Daerah Pemasaran Tata Letak Perusahaan

c. Penentuan lokasi berdasarkan lingkungan Berdasarkan letak geografisnya pertimbangan ini dilakukan oleh perusahaan karena lokasi ini jauh dari perkotaan, sehingga polusi-polusi yang ditimbulkan oleh pabrik seperti polusi air, polusi kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi tidak mengganggu pemukiman penduduk, selain itu juga manfaat yang diperoleh dari lingkungan yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar untuk bekerja dipabrik sehingga tingkat pendapatan penduduk nantinya dapat meningkat.

2.4. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran yang dilakukan oleh PT. Sumbetri Megah umumnya ditujukan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur listrik PLN, namun perkembangan kebutuhan tiang listrik yang begitu cepat sehingga pihak swasta pun ikut berperan dalam perkembangan infrastruktur pemasangan jaringan listrik di negara kita ini. Perusahaan tidak membatasi permintaan tiang baik dari pihak PLN maupun dari pihak swasta tetapi sesuai dengan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Sampai saat ini pemasaran tiang listrik beton yang dilakukan PT. Sumbetri Megah telah mencapai beberapa daerah seperti Padang, Jambi, Riau, dan Pekanbaru, walaupun sumber penjualan utama ditujukan kepada daerah Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara. Dengan adanya pihak manajemen pemasaran yang handal maka rencana pemasaran akan dikembangkan lagi hingga penjualan tiang mencakup seluruh daerah yang ada di kepulauan sumatera. Universitas Sumatera Utara

2.5. Proses Produksi

Proses pembuatan tiang listrik beton yang diterapkan PT. Sumbetri Megah sudah menggunakan teknologi semi otomatis, dimana untuk memproduksi tiang listriknya perusahaan menggunakan sebagian besar alat bantu. Hal ini sangat membantu kelancaran proses produksi baik itu dari segi tenaga manusia, waktu pembuatan, dan juga hasil produksinya akan jadi lebih baik, sesuai dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tiang listrik beton juga sudah diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses produksinya. Adapun bahan baku yang sudah distandarkan meliputi: Semen, pasir dan batu split.

2.5.1. Standar Mutu Produk

PT. Sumbetri Megah telah melakukan standarisasi terhadap produk yang dibuatnya. Perusahaan berpedoman bahwa mutu produk adalah hal yang utama dalam menjalankan usaha. Adapun usaha yang dilakukan perusahaan adalah melakukan pengujian terhadap produk tiang listrik, adapun pengujiannya antara lain : a. Hammer Test Hammer Test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk menentukan kekerasan tiang beton. Pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik, maka kekerasan tiang yang diperoleh akan baik pula. Cara yang dilakukan untuk mengetesnya yaitu mengambil bahan baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel ini dibawa ketempat pengujian dan dibiarkan mengeras selama Universitas Sumatera Utara 7 hari dan setelah hari yang ditentukan tercapai maka sampel yang mengeras tadi dipukul dengan hammer. Apabila sampel yang dipukul tidak mengalami peleburan maka kualitas kekerasan yang diperoleh baik. b. Slump Test Slump Test adalah tes pengujian yang dilakukan kepada concreate, dimana kita dapat memastikan bahwa adukan bahan baku sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Cara melakukan pengujian Slump Test yaitu pengambilan bahan baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam slump dan dipadatkan dengan besi tumpul. Setelah pemadatan dilakukan selama 2 menit maka slump dilepas dan kemudian didiamkan selama 3 menit, dan langkah selanjutnya yaitu melakukan pengukuran tinggi permukaannya. Penyusutan terhadap sampel yang diinginkan adalah 2 cm – 4 cm. Maksud dari penyusutan 2 cm- 4cm ini adalah adukan beton yang diperbolehkan saat produksi dan setelah produk itu selesai tidak boleh melebihi 4 cm. c. Proof Test Proof test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kelenturan tiang beton. Kelenturan tiang akan baik apabila pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik. Cara yang dilakukan untuk melakukan uji proof test ini adalah tang listrik yang berada di stock yard dibawa kelapangan depan dekat perendaman. Setelah itu diuji dengan culling machine sehingga diperoleh kelenturan tiang beton tersebut. Universitas Sumatera Utara d. Promp Test tes Kubus Promp Test tes Kubus adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekerasan dari tiang listrik beton. Kubus ini memiliki ukuran 20 x 20 cm, dan cara yang dilakukan untuk pengujiannya yaitu mengambil bahan baku sebagai sampel, kemudian dibawa kelaboratorium dan didiamkan selama 7 hari sampai mengeras. Adapun cara lain yang digunakan agar sampel cepat mengeras yaitu melakukan steaming selama 4 jam, setelah mengeras diproses dengan promp test. Standar PBI Peraturan Beton Indonesia kekerasan tiang beton harus mencapai 450 kgcm 2 setelah 3 hari perendaman. Pengujian mutu produk ini dilakukan di laboratorium pabrik dan dilaksanakan saat proses produksi berlangsung ataupun setiap periode tertentu. Namun, jika perusahaan tidak melakukan uji mutu tersebut, maka pihak manajemen dapat mentolerir hal itu dengan syarat komposisi bahan yang digunakan dalam produksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya ataupun Standar Perusahaan Listrik Negara. SPLN.

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Untuk menghasilkan kualitas tiang beton yang baik, maka digunakan bahan baku yang baik pula, sesuai dengan standarisasi dari campuran bahan. PT. Sumbetri Megah sudah mendapat penghargaan ISO 9001 : 2000 mengenai kualitas bahan baku yang digunakan. Pengujian bahan baku ini dilakukan di Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan baku yang digunakan dari pembuatan tiang listrik beton ini meliputi : Pasir, Universitas Sumatera Utara Semen, batu split, air, dan rangka. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan meliputi minyak solar, minyak gemuk, tembaga dan plat kuningan terminal. Selain itu digunakan juga bahan penolong untuk meningkatkan harga jual produk yang meliputi cat pilox dan mal cetakan.

2.5.2.1. Bahan Baku

Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah: 1. Semen PT. Sumbetri Megah menggunakan semen Portland dengan merk semen padang tipe I sebagai bahan baku perekat produksinya. Penggunaan semen merk ini disebabkan oleh standar teknis yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Semen ini diperoleh dari Medan. Semen Portland tipe I adalah semen Portland biasa regular, yaitu produk yang umum digunakan untuk bangunan biasa. Semen untuk konstruksi beton bertulang adalah bahan yang mengeras dengan adanya air, dan dinamakan sebagai semen hidraulik. Semen hidraulik ini terdiri dari silikat dan lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar didalam dapur pembakaran dan kemudian dihancurkan menjadi tepung. 2. Pasir Pasir yang digunakan PT. Sumbetri Megah untuk kelancaran proses produksinya disesuaikan dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI. Bahan baku pasir ini diperoleh dari pinggiran sungai Stabat yang dibeli pihak Universitas Sumatera Utara manajemen kepada agen pengelola pasir. Pasir yang baik untuk pembuatan beton ini adalah pasir yang cukup kasar. Gradasi yang baik adalah yang tertahan ayakan mesh 4 mm sebanyak 2, 1 mm minimum 10 dan 0,25 mm berkisar 80 - 90. Maksud dari ayakan 4 mm adalah jarak antar lubang yang terdapat pada ayakan berukuran 4 mm. kandungan tanah pada pasir maksimum 5 . Pasir sebagai agregat yang halus bahan adalah yang lolos dari ayakan mesh dengan ukuran lebih kecil dari 5 mm. Ukuran ayakan dan persentase yang tertinggal dalam mesh, dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Ukuran Mesh Tertinggal 6 12 20 30 2,0 40 2,5 50 3,0 70 6,0 100 20,0 140 32,0 200 12,0 270 9,0 Sumber PT. Sumbetri Megah 3. Batu Split Batu Pecah Batu split yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk kelancaran proses produksinya yaitu batu split dengan ukuran minimum 5 mm dan ukuran Universitas Sumatera Utara maksimum 12 mm. Batu ini diperoleh dari sungai pantai buaya yang di beli oleh pihak manajemen ke agen penjual. Bentuk batu split yang baik untuk digunakan dalam proses produksi adalah batu yang tidak pipih, dan mempunyai permukaan pecah pada seluruh bidangnya. Kandungan Lumpur yang terdapat pada batu pecah maksimum 1 . Batu split dikatakan sebagai batu kasar karena memiliki diameter lebih besar dari 5 mm. Batu split ini menempati sekitar 75 dari isi total cetakan tiang beton, sehingga sifat-sifat batu split ini sebagai komponen bahan baku sangat mempengaruhi perilaku tiang beton. 3. Air Dalam proses pencampuran bahan-bahan untuk pembuatan tiang listrik beton ini digunakan air, karena air merupakan suatu katalisator yang mempunyai daya rekat yang kuat bila bercampur dengan semen dan bahan baku lainnya. Air yang digunakan dalam proses produksi adalah air yang berasal dari sumur bor. Dalam proses pengecoran tidak diperbolehkan menggunakan air asin sebagai katalisator, hal ini disebabkan karena jika dalam pengoperasiannya menggunakan air asin maka ketahanan dari tiang listrik beton tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Faktor penyebabnya lain yaitu air asin dapat menyebabkan korosi pada rangka besi yang ada distruktur penyusun tiang listrik beton. Pada prinsipnya, sebelum air digunakan terlebih dahulu diperiksa kesadahan dan keasaman air. Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu dan karakteristik sesuai dengan standar teknis yang disyaratkan dalam Standar Perusahaan Listrik SPLN maupun dikehendaki oleh konsumen. Universitas Sumatera Utara 5. Rangka Rangka diperoleh dari proses perakitan antara tulangan PC Wire, cincin rangka, dan Spiral Wire dengan kawat paku sebagai pengikatnya. Adapun bahan baku yang digunakan untuk perangkaian rangka ini adalah : a. Prestressed Concrete Wire PC Wire dengan Ø 7 mm. Bahan ini digunakan sebagai tulangan rangka. PC wire ini dibeli dari distributor di Jakarta. b. Kawat paku dengan Ø 4 mm. Kawat beton ini digunakan sebagai pembentuk Spiral Wire dan Cincin rangka. Bahan ini dibeli dari Medan. c. Kawat beton dengan Ø 0,5 mm. Bahan ini digunakan sebagai pengikat antara PC Wire, cincin rangka dan Spiral Wire dan dibeli dari Medan atau Pangkalan Berandan.

2.5.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Minyak Solar Minyak solar ini digunakan sebagai pencuci baut cetakan mal, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penguncian baut saat mal sudah siap diisi dengan bahan baku. Universitas Sumatera Utara 2. Minyak Gemuk Minyak gemuk digunakan untuk mengolesi baut press, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penegangan 3. Minyak Trafo Minyak trafo ini digunakan untuk mengolesi mal agar concreate bahan adukan tidak melekat pada mal saat proses pembongkaran dilakukan.. 4. Tembaga Tembaga ini digunakaan sebagai grounding atau arde pada tiang listrik beton. Tembaga ini berfungsi untuk menetralkan elektron-elektron bila petir menyambar. 5. Kuningan Kuningan ini digunakan untuk mengikat tembaga pada tiang listrik beton.

2.5.2.3. Bahan Penolong

Adapun bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah mal huruf dan cat Pilox. Mal huruf dan Cat Pilox ini digunakan untuk pemberian merk tiang, logo tiang, kode tiang, kekuatan tiang dan tanggal produksi tiang. Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Uraian Proses Uraian proses produksi pembuatan tiang listrik beton pra tegang di PT.

Sumbetri Megah dengan tipe tiang 14-19-350 daN, dimana tiang ini dikerjakan pada jalur atau unit I dengan menggunakan mesin mixing buatan german. Adapun proses produksi pembuatan tiang secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1. Perangkaian Pemasukan rangka dalam mal Pencampuran bahan Mixing Pemasukan campuran ke dalam mal Concrete Filling Penutupan mal dan penegangan PC Wire stressing Pemutaran Spinning Penguapan Steaming Proses Pembukaan Mal Pemberian Logo Penyelesaian akhir Finishing Perendaman Pc Wire K. Paku K. beton Sisa Potongan PC Wire Semen Pasir Air Zat Aditif Batu Pecah Baut dan Mur Uap Panas Air Cat Pylox Semen Pasir Air Cat Pylox Gambar 2.1. Blok Diagram Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Sumbetri Megah Universitas Sumatera Utara 1. Proses Perangkaian a. Pemotongan Prestressed Concrete Wire PC Wire Sebelum dilakukan pemotongan PC Wire harus diuji terlebih dahulu tegangannya dan disusun ke rumah PC Wire yang berbentuk segi enam. PC Wire ditarik dari rumah dan dipotong sesuai dengan tipe tiang yang diinginkan dengan mesin pemotongan cutting machine. b. Pembentukan Ulir Pembentukan ulir ini dilakukan setelah PC Wire dipotong, pemberian ulir ini dilakukan pada kedua ujungnya. Panjang ulir untuk setiap tiang sama, yakni ± 10 cm. Kegunaan dari pemberian ulir ini untuk mempermudah PC Wire saat proses penegangan. c. Pembentukan Spiral Pembuatan spiral ini dilakukan pada mesin spiral yang bekerja secara otomatis. Kawat paku dibentuk menjadi spiral dengan jumlah lilitan yang disesuaikan dengan panjang tiang pada mesin spiral. Proses kerja mesin ini pada saat pembentukan akan berhenti jika spiral untuk jenis tiang tertentu sudah tercapai. d. Pembentukan Cincin Pembentukan cincin dilakukan setelah pembentukan spiral selesai, sisa pembentukan spiral ini yang akan dibentuk menjadi cincin. Caranya yaitu spiral dipotong-potong sesuai jenis tiang tertentu dengan menggunakan tang. Spiral yang telah dipotong-potong Universitas Sumatera Utara kemudian dilas sehingga membentuk cincin. Cincin ini yang nantinya berfungsi untuk menahan rangkaian agar rangkaian menjadi kokoh. e. Pemotongan Kawat Beton Pemotongan kawat beton dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda. Kawat ini dipotong dengan panjang 10-12 cm. Setelah itu kawat dibentuk seperti huruf U, dimana kawat ini nantinya berfungsi sebagai pengikat spiral dan cincin pada PC Wire. f. Pembentukan Rangka PC Wire yang dibutuhkan untuk membentuk rangka ini sesuai dengan jenis tiang yang ingin dibentuk, bila tiang 7 m dan 9 m membutuhkan 4 buah PC Wire yang telah diulir, sedangkan tiang dan 11 m, 12 m, 13 m, dan 14 m adalah enam buah. PC Wire yang telah diulir dimasukkan ke meja perangkaian dan bagian pengkalnya diikat dengan baut. Kemudian spiral direntangkan di sepanjang PC Wire. Ujung PC Wire ditahan, dan pada bagian pangkal ditegangkan. Cincin dipasangkan dengan jarak dari pangkal 40 cm, dan jarak antar cincin adalah 1 m. Spiral yang sudah direntangkan diikatkan pada PC Wire dengan menggunakan kawat beton. 2. Pemasukan Rangka ke dalam Mal Proses pemasukan rangka ke dalam mal dilakukan dengan mengangkut rangka dari penyimpanan rangka yang sudah jadi menuju cetakan mal yang sudah diolesi dengan minyak trafo. Minyak ini sudah tersedia di meja cetakan mal. Universitas Sumatera Utara Rangka dimasukkan ke dalam mal dimana bagian ujung rangka juga diberi minyak trafo. Baut dipersiapkan dan diberi minyak gemuk. Penutup ujung mal dipasang. Setelah itu baut press dimasukkan dan disambungkan dengan PC Wire. Setelah itu letak rangka diluruskan dan PC Wire direntangkan. 3. Pencampuran Bahan Mixing] Bahan-bahan seperti pasir, semen, batu split, air dan zat aditif dimasukkan ke dalam mixer. Pada mixer yang tersedia tempat pengukuran bahan sehingga memperudah proses pencampuran, sedangkan air dialirkan melalui selang menuju pencampuran bahan yang sedang berlangsung. Campuran bahan ini disebut Concrete. Pada unit produksi I mesin Mixer yang digunakan adalah merek cina, dimana mesin ini berjalan untuk mengisi Concrete kedalam cetakan mal. Sedangkan unit produksi II mesin yang digunakan merek Jerman, mesin ini sudah terpasang dilantai produksi sehingga untuk mengisi cetakan mal Concrete dibawa menggunakan ember. Komposisi dari masing-masing bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tiang listrik beton dapat dilihat pada Tabel 3.2. 4. Concrete Filling Pengisian concrete memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan yaitu pada bagian ujung mal 1,5 m dari ujung mal harus diisi padat fungsinya agar tiang tidak mudah patah, sedangkan bagian pangkal tidak terlalu padat sehingga ada ruang kosong yang akan diisi saat spinning berlangsung. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Komposisi Bahan Pembuatan Beton Pra Tegang No Type Tiang Semen Kg Pasir Kg Batu Split Kg PC Wire Kg Kawat Paku Kg Kawat Beton Kg Air Kg Komposisi Arde Kg Berat Tiang Per Batang Kg Ring Spiral Kuningan BC. Draft Besi Beton Polos Pakai Arde 1 7-12-100 daN 51 88 131 8,40 0,20 3,20 0,40 21,00 0,15 0,25 1,74 303,20 305,34 2 9-16-200 daN 103 172 257 10,80 0,40 4,80 0,60 41,00 0,15 0,36 2,22 589,60 592,33 3 9-17-200 daN 104 178 324 10,80 0,40 4,80 0,60 42,00 0,15 0,36 2,22 664,60 667,33 4 9-19-200 daN 118 200 399 10,80 0,40 4,80 0,60 47,00 0,15 0,36 2,22 780,60 783,33 5 11-17-200 daN 140 239 357 19,80 0,70 5,60 0,70 56,00 0,23 0,52 2,52 818,8 822,07 6 11-19-200 daN 170 290 435 19,80 0,70 5,60 0,70 68,00 0,23 0,52 2,52 989,80 993,07 7 12-19-350 daN 198 327 491 28,80 0,80 6,20 0,90 75,00 0,23 0,75 2,63 1.127,7 131,31 8 13-19-350 daN 218 367 550 31,20 0,90 7,00 1,00 87,00 0,23 0,80 2.93 1.262,10 1.266,06 9 14-19-350 daN 248 407 604 33,60 1,20 9,00 1,20 9,00 0,23 0,85 3,23 11.403 1407,31 Sumber : PT. Sumbetri Megah Universitas Sumatera Utara 5. Penutupan Mal Setelah mal diisi dengan concrete maka dilakukan penutupan dengan menggunakan baut dan mur disepanjang cetakan mal. Baut dan mur yang dibutuhkan tergantung tipe tiang yang diinginkan. Untuk menguatkan ikatan baut dan mur digunkan alat pengencang yang disebut Impact Tool. Alat ini digunakan pada unit produksi I, sedangkan unit produksi II menggunakan kunci secara manual. Setelah itu cetakan mal dibawa menggunakan hoist crane menuju proses stressing. 6. Stressing Stressing adalah proses akhir pada PC Wire. Penegangan ini lebih mudah dilakukan, karena kedua ujung PC wire telah terlebih dahulu diberi ulir. Bagian ujung mal diberi Pen, yang berfungsi untuk membuat lubang pada ujung tiang. Diameter Pen adalah 9 mm. Kekuatan stressing ini diberikan tergantung dari tipe tiang yang dibuat. Setelah proses stressing dilakukan maka cetakan dibawa menuju lokasi tempat proses spinning dengan menggunakan hoist crane. 7. Proses Spinning Setelah proses stressing dilakukan maka dilakukan tahapan selanjutnya yaitu proses spinning. Spinning adalah proses pemutaran cetakan mal yang bertujuan untuk memadatkan concrete dalam mal dengan menggunakan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin spinning . Hasil spinning yang baik akan menghasilkan tiang beton yang padat tanpa rongga-rongga. Proses Spinning ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tahap I : 300 rpm selama 3 menit b. Tahap II : 600 rpm selama 5 menit c. Tahap III : 1000 rpm selama 10 menit 8. Proses Steaming Cetakan mal yang sudah siap di spinning dibawa menggunakan hoist crane menuju ke lokasi proses steaming. Steaming adalah tahapan proses dengan menggunakan uap panas untuk mempercepat proses pengeringan pada tiang beton. Sisa dari proses pengeringan ini berupa air yang dibawa ke tempat pembuangan limbah cair. Pengeringan berlangsung selama 3-4 jam dengan suhu 30-80 C, dan tekanan 10 kgcm 2 . Uap panas dimasukkan ke dalam mal melalui pipa-pipa yang berisi uap dari Boiler. Setelah selesai, mal dibiarkan dingin selama 30-60 menit. Setelah proses steaming selesai maka cetakan mal diangkat ke bagian pembukaan cetakan dengan menggunakan hoist crane. Jika boiler bermasalah tidak dapat digunakan maka pembekuan concrete dalam cetakan dilakukan secara alami, dan membutuhkan waktu dua hari. 9. Proses Pembukaan Mal Setelah cetakan mal sampai di lokasi pembongkaran maka cetakan dibuka dengan melepaskan penutup dikedua ujungnya. Mal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian penutup atas dan bagian bawah. Penutup ujung mal ini dibuka pada saat steaming masih berlangsung, sehingga mempermudah keluarnya air hasil penguapan. Kemudian baut pada cetakan dibuka, dan bagian atas mal ditarik menggunakan crane dan diletakkan diatas besi sorong. Mal bagian bawah dimiringkan sehingga tiang keluar dari cetakan dan didinginkan selama 30-60 Universitas Sumatera Utara menit. Setelah itu cetakan bawah ditarik dengan menggunakan crane menuju besi sorong. Cetakan mal disorong menuju lokasi pengisian concrete untuk diisi kembali. 10. Proses Pemberian Logo Setelah tiang dingin maka diberi logo perusahaan, jenis tiang, tanggal pembuatan tiang, unit pembuatan tiang, dan kekuatan tiang dengan menggunakan mal huruf dan cat Pylox. Kemudian tiang digulingkan menuju besi sorong sebanyak dua buah. Setelah itu tiang disorong menuju lokasi perendaman. 11. Perendaman Setelah tiang sampai pada lokasi perendaman maka tiang diangkut menggunakan crane menuju kolam. Pengangkutan tiang dilakukan secara hati-hati agar tiang tidak mengalami pembenturan. Tiang disusun secara sejajar dari bawah ke atas dan diberi broti penahan diantara tiang agar kedudukan tiang seimbang. Tiang beton ini direndam di dalam kolam selama satu hari satu malam. Tujuan perendaman ini adalah proses penyempurnaan pengerasan tiang. 12. Finishing Tahap Akhir Setelah waktu yang ditentukan dikolam perendaman tercapai, maka tiang beton diangkut menggunakan crane ke truk pengangkut tiang. Tiang-tiang ini diangkut menuju penyimpanan tiang yang berada di lapangan terbuka atau disebut Stock Yard yang berada di samping lokasi produksi. Di Stock Yard inilah tiang beton diberi penutup yang terbuat dari campuran semen, pasir dan air sehingga tiang yang awalnya berlubang bagian atasnya menjadi tertutup. Proses pengeringan membutuhkan waktu 21 hari hingga akhirnya dapat diangkut ke Universitas Sumatera Utara lokasi pemasaran tiang. Bagian tutup atas tiang kemudian diberi nomor urut pembuatan tiang dengan mengunakan cat pylox. Kedua ujung tiang yang ditutup akan mengering dalam beberapa jam. Jika PC Wire masih keluar tampak pada permukaan ujung tiang, maka PC Wire dipotong dengan mesin gerinda. Selain itu dilakukan juga pelabelan pada tiang untuk merk, kode tiang, dan tanggal pembuatan tiang.

2.5.4 Mesin Produksi dan Peralatan Produksi

Mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan memiliki tujuan untuk mempermudah kelancaran proses produksi dalam pabrik. Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. Sumbetri Megah dalam memproduksi tiang listriknya betonnya meliputi sebagai berikut :

2.5.4.1 Mesin Produksi

Mesin yang digunakan dalam proses produksi meliputi: 1. Nama : Boiler Merk Tipe : KB 706 Max Prod. Uap : 4200 KgHr Tekanan Kerja : 10 Kg Cm 2 Cos φ : 0,86 Luas Pemanasan : 73 m 2 Jumlah : 1 Unit Buatan : PT. Karpindo Bahagia, Surabaya Universitas Sumatera Utara 2. Nama : Mixer pada unit I Merk Tipe : KABAG RTM 750 Dimensi : 5325 x 5600 x 9450 OxWxH mm Daya : 22 KW Kapasitas : 1500 Kg Tegangan : 240 Volt Cos : 0,85 Jumlah Mesin : 1 unit Buatan : Jerman Kegunaan : Untuk mencampur pasir, batu split, semen dan air 3. Nama : Water Dosen System Merk Tipe : NW40 Ausf. 307 Jumlah Mesin : 1 unit Kegunaan : Untuk mengukur volume air yang akan dignnakan untuk mencampur bahan baku 4. Nama : Mixer pada unit II Merk Tipe : Concrete Mixer JS 500 Dimensi : 3165 x 3300 x 450 OxWxH mm Daya : 15 KW Kapasitas : 800 Kg Tegangan : 240 Volt Cos : 0,85 Jumlah Mesin : 1 unit Universitas Sumatera Utara Buatan : Cina Kegunaan : Untuk mencampur pasir, batu split, semen dan air 5. Nama : Mesin Penegang PC Wire Merk Tipe : Paul 77-202 Jumlah Mesin : 3 unit Buatan : Jerman Kegunaan : Untuk menegangkan PC Wire 6. Nama : Mesin Spinning Merk Tipe : 202.8-2 Kapasitas : 180 160 rmin Tegangan : 240 Volt Cos : 0,87 Jumlah Mesin : 4 unit Kegunaan : Untuk memutar cetakan dengan menggunakan gaya sentrifugal yang betujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan 7. Nama : Mesin Ulir Treading Machine Merk Tipe : Paul 30-267 Dimensi : 5325 x 5600 x 9450 OxWxH mm Jumlah Mesin : 1 unit Buatan : Jerman Kegunaan : Untuk membuat ulir pada ujung PC Wire Universitas Sumatera Utara 8. Nama : Mesin Spiral Merk Tipe : Paul 15-147 Tegangan : 24 Volt Cos φ : 0,83 Jumlah Mesin : 1 unit Buatan : Jerman Kegunaan : Untuk membuat spiral dari kawat paku yang berdiameter 4 mm 9. Nama : Hoist Crane Merk Tipe : DA Tegangan : 24 Volt Kapasitas : 3 Ton Cos φ : 0,87 Jumlah Mesin : 8 unit Kegunaan : Sebagai alat transportasi untuk memindahkan tiang listrik beton pra tegang dan mal 10. Nama : Mesin Pengundi Baut Hydraulic JEIN Merk Tipe : PAUL 77-202 Jumlah Mesin : 3 unit Kegunaan : Untuk mengunci baut-baut yang dipasang disepanjang mal 11. Nama : Mesin Pemotong PC Wire Merk Tipe : RF 0,75 2-7 Universitas Sumatera Utara Tegangan : 220380 Volt Cos φ : 0,85 Jumlah Mesin : 1 unit Kegunaan : Untuk memotong PC Wire sesuai dengan ukuran tiang 12. Nama : Compressor Merk Tipe : MGK N 271 40 Daya : 7-5 KW Cos φ : 0,85 Jumlah Mesin : 1 unit Kegunaan : Untuk memotong PC Wire sesuai dengan ukuran tiang 13. Nama : Mesin Gerinda Merk Tipe : J02-22-4 Power : 2 HP Cos φ : 0,86 Buatan : Kwantung, Cina Jumlah Mesin : 1 unit Kegunaan : Untuk menghaluskan permukaan benda dan juga sebagai alat potong 14. Nama : Mesin Las Arc Welder Merk Tipe : Kubota AT – SS 5 Berat : 68 Kg Universitas Sumatera Utara Jumlah Mesin : 1 unit Kegunaan : Untuk mengelas 15. Nama : Compressor Merk Tipe : Y 132 M Daya : 15 KW Cos φ : 0,84 Jumlah : 1 Unit Buatan : Cina Kegunaan : Untuk mendapatkan angin dalam pengoperasian Impact Tool

2.5.4.2 Peralatan Produksi

Peralatan yang digunakan perusahaan dalam proses produksi pembuatan tiang listrik yaitu: 1. Forklift Forklift digunakan untuk mengangkut material dari gudang bahan baku dan gudang bahan tambahan menuju lokasi pabrik. Adapun yang diangkut meliputi pasir, semen dan batu split. 2. Hoist Crane Hoist Crane adalah alat bantu yang digunakan untuk mengangkut material, baik itu pengangkutan mal, concrete yang sudah ditutup oleh cetakan, maupun tiang yang sudah jadi menuju daerah yang diinginkan dengan menggunakan tombol display. Universitas Sumatera Utara 3. Tang Tang digunakan untuk memotong kawat beton pada saat perangkaian cincin tulangan dari PC Wire. 6. Scrap Digunakan untuk meratakan adukan pada saat adukan baru dituang ke dalam rangkaian tulang. 4. Palu Palu digunakan untuk memukul pen pada saat penutupan cetakan, palu ini digunakan pada stasiun kerja penutupan mal dengan kegiatan proses produksi II. 5. Kuas Kuas digunakan untuk mengoleskan mould oil ke bagian dalam mal. Ini dilakukan agar tiang yang dimasak nantinya tidak lengket kedalam cetakan saat pembongkaran. 6. Kain Kain digunakan untuk membersihkan cetakan mal dari debu yang dihasilkan oleh tiang yang sudah jadi.

2.6. Tata Letak Perusahaan

PT. Sumbetri Megah memiliki tipe tata letak pabrik berdasarkan produk Product Layout. Dapat disimpulkan bahwa mesin-mesin, peralatan serta fasilitas pendukung lainnya memiliki dua unit jalur produksi, dimana setiap daerah kerja disusun sesuai urutan proses untuk memproduksi tiang listrik sesuai dengan tipe yang diinginkan. Setiap jalur produksi memiliki mesin dan peralatan untuk Universitas Sumatera Utara menyelesaikan satu siklus produksi, sedangkan bentuk pola aliran bahan yang digunakan di pabrik ini berbentuk zig-zag. Dengan bentuk aliran bahan seperti ini, dapat digunakan alat transportasi yang sama. Seperti pada pengecoran, proses stessing, besi sorong, sekaligus juga hoist crane untuk membawa mal ke daerah penutupan mal ke daerah spinning. Demikian pula besi sorong pada bagian pembukaan mal juga dapat digunakan untuk mengangkut tiang listrik ke tempat bak perendaman. Adapun tata letak pabrik yang dimiliki PT. Sumbetri Megah dibagi atas tiga daerah kerja, yaitu: 1. Daerah Produksi Daerah produksi adalah suatu tempat untuk mengolah bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong menjadi sebuah tiang listrik beton pra tegang. Pabrik ini dibangun diatas areal seluas 658.84 m 2 . Bagian produksi memiliki beberapa stasiun kerja work center yang disusun tanpa dinding sekat pemisah. Daerah kerja yang ada pada daerah produksi meliputi: a. Daerah kerja perangkaian Daerah kerja perangkaian ini dibagi menjadi 4 daerah kerja, yaitu: 1. Daerah kerja I dengan ukuran 15.75 m x 5.85 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran 59.85 m x 0.55 m 3. Daerah kerja III dengan ukuran 17.50 m x 1.40 m 4. Daerah kerja IV dengan ukuran 28 m x 3.85 m b. Daerah kerja pengecoran Daerah kerja pengecoran ini terbagi atas 2 daerah kerja, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Daerah kerja I dengan ukuran 15 m x 2.3 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran 14 m x 2.8 m c. Daerah kerja pemutaran spinning Daerah ini dibangun di atas areal seluas 15.80 m 2 . d. Daerah kerja penguapan steaming 1. Daerah kerja I dengan ukuran 28.70 m x 3.50 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran 29.75 m x 4.55 m 3. Daerah kerja III dengan ukuran 14 m x 2 m e. Daerah kerja pembukaan mal Daerah kerja ini terbagi atas 2 daerah kerja, yang masing-masing daerah berukuran 29.75 m x 0.9 m. 2. Daerah Pelayanan Pelayanan Produksi Production Service Bagian pelayanan produksi yang ada di pabrik meliputi: a. Gudang Produk Stock Yard Gudang produk adalah tempat penyimpanan produk jadi berupa tiang listrik beton yang sudah siap dipasarkan, penyimpanan tiang ini dilakukan di lapangan terbuka atau pihak pabrik menyebutnya dengan stock yard. Stock yard memiliki luas areal 2111.9 m 2 . Di stock yard ini produk jadi disusun berdasarkan spesifikasi produknya untuk mempermudah pendistribusiannya. Universitas Sumatera Utara b. Gudang Bahan Baku Gudang bahan baku yang ada pada perusahaan ini terdiri dari 2 tempat meliputi: 1. Gudang Bahan Baku I Gudang ini digunakan sebagai tempat penumpukan bahan baku berupa pasir dan batu pecah. Gudang ini berdekatan dengan mesin mixer dan berada pada lapangan terbuka. Luas areal dari gudang ini 359.80 m 2 . 2. Gudang Bahan Baku II Gudang ini digunakan sebagai tempat menyimpan semen beserta bahan penolong lainnya, seperti minyak gemuk dan minyak trafo. Luas areal gudang ini meliputi 800 m 2 . c. Gudang Peralatan Gudang peralatan ini digunakan sebagai tempat menyimpan suku cadang yang digunakan dalam proses produksi. Adapun suku cadang yang disimpan berupa beko, baut berbagai tipe, kunci, helm, masker dan kawat seling. Gudang dibangun atas tanah seluas 2166.5 m 2 d. Laboratorium Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Bahan ini akan diuji apakah telah memenuhi syarat mutu bahan material untuk siap diproduksi. Laboratorium ini didirikan di atas tanah seluas 15.5 m 2 . Universitas Sumatera Utara e. Bengkel Work Shop Bengkel ini digunakan sebagai perbaikan dan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan yang mengalami kerusakan. Work Shop dibagi atas dua bagian, yaitu bengkel listrik dan bengkel mekanik. Bengkel ini berdekatan dengan laboratorium dan mempunyai luas area 39.2 m 2 . Pelayanan Administrasi General Service Pelayanan administrasi yang ada di pabrik meliputi: a. Pos Satpam Pos satpam pada perusahaan ini terdapat dua tempat yaitu : 1 Pos yang berada di pintu pabrik tugasnya yaitu menjaga keluar masuknya bahan baku, produk yang diangkut dan karyawan yang ingin keluar masuk. Ukuran dari pos satpam ini 4.2 m x 3.5 m 2. Pos satpam yang berada di menara tugasnya yaitu menjaga semua barang-barang yang menjadi harta perusahaan, meliputi produk tiang listrik, mesin-mesin produksi, bahan baku, dan bangunan pabrik agar tidak dicuri. Ukuran dari bangunan ini 4 m x 3 m. b. Kantor Kantor ini digunakan sebagai tempat para staf bekerja. Kantor ini memiliki luas areal 10.15 m x 8 m. Kantor ini dibagi atas beberapa bagian, yaitu ruangan manager pabrik, kepala bagian teknik, kepala Universitas Sumatera Utara bagian perawatan, kepala bagian mutu dan kepala bagian administrasi. Kantor ini juga menyediakan ruang tunggu bagi tamu, yang dapat juga digunakan sebagai meja rapat para staf. c. Mess Tempat Tinggal Pengunjung Mess disediakan bagi tamu atau pengunjung yang datang dan menginap ke pabrik, dibangun diatas areal seluas 46.55 m 2 . Perusahaan menyediakan tiga buah mess untuk para pengunjung. d. Parkir Parkir berada di depan mess, parkir ini digunakan untuk memarkirkan kendaraan para staf dan karyawan. Lapangan parkir mempunyai ukuran 21.7 m x 5.25 m. Pelayanan Pegawai Personal Service Pelayanan pegawai yang ada di perusahaan adalah: a. Poliklinik Poliklinik yang ada di pabrik ini digunakan sebagai tempat penyelamatan dari kecelakaan kerja baik itu staf maupun karyawan. Poliklinik ini menyediakan perlengkapan P3K Pertolongan Pertama pada Kecelakaan sebagai langkah awal penyelamatan. Poloklinik ini dibangun diatas tanah berukuran 1.75 m x 1.75 m Universitas Sumatera Utara b. Dapur Dapur yang ada di perusahaan digunakan sebagai tempat memasak air dan membuat minuman bagi staf dan karyawan. Dapur karyawan dibangun di areal yang berukuran 4. 9 m x 3.85 m. c. WC Water Closet WC yang ada di perusahaan terbagi menjadi dua yaitu WC untuk staf dan WC untuk karyawan. WC karyawan terdapat di samping areal produksi sedangkan WC untuk para staf terdapat di kantor. Ukuran WC ini 2 m x 2 m. Pelayanan Bangunan Pabrik Physical Plant Service a. Tangki Solar Tangki Solar ini digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam proses steaming. Tangki solar ini mampu memuat 1800 liter solar. Tangki ini berada di tempat yang dikelilingi oleh tembok dengan ukuran 5.6 m x 4.2 m. b. Power House Power House ini berada di belakang gudang bahan baku. Power house ini yang digunakan sebagai sumber tenaga jika PLN padam. Di sebelah Power House ada bak berisi air yang digunakan sebagai pendingin mesin jika beroperasi. Power House dibangun diatas areal berukuran 3 m x 2 m. Universitas Sumatera Utara c. Pembuangan Pembuangan ini berupa saluran parit air yang berasal dari sisa pengecoran dan penguapan. Parit ini terletak di pinggir lantai produksi terutama dekat mesin mixer. Air ini mengandung semen yang jika menumpuk dapat mengeras. Daerah pembuangan ini terbagi atas dua areal yaitu areal I dengan ukuran 17.5 m x 7 m sedangkan areal II berukuran 3.5 m x 3.5 m. d. Tangki Air Tangki air ini digunakan sebagai tempat penampungan air yang digunakan untuk kebutuhan proses produksi. Tangki ini mampu memuat 9000 liter air, dimana air ini diperoleh dari sumur bor. Tangki air ini ditempatkan di atas tanah berukuran 3.85 m x 1.75 m. Adapun pola aliran bahan dari daerah kerja produksi Sumbetri Megah terdapat pada Gambar 2.2. D AERAH KERJA PENGUAPAN S TEAMING D AERAH KERJA PERANGKAIAN D AERAH KERJA PENGECORAN D AERAH KERJA PEMUTARAN SPINNING D AERAH KERJA PEMBUKAAN MAL Gambar 2.2. Pola Aliran Bahan PT. Sumbetri Megah Universitas Sumatera Utara

2.7. Struktur Organisasi Perusahaan