Dalam proses pembelajaran matematika hendaknya guru menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa tersebut guna
meningkatkan keterampilan sosial matematik siswa khususnya didalam kelas. Guru harus menciptakan suasana belajar dimana siswa dapat aktif dan
memahami fenomena dari segala sisi, kemudian memahami prinsip dan konsep secara langsung, menghubungkan konsep satu dengan konsep lain, serta mampu
memecahkan masalah nyata dalam kehidupan. Pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru sehingga materi yang diberikan terasa membosankan,
tetapi juga membuat siswa aktif dan merasa senang ketika belajar matematika. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat
membantu siswa mudah memahami materi sekaligus meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran Team Accelerated
Instruction TAI. Model pembelajaran TAI melatih siswa untuk menemukan
konsep sendiri, membuat siswa aktif selama pembelajaran berlangsung dan materi tidak terasa membosankan.
Proses pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru, tetapi kepada siswa, guru bertindak sebagai fasilitator. Sehingga dengan menggunakan model
pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan sosial matematik siswa dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D.
Hipotesis Penelitian
Dalam suatu penelitian, rumusan hipotesis sangat penting. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Adapun
hipotesis yang diajukan adalah
“Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang Lebih Tinggi dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI
”
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang pada semester genap bulan Januari tahun pelajaran 20132014 dengan subjek penelitiannya adalah
siswa kelas 8.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperimen percobaan semu, yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen.
Desain eksperimen ini memiliki dua kelompok yaitu: kelompok pertama yang mendapatkan perlakukan treatment sedangkan kelompok kedua merupakan
pengendali kontrol. Desain ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design. Dalam desain penelitian ini objek yang akan diteliti akan diberikan tes
akhir setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan treatment berupa penggunaan model pembelajaran Team Accelerated
Instruction TAI. Sedangkan pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Klasikal. Desain ini
digambarkan pada tabel 3.1
Tabel. 3.1 Desain Penelitian
Posttest-Only Control Group Design Kelompok
Perlakuan Test Akhir
R
E
X
1
O R
K
X
2
O
Keterangan:
R
E
= Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen R
k
= Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol X
1
= Perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI
X
2
= Perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran klasikal O
= Tes akhir Posttest
1
Pada pelaksanaannya, peneliti terlibat langsung dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, serta menarik suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.
Dalam penelitian ini, sebelum memberikan tes akhir peneliti mengajarkan materi dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI
pada kelas eksperimen. Pada tahap akhir peneliti memberikan soal posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
2
. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8.2 dan 8.3 di SMP Negeri 3 Tangerang
pada semester genap tahun pelajaran 20132014 dengan jumlah 84 siswa. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
3
. Pada penelitian ini sampel diambil dari populasi dengan teknik Multistage Sampling, yaitu Desain pengambilan sampel secara acak dari dua kelas
yang menjadi populasi. Seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, . 206
2
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi Mixed Methods, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 119.
3
Ibid. h. 120.
peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Dari kedua kelas yang menjadi populasi, dipilih 30 siswa pada setiap kelas yang akan dijadikan
sampel. Kelas eksperimen berasal dari kelas 8.2 sebanyak 30 siswa dan kelas kontrol berasal dari kelas 8.3 sebanyak 30 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diambil dari hasil tes keterampilan sosial matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang dikerjakan oleh kedua kelas
tersebut adalah sama. Instrumen tes yang digunakan adalah tes berbentuk essay sebanyak 19 soal yaitu soal nomor 1 a, b, c, d, 2 a, b, c, 3 a, b, c, 4 a, b, c, d,
dan 5 a, b, c, d, e. Diberikan tes dalam bentuk essay dikarenakan siswa dituntut menjawab secara teliti, analisis dan sistematik teratur. Peneliti juga mengambil
data dari kelas eksperimen berupa lembar observasi yang di isi selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen. Lembar observasi yang peneliti isi bertujuan
untuk melihat perkembangan keterampilan sosial matematik siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran.
Selain itu dilakukan juga penyebaran angket untuk mengetahui respon keterampilan sosial matematik siswa selama menggunakan model pembelajaran
Team Accelerated Instruction TAI di kelas eksperimen dan model pembelajaran klasikal di kelas kontrol. Pemberian angket dilakukan setelah peneliti
menyelesaikan delapan kali pertemuan
E. Instrumen Penelitian
1. Tes Keterampilan Sosial Matematik Instrumen tes keterampilan sosial matematik yang diberikan sesuai dengan
indikator keterampilan sosial matematik. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu diberikan kepada 42 siswa kelas 9.5 di SMP Negeri 3 Tangerang. Tes uji coba ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi uji prasyarat instrumen yakni dengan menguji validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf
kesukaran.