Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.8 Hasil Park Test Coefficients a 2,509 ,852 2,946 ,007 -,448 ,345 -,243 -1,301 ,204 ,079 ,110 ,147 ,717 ,479 -,003 ,003 -,158 -,780 ,442 -,204 ,425 -,091 -,482 ,634 Constant Risiko_Sistematis Nilai_Tukar Suku_Bunga Inflasi Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: LN_U21 a. Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa model regresi tidak terkena heterokedastisitas, karena sig. variabel independent bebas pada tabel lebih besar dari 5 0,05 berarti data tidak terkena heterokedastisitas Sig. Risiko Sistematis = 0,204 0,05 Sig. Nilai Tukar = 0,479 0,05 Sig. Suku Bunga = 0,442 0,05 Sig. Inflasi = 0,634 0,05

c. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu sepertidalam data deret waktu atau ruang seperti data cross section dalam Situmorang at al, 2008:78-95. Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi yaitu dengan melakukan Durbin-Watson Test DW yang diberi simbol d. Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.9 Hasil Durbin-Watson Test Model Summary b ,658 a ,433 ,349 224,48366 1,733 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Inflasi, Suku_Bunga, Risiko_Sistematis, Nilai_ Tukar a. Dependent Variable: Harga_Saham b. Pada hasil output hasil Durbin-Watson Test pada Tabel 4.9 maka dapat diketahui bahwa nilai d yaitu sebesar 1,829. Nilai d akan dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 32 dan k = jumlah variabel bebas d = 1,733 dl = 1,19 du = 1,729 Sesuai dengan Tabel 1.3 pada BAB I , maka apabila du d 4-du maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terkena autokorelasi positif maupun negatif. = 1,69 1,733 4-1,729 = 1,729 1,733 2,271

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas, dengan ketentuan : Bila VIF 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius Bila VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil uji Multikolineritas Coefficients a 419,471 71,626 5,856 ,000 -64,810 28,976 -,330 -2,237 ,034 ,963 1,039 19,881 9,264 ,348 2,146 ,041 ,798 1,252 -,181 ,279 -,104 -,648 ,522 ,818 1,222 -112,376 35,705 -,468 -3,147 ,004 ,949 1,054 Constant Risiko_Sistematis Nilai_Tukar Suku_Bunga Inflasi Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga_Saham a. Berdasarkan Tabel 4.10 maka dapat diketahui bahwa model tidak terdapat masalah, karena VIF Variance Inflation Factor tidak lebih besar dari 5 yaitu : VIF Risiko Sistematis = 1,039 5 VIF Nilai Tukar = 1,252 5 VIF Suku Bunga = 1,222 5 VIF Infasi = 1,054 5 Selain nilai VIFnya yang dilihat, nilai tolerancenya juga dapat digunakan untuk mengetahui multikolonieritas. Apabila nilai tolerancenya lebih besar dari sig. 5, maka model tidak terkena multikolonieritas. Berdasarkan Tabel 4.10 maka diketahui bahwa model penelitian ini tidak terkena multikolearitas, karena nilai tolerance variabel bebas lebih besar dibandingkan sig. 5. Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Pengujian Hipotesis