti menyelesaikan delapan kali pertemuan

E. Instrumen Penelitian

1. Tes Keterampilan Sosial Matematik Instrumen tes keterampilan sosial matematik yang diberikan sesuai dengan indikator keterampilan sosial matematik. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu diberikan kepada 42 siswa kelas 9.5 di SMP Negeri 3 Tangerang. Tes uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi uji prasyarat instrumen yakni dengan menguji validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Analisis Wacana Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X (Penelitian Deskriptif Di Sma Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 7 275

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL J

0 2 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

0 1 32