Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth tahun 2007 dengan judul “Pengaruh Resiko Sistematis dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan di BEJ”. Variabel makro ekonomi yang diteliti terdiri dari; nilai tukar, GDP, suku bunga, dan inflasi. Hasil dari penelitian menemukan bahwa
resiko sistematis dan makro ekonomi memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham. Variable GDP dan nilai tukar memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham secara parsial sedangkan variabel resiko sistematis, inflasi, dan suku bunga tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham secara parsial. Penelitian yang dilakukan oleh Mudji Utami dan Rahayu Mudjilah tahun
2003 dengan judul “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi”. Hasil
penelitian membuktikan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham badan usaha selama periode krisis ekonomi. Secara parsial hanya suku
Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh M.Y. Dedi Haryanto dan Riyatno pada tahun 2007 dengan judul ”Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai
Kurs terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ”. Sampel yang digunakan dikelompokkan menjadi perusahaan manufaktur dan non-manufaktur.
Hasil penelitian bahwa variabel makro yaitu nilai kurs dan suku bunga mempengaruhi risiko sistematik saham, namun hasilnya tidak konsisten pada dua
karakteristik industri yang berbeda. Pada perusahaan manufaktur hanya kurs yang mempengaruhi risiko saham sedangkan pada perusahaan non-manufaktur suku
bunga SBI yang mempengaruhi risiko sistematis saham. Selain itu hasil menunjukkan bahwa hubungan antara suku bunga SBI dan risiko sistematis saham
adalah negatif. Hasil penelitan berbeda dengan penjelasan yang semestinya yaitu jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga misal
deposito juga akan naik. Penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin pada tahun 1997 yaitu dengan
judul ”Determnants of Systematic Risk : The Experience of some Indon esian Common Stock”. Menggunakan sampel 60 perusahaan non-financial pada tahun
1994-1997. Hasil penelitan yaitu “faktor-faktor ekonomi seperti Tingkat Pendapatan Daerah yaitu PDB Produk Domestik Bruto GDP aktual, Inflasi,
suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap risiko sistematis sedangkan faktor-faktor keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
risiko sistematis.
B. Harga Saham
Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Harga saham adalah harga suatu saham yang diperdagangkan di bursa. Harga saham sering dicatat berdasarkan perdagangan terakhir pada hari bursa
sehingga sering disebut harga penutupan. Oleh karena itu harga saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi penutupan terakhir pada hari bursa. Harga
saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung
meningkat, sebaliknya pada saat banyak pemilik saham menjual saham yang dimilikinya, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan
Anoraga, 2006:59. Market Price merupakan harga pada saat riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham
pada pasar yang sedang berlangsung. Harga pembukaan bursa merupakan harga pada saat penutupan closing price. Menurut Boedie et. al. dalam Utami dan
Mudjilah, 2003 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu profitabilitas, suku bunga, inflasi, nilai tukar, tingkat pengangguran,
transaksi berjalan, defisit anggaran. Harga sebuah saham dapat berubah atau berfluktuasi dengan cepat bahkan
dalam hitungan menit maupun hitungan detik. Hal tersebut diakibatkan karena banyaknya pesanan yang dimasukkan ke JATS Jakarta Automated Trading
System. Pada perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih 400 terminal komputer dimana para floor trader dapat memasukkan pesanan yang diterimanya
dari nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau perdagangan saham, terdapat beberapa istilah harga saham yaitu Darmadji, 2006:131 :
a. Previous Price menunjukkan harga penutupan hari sebelumnya.
Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.