Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Inflasi sederhana moderate adalah proses kenaikan harga-harga yang biasanya dialami oleh negara-negara berkembang. Negara tersebut tidak
menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Inflasi yang terjadi antara 5 persen
hingga 10 persen. 3
Inflasi Hiperinflasi Inflasi hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat
cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Misalnya pada Indonesia pada tahun 1965 tingkat
inflasi adalah 500 persen, inflasi pada tahun 1966 mencapai 650 persen. Ini berarti harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 lipat pada
tahun 1966.
G. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham Fakhuruddin, 2001:95. Indeks harga saham
membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah suaru harga saham mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan suatu waktu tertentu.
Penentuan indeks harga saham dibedakan menjadi dua, yaitu indeks harga saham individu indeks individu dan Indeks Harga Saham Gabunngan IHSG. Indeks
harga saham individu merupakan indeks masing-masing saham terhadap harga dasarnya. Indeks ini tidak mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu
apakah mengalami perubahan kenaikan atau penurunan. IHSG disebut sebagai Indeks Pasar market index merupakan alat ukur
kinerja sekuritas khususnya saham yang terdaftar di bursa yang digunakan bursa-
Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
bursa di dunia. Indeks harga saham gabungan merupakan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Setelah bergabungnya PT Bursa Efek
Jakarta BEJ dan PT Bursa Efek Surabaya BES menjadi Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 10 November 2007 maka secara umum harga saham dapat
dinilai berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI. Indeks di pasar modal mempunyai fungsi antara lain sebagai benchmark kinerja fortofolio,
indikator tren pasar, indikator tingkat keuntungan, dan sebagai fasilitas perkembangan produk derivatif. IHSG juga menunujukkan pergerakan saham
saham secara umum yang tercatat di burs efek Anoraga, 2001 : 21. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dapat digunakan unutk menilai situasi pasar secara
umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG Indonesia merupakan salah satu indeks yang merangkum
perkembangan harga saham-saham di Bursa Efek Indonesia. IHSG dapat dibaca sebagai gambaran ekonomi nasional Indonesia. Apabila IHSG menunjukkan
peningkatan berarti bahwa keadaan ekonomi sedang dalam siklus membaik dan sebaliknya jika IHSG menurun menjelaskan bahwa keadaan ekonomi Indonesia
sedang mengalami kesulitan Selain indeks harga saham individu dan IHSG, ada dua jenis indeks harga
saham yang digunakan dalam kegiatan di Bursa Efek Indonesia yaitu indeks harga saham sektoral dan indeks LQ45. Indeks harga saham sektoral yaitu menggunakan
semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. Indeks LQ45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham
dan disesuaikan setiap enam bulan, dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah Fakhuruddin, 2001 : 203.
Anri Ayen Pane : Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Sukubunga, Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia, 2009.