KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan sebelumnya maka kesimpulan penelitian ini adalah : 1. Menurut delapan perusahaan yang termasuk dalam Industri Tekstil yaitu PT. Eratex Djaja Tbk, PT. Ever Shine Textile I. Tbk, PT. Panasia Indosyntex Tbk, PT. Karwell Indonesia Tbk, PT. Hanson International Tbk, PT. Panasia Filament Inti Tbk, PT. Pan Brothers Tex Tbk, dan PT. Roda Tex Tbk menyatakan bahwa risiko sistematis, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian ini,yaitu terdapat pengaruh signifikan risiko sistematis, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi secara simultan terhadap harga saham industry tekstil di BEI. Pengaruh signifikan tersebut dapat diketahui dari hasil pengujian dengan bantuan Software SPSS 14.00 for windows yaitu karena F hitung lebih besar F tabel pada tingkat signifikan α = 5 5,278 2,69. Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 2. Menurut delapan perusahaan yang termasuk dalam Industri Tekstil yaitu PT. Eratex Djaja Tbk, PT. Ever Shine Textile I. Tbk, PT. Panasia Indosyntex Tbk, PT. Karwell Indonesia Tbk, PT. Hanson International Tbk, PT. Panasia Filament Inti Tbk, PT. Pan Brothers Tex Tbk, dan PT. Roda Tex Tbk menyatakan bahwa : a. Risiko sistematis yang dihitung dengan indeks beta berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia. Berarti harga saham individual berfluktuasi tidak bersamaan dengan berfluktuasinya harga pasar atau dengan kata lain bahwa terjadi kondisi yang berlawanan, yaitu jika secara umum harga saham mengalami kenaikan maka harga saham individu mengalami penurunan, demikian sebaliknya apabila secara umum harga saham mengalami penurunan maka harga saham individu mengalami kenaikan. b. Nilai tukar mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham Industri Tekstil di Bursa Efek Indonesia. Berarti apabila nilai tukar naik maka harga saham akan naik juga, demikian sebaliknya apabila nilai tukar turun maka harga saham akan menurun juga. c. Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk secara keseluruhan. Apabila terjadi kenaikan harga produk maka akan mengakibatkan investor tidak berminat untuk membeli saham, sehingga harga saham akan turun karena permintaan lebih kecil dibandingkan penawaran. Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 d. Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik ceterus paribus. Apabila suku bunga meningkat maka harga saham akan turun, hal tersebut dapat terjadi karena investor akan lebih tertarik terhadap investasi tang terkait dengan suku bunga misalnya deposito dengan cara memindahkan investasinya dari saham Tandelilin, 2001:48-49. Apabila saham banyak dijual dengan kata lain bahwa permintaan lebih kecil dari pada penawaran akan mengakibatkan harga saham tersebut menjadi turun. Demikian juga sebaliknya apabila suku bunga menurun maka harga saham akan menjadi naik, hal tersebut dapat terjadi disebabkan jumlah saham yang diminta akan menjadi banyak, yang sesuai dengan hukum permintaan- penawaran apabila permintaan lebih besar dari pada penawaran maka harga akan menjadi naik atau lebih tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tersebut akan tetapi tidak signifikan. 3. Menurut delapan perusahaan yang termasuk dalam Industri Tekstil yaitu PT. Eratex Djaja Tbk, PT. Ever Shine Textile I. Tbk, PT. Panasia Indosyntex Tbk, PT. Karwell Indonesia Tbk, PT. Hanson International Tbk, PT. Panasia Filament Inti Tbk, PT. Pan Brothers Tex Tbk, dan PT. Roda Tex Tbk menyatakan bahwa tidak ada hubungan korelasi antara risiko sistematis, nilai tukar, suku bunga, dan inflasi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang semestinya, seperti yang dikemukakan oleh Sukirno 2004:397 bahwa inflasi, nilai tukar, dan suku bunga mempunyai korelasi atau saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hal tersebut dapat Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 terjadi disebabkan perbedaaan sampel, jumlah sampel, dan periode tahun yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Tandelilin tahun 1997 bahwa nilai tukar, suku bunga, dan inflasi tidak berpenagruh signifikan terhadap risiko sistematis yang berarti tidak ada hubungan anatara variabel tersebut.

B. SARAN