45
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu survei analitik atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.
Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena faktor resiko dengan efek atau akibat dari adanya faktor resiko. Faktor resiko adalah faktor-faktor
yang mengakibatkan terjadinya efek pengaruh. Dalam penelitian ini, faktor resiko yang disebut sebagai variabel independen meliputi kebiasaan merokok, status gizi,
pemberian asi ekslusif dan status imunisasi, kepadatan hunian, ventilasi rumah, kelembapan dan pendidikan orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross
Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dan efek dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
point time Notoatmodjo, 2010.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi pada studi ini adalah semua balita dengan umur 1-5 tahun yang berada di kelurahan Ciputat periode bulan Agustus tahun 2013 dengan responden ibu
balita.
46
4.2.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak balita yang berumur 1-5 tahun yang melakukan pemeriksaan ke Posyandu bulan terakhir yakni JuliAgustus yang ada
dikelurahan Ciputat. Perhitungan jumlah sampel balita yang akan diambil diperoleh dengan rumus besar sampel menurut Lemeshow 1997 dengan menggunakan rumus
uji hipotesis beda dua proporsi, yaitu :
Keterangan : n
: Jumlah sampel minimal yang diperlukan P1
: Proporsi variabel kebiasaan merokok didalam rumah balita yang mengalami ISPA sebesar 61 Irianto, 2006
P2 : Proporsi variabel kebiasaan tidak merokok didalam rumah balita
yang mengalami ISPA sebesar 34,6 Irianto, 2006 P
: Rata-rata proporsi Z1-
α2 : Derajat kemaknaan α pada dua sisi two tail yaitu sebesar 5=1,96 Z1-
β : Kekuatan uji 1-
β yaitu sebesar 80=0,84
Tabel 4.2.3 Hasil Perhitungan Sampel
Variabel P1
P2 α
β N
Kelembapan P1: Tidak Memenuhi Syarat
P2: Memenuhi Syarat 0,778
0,271 5
80 12
10 9
1 19
47
Fidiani,2006 5
90 16
10 12
1 24
Status Gizi P1: Gizi Kurang
P2: Gizi Baik Wattimena,2004
0,821 0,435
5 80
18 10
13 1
30 5
90 38
10 19
1 25
Ventilasi P1: Tidak Memenuhi Syarat
P2:Memenuhi Syarat Wattimena,2004
0,714 0,353
5 80
23 10
17 1
37 5
90 31
10 24
1 48
Kebiasaan Merokok P1: Ada
P2:Tidak Ada Irianto,2006
0,602 0,341
5 80
44
10 32
1 71
5 90
60 10
46 1
91 Berdasarkan hasil perhitungan sampel pada tabel diatas, jumlah sampel yang
akan diambil adalah yang paling besar yakni 44 orang P1: kebiasaan merokok didalam rumah balita yang mengalami ISPA dan P2: Proporsi kebiasaan tidak
merokok didalam rumah balita y ang mengalami ISPA pada α : 5 dan β : 80.
Dari hasil tersebut kemudian dilakukan perhitungan sampel minimal dengan menggunakan perbandingan dari hasil Lindawaty, 2003 yaitu hasil dari responden
yang tidak mengalami ISPA sebesar 49,7 :
44 = N =
N = 88 balita