2.5.3. Uraian Proses Uraian proses produksi pembuatan tiang listrik beton pra tegang di PT.
Sumbetri Megah dengan tipe tiang 14-19-350 daN, dimana tiang ini dikerjakan pada jalur atau unit I dengan menggunakan mesin mixing buatan german. Adapun
proses produksi pembuatan tiang secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Perangkaian Pemasukan rangka dalam mal
Pencampuran bahan Mixing
Pemasukan campuran ke dalam mal
Concrete Filling Penutupan mal dan
penegangan PC Wire stressing
Pemutaran Spinning
Penguapan Steaming
Proses Pembukaan Mal
Pemberian Logo
Penyelesaian akhir Finishing
Perendaman
Pc Wire K. Paku
K. beton Sisa Potongan PC
Wire Semen
Pasir Air
Zat Aditif Batu Pecah
Baut dan Mur
Uap Panas
Air
Cat Pylox
Semen Pasir
Air Cat Pylox
Gambar 2.1. Blok Diagram Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Sumbetri Megah
Universitas Sumatera Utara
1. Proses Perangkaian
a. Pemotongan Prestressed Concrete Wire PC Wire
Sebelum dilakukan pemotongan PC Wire harus diuji terlebih dahulu tegangannya dan disusun ke rumah PC Wire yang berbentuk segi
enam. PC Wire ditarik dari rumah dan dipotong sesuai dengan tipe tiang yang diinginkan dengan mesin pemotongan cutting machine.
b. Pembentukan Ulir
Pembentukan ulir ini dilakukan setelah PC Wire dipotong, pemberian ulir ini dilakukan pada kedua ujungnya. Panjang ulir untuk setiap tiang
sama, yakni ± 10 cm. Kegunaan dari pemberian ulir ini untuk mempermudah PC Wire saat proses penegangan.
c. Pembentukan Spiral
Pembuatan spiral ini dilakukan pada mesin spiral yang bekerja secara otomatis. Kawat paku dibentuk menjadi spiral dengan jumlah lilitan
yang disesuaikan dengan panjang tiang pada mesin spiral. Proses kerja mesin ini pada saat pembentukan akan berhenti jika spiral untuk jenis
tiang tertentu sudah tercapai. d.
Pembentukan Cincin Pembentukan cincin dilakukan setelah pembentukan spiral selesai,
sisa pembentukan spiral ini yang akan dibentuk menjadi cincin. Caranya yaitu spiral dipotong-potong sesuai jenis tiang tertentu
dengan menggunakan tang. Spiral yang telah dipotong-potong
Universitas Sumatera Utara
kemudian dilas sehingga membentuk cincin. Cincin ini yang nantinya berfungsi untuk menahan rangkaian agar rangkaian menjadi kokoh.
e. Pemotongan Kawat Beton
Pemotongan kawat beton dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda. Kawat ini dipotong dengan panjang 10-12 cm. Setelah itu
kawat dibentuk seperti huruf U, dimana kawat ini nantinya berfungsi sebagai pengikat spiral dan cincin pada PC Wire.
f. Pembentukan Rangka
PC Wire yang dibutuhkan untuk membentuk rangka ini sesuai dengan jenis tiang yang ingin dibentuk, bila tiang 7 m dan 9 m membutuhkan
4 buah PC Wire yang telah diulir, sedangkan tiang dan 11 m, 12 m, 13 m, dan 14 m adalah enam buah. PC Wire yang telah diulir
dimasukkan ke meja perangkaian dan bagian pengkalnya diikat dengan baut. Kemudian spiral direntangkan di sepanjang PC Wire. Ujung PC
Wire ditahan, dan pada bagian pangkal ditegangkan. Cincin dipasangkan dengan jarak dari pangkal 40 cm, dan jarak antar cincin
adalah 1 m. Spiral yang sudah direntangkan diikatkan pada PC Wire dengan menggunakan kawat beton.
2. Pemasukan Rangka ke dalam Mal
Proses pemasukan rangka ke dalam mal dilakukan dengan mengangkut rangka dari penyimpanan rangka yang sudah jadi menuju cetakan mal yang sudah
diolesi dengan minyak trafo. Minyak ini sudah tersedia di meja cetakan mal.
Universitas Sumatera Utara
Rangka dimasukkan ke dalam mal dimana bagian ujung rangka juga diberi minyak trafo. Baut dipersiapkan dan diberi minyak gemuk. Penutup ujung mal
dipasang. Setelah itu baut press dimasukkan dan disambungkan dengan PC Wire. Setelah itu letak rangka diluruskan dan PC Wire direntangkan.
3. Pencampuran Bahan Mixing]
Bahan-bahan seperti pasir, semen, batu split, air dan zat aditif dimasukkan ke dalam mixer. Pada mixer yang tersedia tempat pengukuran bahan sehingga
memperudah proses pencampuran, sedangkan air dialirkan melalui selang menuju pencampuran bahan yang sedang berlangsung. Campuran bahan ini disebut
Concrete. Pada unit produksi I mesin Mixer yang digunakan adalah merek cina, dimana mesin ini berjalan untuk mengisi Concrete kedalam cetakan mal.
Sedangkan unit produksi II mesin yang digunakan merek Jerman, mesin ini sudah terpasang dilantai produksi sehingga untuk mengisi cetakan mal Concrete dibawa
menggunakan ember. Komposisi dari masing-masing bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tiang listrik beton dapat dilihat pada Tabel 3.2.
4. Concrete Filling
Pengisian concrete memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan yaitu pada bagian ujung mal 1,5 m dari ujung mal harus diisi padat fungsinya
agar tiang tidak mudah patah, sedangkan bagian pangkal tidak terlalu padat sehingga ada ruang kosong yang akan diisi saat spinning berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Komposisi Bahan Pembuatan Beton Pra Tegang
No Type Tiang
Semen Kg
Pasir Kg
Batu Split
Kg PC
Wire Kg
Kawat Paku Kg
Kawat Beton
Kg Air
Kg Komposisi Arde
Kg Berat Tiang Per
Batang Kg Ring
Spiral Kuningan
BC. Draft
Besi Beton
Polos Pakai Arde
1 7-12-100 daN
51 88
131 8,40
0,20 3,20
0,40 21,00
0,15 0,25
1,74 303,20
305,34 2
9-16-200 daN 103
172 257
10,80 0,40
4,80 0,60
41,00 0,15
0,36 2,22
589,60 592,33
3 9-17-200 daN
104 178
324 10,80
0,40 4,80
0,60 42,00
0,15 0,36
2,22 664,60
667,33 4
9-19-200 daN 118
200 399
10,80 0,40
4,80 0,60
47,00 0,15
0,36 2,22
780,60 783,33
5 11-17-200 daN
140 239
357 19,80
0,70 5,60
0,70 56,00
0,23 0,52
2,52 818,8
822,07 6
11-19-200 daN 170
290 435
19,80 0,70
5,60 0,70
68,00 0,23
0,52 2,52
989,80 993,07
7 12-19-350 daN
198 327
491 28,80
0,80 6,20
0,90 75,00
0,23 0,75
2,63 1.127,7
131,31 8
13-19-350 daN 218
367 550
31,20 0,90
7,00 1,00
87,00 0,23
0,80 2.93
1.262,10 1.266,06
9 14-19-350 daN
248 407
604 33,60
1,20 9,00
1,20 9,00
0,23 0,85
3,23 11.403
1407,31 Sumber : PT. Sumbetri Megah
Universitas Sumatera Utara
5. Penutupan Mal
Setelah mal diisi dengan concrete maka dilakukan penutupan dengan menggunakan baut dan mur disepanjang cetakan mal. Baut dan mur yang
dibutuhkan tergantung tipe tiang yang diinginkan. Untuk menguatkan ikatan baut dan mur digunkan alat pengencang yang disebut Impact Tool. Alat ini digunakan
pada unit produksi I, sedangkan unit produksi II menggunakan kunci secara manual. Setelah itu cetakan mal dibawa menggunakan hoist crane menuju proses
stressing. 6.
Stressing Stressing adalah proses akhir pada PC Wire. Penegangan ini lebih mudah
dilakukan, karena kedua ujung PC wire telah terlebih dahulu diberi ulir. Bagian ujung mal diberi Pen, yang berfungsi untuk membuat lubang pada ujung tiang.
Diameter Pen adalah 9 mm. Kekuatan stressing ini diberikan tergantung dari tipe tiang yang dibuat. Setelah proses stressing dilakukan maka cetakan dibawa
menuju lokasi tempat proses spinning dengan menggunakan hoist crane. 7.
Proses Spinning Setelah proses stressing dilakukan maka dilakukan tahapan selanjutnya
yaitu proses spinning. Spinning adalah proses pemutaran cetakan mal yang bertujuan untuk memadatkan concrete dalam mal dengan menggunakan gaya
sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin spinning . Hasil spinning yang baik akan menghasilkan tiang beton yang padat tanpa rongga-rongga. Proses Spinning ini
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap I : 300 rpm selama 3 menit
b. Tahap II : 600 rpm selama 5 menit
c. Tahap III : 1000 rpm selama 10 menit
8. Proses Steaming
Cetakan mal yang sudah siap di spinning dibawa menggunakan hoist crane menuju ke lokasi proses steaming. Steaming adalah tahapan proses dengan
menggunakan uap panas untuk mempercepat proses pengeringan pada tiang beton. Sisa dari proses pengeringan ini berupa air yang dibawa ke tempat
pembuangan limbah cair. Pengeringan berlangsung selama 3-4 jam dengan suhu 30-80
C, dan tekanan 10 kgcm
2
. Uap panas dimasukkan ke dalam mal melalui pipa-pipa yang berisi uap dari Boiler. Setelah selesai, mal dibiarkan dingin selama
30-60 menit. Setelah proses steaming selesai maka cetakan mal diangkat ke bagian pembukaan cetakan dengan menggunakan hoist crane. Jika boiler
bermasalah tidak dapat digunakan maka pembekuan concrete dalam cetakan dilakukan secara alami, dan membutuhkan waktu dua hari.
9. Proses Pembukaan Mal
Setelah cetakan mal sampai di lokasi pembongkaran maka cetakan dibuka dengan melepaskan penutup dikedua ujungnya. Mal terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian penutup atas dan bagian bawah. Penutup ujung mal ini dibuka pada saat steaming masih berlangsung, sehingga mempermudah keluarnya air hasil
penguapan. Kemudian baut pada cetakan dibuka, dan bagian atas mal ditarik menggunakan crane dan diletakkan diatas besi sorong. Mal bagian bawah
dimiringkan sehingga tiang keluar dari cetakan dan didinginkan selama 30-60
Universitas Sumatera Utara
menit. Setelah itu cetakan bawah ditarik dengan menggunakan crane menuju besi sorong. Cetakan mal disorong menuju lokasi pengisian concrete untuk diisi
kembali. 10.
Proses Pemberian Logo Setelah tiang dingin maka diberi logo perusahaan, jenis tiang, tanggal
pembuatan tiang, unit pembuatan tiang, dan kekuatan tiang dengan menggunakan mal huruf dan cat Pylox. Kemudian tiang digulingkan menuju besi sorong
sebanyak dua buah. Setelah itu tiang disorong menuju lokasi perendaman. 11.
Perendaman Setelah tiang sampai pada lokasi perendaman maka tiang diangkut
menggunakan crane menuju kolam. Pengangkutan tiang dilakukan secara hati-hati agar tiang tidak mengalami pembenturan. Tiang disusun secara sejajar dari bawah
ke atas dan diberi broti penahan diantara tiang agar kedudukan tiang seimbang. Tiang beton ini direndam di dalam kolam selama satu hari satu malam. Tujuan
perendaman ini adalah proses penyempurnaan pengerasan tiang. 12.
Finishing Tahap Akhir Setelah waktu yang ditentukan dikolam perendaman tercapai, maka tiang
beton diangkut menggunakan crane ke truk pengangkut tiang. Tiang-tiang ini diangkut menuju penyimpanan tiang yang berada di lapangan terbuka atau disebut
Stock Yard yang berada di samping lokasi produksi. Di Stock Yard inilah tiang beton diberi penutup yang terbuat dari campuran semen, pasir dan air sehingga
tiang yang awalnya berlubang bagian atasnya menjadi tertutup. Proses pengeringan membutuhkan waktu 21 hari hingga akhirnya dapat diangkut ke
Universitas Sumatera Utara
lokasi pemasaran tiang. Bagian tutup atas tiang kemudian diberi nomor urut pembuatan tiang dengan mengunakan cat pylox. Kedua ujung tiang yang ditutup
akan mengering dalam beberapa jam. Jika PC Wire masih keluar tampak pada permukaan ujung tiang, maka PC Wire dipotong dengan mesin gerinda. Selain itu
dilakukan juga pelabelan pada tiang untuk merk, kode tiang, dan tanggal pembuatan tiang.
2.5.4 Mesin Produksi dan Peralatan Produksi