Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelompok Eksperimen

pernyataan yang bersifat positif dan 2 pernyataan yang bersifat negatif; 2 Social Skills Behavior Perilaku Keterampilan Sosial terdiri atas 5 pernyataan dengan 3 pernyataan yang bersifat positif dan 2 pernyataan yang bersifat negatif; 3 Mindful Skills Or Self Awareness Keterampilan Sadar Atau Kesadaran Diri terdiri atas 6 pernyataan dengan 5 pernyataan yang bersifat positif dan 1 pernyataan yang bersifat negatif; 4 Acquiring Self Confidence Memperoleh Rasa Percaya Diri terdiri atas 4 pernyataan dengan 3 pernyataan yang bersifat positif dan 1 pernyataan yang bersifat negatif. Skala dengan 23 pernyataan yang digunakan untuk mengetahui respon sikap keterampilan sosial siswa tersebut, memuat 17 pernyataan bersifat positif dan 6 pernyataan bersifat negatif. Skala ini diberikan diakhir penelitian. Penyebaran Skala ini bertujuan untuk mengetahui respon sikap keterampilan sosial siswa untuk aspek afektif pada kelas ekperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI. Untuk lebih jelasnya, perhitungan angket dan perolehan persentase keterampilan sosial siswa pada kelas eksperimen disajikan pada lampiran. Data hasil tes keterampilan sosial matematik untuk aspek sikap pada kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Angket Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen No Interval Titik Tengah Frekuensi Frekuensi Kumulatif f fi 1 75-80 77.5 4 13.33 4 2 81-86 83.5 3 10 7 3 87-92 89.5 6 20 13 4 93-98 95.5 8 26.67 20 5 99-104 101.5 6 20 27 6 105-110 107.5 3 10 30 30 100 - Tabel 4.2 menunjukkankan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 6. Nilai sikap keterampilan sosial siswa yang paling banyak diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 93-98 yaitu sebesar 26,67 8 orang siswa dari 30 siswa. Sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 81-86 dan 105-110 yaitu sebesar 10 3 siswa dari 30 siswa. Berdasarkan perhitungan kategori yang dilakukan, diperoleh bahwa keterampilan sosial siswa dikatakan tinggi apabila � 84,33, keterampilan sosial siswa sedang apabila 53,67 ≤ � ≤ 84,33 dan keterampilan sosial siswa rendah apabila � 53,67. Pada kelas eksperimen siswa yang menunjukan keterampilan sosial yang tinggi berjumlah 23 siswa, artinya siswa yang memiliki keterampilan sosial tinggi sebanyak 76,67. Siswa yang menunjukan keterampilan sosial sedang sebanyak 7 siswa, artinya siswa yang memiliki keterampilan sosial sedang sebanyak 23,33. Sedangkan untuk keterampilan sosial rendah tidak ditunjukan oleh siswa kelas eksperimen atau dengan kata lain siswa kelas eksperimen hanya memiliki keterampilan sosial tinggi dan sedang saja. Secara visual penyebaran data keterampilan sosial matematik untuk aspek sikap pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI dapat dilihat pada histogram gambar 4.2. 2 4 6 8 10 12 14 Fr e ku e n si 74,5 86,5 98,5 80,5 92,5 110,5 104,5 Gambar 4.2 Histogram Sikap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas Eksperimen 2. Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelompok Kontrol a Aspek Kemampuan Hasil tes yang diberikan kepada kelas kontrol yang menggunakan model klasikal dengan jumlah siswa 30 orang diperoleh nilai terendah adalah 32 dan nilai tertinggi adalah 88. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes keterampilan sosial matematik kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas Kontrol No. Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi Kumulatif f i f 1 32 - 41 36.5 2 6.67 2 2 42 - 51 46.5 5 16.67 7 3 52 - 61 56.5 8 26.67 15 4 62 - 71 66.5 10 33.33 25 5 72 - 81 76.5 2 6.67 27 6 82 - 91 86.5 3 10 30 JUMLAH 30 100 - Tabel 4.3 menunjukan bahwa banyak kelas adalah 6 dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Nilai pada interval 62-71 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh siswa pada kelas kontrol, yaitu sebanyak 33,33 10 siswa dari 30 siswa. Sedangkan yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu pada interval 32- 41 dan 72-81 sebesar 6,67 2 siswa dari 30 siswa. Skor rata-rata yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu 61,17. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 50, yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5 dan 6. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 50, yaitu siswa pada kelas interval nomor 1, 2, dan 3. Nilai KKM pada tempat penelitian yaitu sebesar 75 untuk mata pelajaran matematika, maka sebanyak 5 siswa kelas kontrol mendapat nilai diatas KKM sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 25 siswa. Sebaran dari keterampilan sosial matematik untuk aspek kemampuan pada kelas kontrol tidak terlalu besar bila di bandingkan dengan kelas eksperimen, hal ini ditunjukan dengan skor varians adalah 177,47 dan skor simpangan baku adalah 13,32. Secara visual penyebaran data keterampilan sosial matematik kelas kontrol pada pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Klasikal dapat dilihat pada histogram gambar 4.3. 2 4 6 8 10 12 Fr e k ue nsi 31,5 51,5 71,5 41,5 91,5 81,5 61,5 Gambar 4.3 Histogram Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas Kontrol b Aspek Sikap Penyebaran skala juga dilakukan pada kelas kontrol diakhir penelitian. Penyebaran Skala ini bertujuan untuk mengetahui respon sikap keterampilan sosial siswa untuk aspek afektif pada kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran klasikal. Untuk lebih jelasnya, perhitungan angket dan perolehan persentase keterampilan sosial siswa pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. Data hasil tes keterampilan sosial matematik untuk aspek sikap pada kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Angket Keterampilan Sosial Kelas Kontrol No Interval Titik Tengah Frekuensi Frekuensi Kumulatif F fi 1 69-74 71.5 5 16.67 5 2 75-80 77.5 1 3.33 6 3 81-86 83.5 6 20 12 4 87-92 89.5 7 23.33 19 5 93-98 95.5 4 13.33 23 6 99-104 101.5 6 20 29 7 105-110 107.5 1 3.33 30 30 100 - Tabel 4.4 menunjukkankan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 6. Nilai sikap keterampilan sosial siswa yang paling banyak diperoleh siswa kelas kontrol terletak pada interval 87-92 yaitu sebesar 23,33 7 orang siswa dari 30 siswa. Sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa yaitu terletak pada interval 75-80 dan 105-110 yaitu sebesar 3,33 1 siswa dari 30 siswa. Berdasarkan perhitungan kategori yang dilakukan, diperoleh bahwa keterampilan sosial siswa dikatakan tinggi apabila � 84,33, keterampilan sosial siswa sedang apabila 53,67 ≤ � ≤ 84,33 dan keterampilan sosial siswa rendah apabila � 53,67. Pada kelas kontrol siswa yang menunjukan keterampilan sosial yang tinggi berjumlah 18 siswa, artinya siswa yang memiliki keterampilan sosial tinggi sebanyak 60. Siswa yang menunjukan keterampilan sosial sedang sebanyak 12 siswa, artinya siswa yang memiliki keterampilan sosial sedang sebanyak 40. Sedangkan untuk keterampilan sosial rendah tidak ditunjukan oleh siswa kelas kontrol atau dengan kata lain siswa kelas kontrol hanya memiliki keterampilan sosial tinggi dan sedang saja. Secara visual penyebaran data keterampilan sosial matematik untuk aspek sikap pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran klasikal dapat dilihat pada histogram gambar 4.4. Gambar 4.4 Histogram Sikap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas Kontrol 2 4 6 8 10 12 F re k u e n si 68,5 80,5 92,5 74,5 86,5 110,5 104,5 98,5

3. Perbandingan Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas

Eksperimen dengan Kelas Kontrol a Aspek Kemampuan Berdasarkan uraian mengenai keterampilan sosial matematik siswa kelas eksperimen dan keterampilan sosial matematik siswa kelas kontrol dapat terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan keterampilan sosial matematik antara kelas eksperimen kelompok dengan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI dengan kelas kontrol kelompok yang diajarkan dengan model pembelajaran klasikal, dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 30 30 Maksimum 95 88 Minimum 28 32 Rata-rata 71,10 61,17 Median Me 71,50 61,50 Modus Mo 70,70 63,50 Varians 245,63 177,47 Simpangan Baku S 15,67 13,32 Kemiringan 0,02 -0,17 Ketajaman 0,27 0,24 Tabel 4.5 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelas. Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 71,10 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 61,17 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 9,93. Nilai median Me kelas 2 4 6 8 10 12 F re k uens i Kelas Eksperimen Kelas Kontrol eksperimen lebih tinggi daripada nilai median Me kelas kontrol dengan selisih 10 dan nilai modus Mo kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai modus Mo kelas kontrol dengan selisih 7,20. Nilai siswa tertinggi dan terendah dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 95 dan 28. Artinya keterampilan sosial matematik perorangan tertinggi dan terendah terdapat di kelas eksperimen. Jika dilihat dari sebaran data kedua kelas terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki sebaran yang lebih heterogen karena memiliki nilai varian dan simpangan baku yang lebih besar dari kelas kontrol. Berarti keterampilan sosial matematik pada kelas ekperimen lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan keterampilan sosial matematik pada kelas kontrol lebih mengelompok. Untuk tingkat kemiringan di kelas eksperimen 0,02, karena nilai sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang kekiri atau landai kiri. Dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Pada kelas kontrol memperoleh kemiringan -0,17, karena nilai sk 0, sama dengan kelas eksperimen maka kurva memiliki ekor memanjang kekiri atau landai kiri. Karena kedua kemiringan kurang dari 0, maka kemiringannya negatif. Artinya kecenderungan data baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengumpul diatas rata-rata. Ketajaman kurtosis pada kelas eksperimen lebih dari 0,263 maka model kurva adalah runcing leptokurtis sehingga data makin mengelompok dan kelas kontrol kurang dari 0,263 maka model kurva adalah datar platikurtis. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi tindakan berupa pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction TAI dan kelas kontrol yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran klasikal dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Kurva Perbandingan Nilai Keterampilan Sosial Matematik Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 4.5, penyebaran nilai keterampilan sosial matematik siswa pada kelompok eksperimen 71,10 cenderung mengumpul di atas nilai rata- rata kelompok kontrol 61,17. Pencapaian nilai maksimum siswa pada kelas kontrol 88 masih berada dibawah nilai maksimum siswa pada kelas eksperimen 95. Hal tersebut menunjukan bahwa keterampilan sosial matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan keterampilan sosial matematik siswa pada kelompok kontrol. Penelitian ini mengukur keterampilan sosial matematik berdasarkan dua indikator yaitu Develop Communication Skills dan Resolve Conflicts. Ditinjau dari indikator keterampilan sosial matematik untuk aspek kemampuan tersebut, skor persentase rata-rata indikator keterampilan sosial matematik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Indikator Keterampilan Sosial Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Indikator Keterampilan Sosial Skor Ideal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 Develop Communication Skills 24 16,27 67,78 14,87 61,94 2 Resolve Conflicts 36 26,27 72,96 21,53 59,81

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Analisis Wacana Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X (Penelitian Deskriptif Di Sma Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 7 275

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Accelerated Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 01 Sepanjang Kecama

0 1 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL J

0 2 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

0 1 32