2.5. Proses Produksi
Proses pembuatan tiang listrik beton yang diterapkan PT. Sumbetri Megah sudah menggunakan teknologi semi otomatis, dimana untuk memproduksi tiang
listriknya perusahaan menggunakan sebagian besar alat bantu. Hal ini sangat membantu kelancaran proses produksi baik itu dari segi tenaga manusia, waktu
pembuatan, dan juga hasil produksinya akan jadi lebih baik, sesuai dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tiang listrik beton juga sudah diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses produksinya. Adapun
bahan baku yang sudah distandarkan meliputi: Semen, pasir dan batu split.
2.5.1. Standar Mutu Produk
PT. Sumbetri Megah telah melakukan standarisasi terhadap produk yang dibuatnya. Perusahaan berpedoman bahwa mutu produk adalah hal yang utama
dalam menjalankan usaha. Adapun usaha yang dilakukan perusahaan adalah melakukan pengujian terhadap produk tiang listrik, adapun pengujiannya antara
lain : a.
Hammer Test Hammer Test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk menentukan
kekerasan tiang beton. Pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik, maka kekerasan tiang yang diperoleh akan baik pula. Cara yang dilakukan untuk
mengetesnya yaitu mengambil bahan baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel ini dibawa ketempat pengujian dan dibiarkan mengeras selama
Universitas Sumatera Utara
7 hari dan setelah hari yang ditentukan tercapai maka sampel yang mengeras tadi dipukul dengan hammer. Apabila sampel yang dipukul tidak mengalami
peleburan maka kualitas kekerasan yang diperoleh baik. b.
Slump Test Slump Test adalah tes pengujian yang dilakukan kepada concreate, dimana
kita dapat memastikan bahwa adukan bahan baku sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Cara melakukan pengujian Slump Test yaitu pengambilan bahan
baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam slump dan dipadatkan dengan besi tumpul. Setelah pemadatan dilakukan
selama 2 menit maka slump dilepas dan kemudian didiamkan selama 3 menit, dan langkah selanjutnya yaitu melakukan pengukuran tinggi permukaannya.
Penyusutan terhadap sampel yang diinginkan adalah 2 cm – 4 cm. Maksud dari penyusutan 2 cm- 4cm ini adalah adukan beton yang diperbolehkan saat produksi
dan setelah produk itu selesai tidak boleh melebihi 4 cm. c.
Proof Test Proof test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kelenturan tiang beton. Kelenturan tiang akan baik apabila pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik. Cara yang dilakukan untuk melakukan uji
proof test ini adalah tang listrik yang berada di stock yard dibawa kelapangan depan dekat perendaman. Setelah itu diuji dengan culling machine sehingga
diperoleh kelenturan tiang beton tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Promp Test tes Kubus
Promp Test tes Kubus adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekerasan dari tiang listrik beton. Kubus ini memiliki ukuran 20 x 20
cm, dan cara yang dilakukan untuk pengujiannya yaitu mengambil bahan baku sebagai sampel, kemudian dibawa kelaboratorium dan didiamkan selama 7 hari
sampai mengeras. Adapun cara lain yang digunakan agar sampel cepat mengeras yaitu melakukan steaming selama 4 jam, setelah mengeras diproses dengan
promp test. Standar PBI Peraturan Beton Indonesia kekerasan tiang beton harus mencapai 450 kgcm
2
setelah 3 hari perendaman. Pengujian mutu produk ini dilakukan di laboratorium pabrik dan
dilaksanakan saat proses produksi berlangsung ataupun setiap periode tertentu. Namun, jika perusahaan tidak melakukan uji mutu tersebut, maka pihak
manajemen dapat mentolerir hal itu dengan syarat komposisi bahan yang digunakan dalam produksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sebelumnya ataupun Standar Perusahaan Listrik Negara. SPLN.
2.5.2. Bahan yang Digunakan