2.5 Kerangka berpikir
Kreativitas merupakan suatu hal yang penting untuk dikembangkan bagi kemajuan bangsa Indonesia. Bahkan tidak jarang perekonomian bangsa ini
memerlukan sumber daya manusia yang kreatif. Boenjamin Setiawan dalam Munandar, 2001 menyatakan bahwa kreativitas dan inovasi sangat besar
pengaruhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, apabila manusia tidak memiliki sifat kreatif dan inovatif, maka semua penemuan yang
memperbaiki derajat hidup kita tidak ada, maka dari itu peran kreativitas sangat besar; pengembangan kreativitas juga harus diperhatikan, terutama dalam bidang
pendidikan.
Namun dalam Situs berita online Suara Merdeka 2013 dikatakan bahwa pelaksanaan untuk mengembangkan kreativitas dalam pendidikan di sekolah
belum dijalankan dengan baik, seperti; metode mengajarnya, iklim kelasnya, atau sarana prasarana yang mendukung hal tersebut, padahal dalam kurikulum
pendidikan sudah terdapat upaya untuk mengembangkan kreativitas. Selain itu, dari beberapa literatur terdapat beberapa perbedaan pendapat
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kreativitas, salah satunya adalah inteligensi. Hurlock 1999 mengatakan bahwa kreativitas seringkali
dianggap sinonim dengan kecerdasan tinggi. Keyakinan ini telah diperkuat dengan kenyataan bahwa orang dengan inteligensi yang sangat tinggi disamakan dengan
kreativitas. Sedangkan Sternberg, Grigorenko dan Singer dalam Santrock, 2007 mengatakan bahwa kecerdasan dan kreativitas bukan hal yang sama. Batey,
Furnham, dan Safiullina 2010 mengungkapkan bahwa kreativitas mempunyai hubungan positif dengan inteligensi. Ditemukan dalam penelitiannya, bahwa skala
kreativitas berhubungan positif dan signifikan terhadap crystallized intelligence dan fluid intelligence. Horn dalam Alan, 1994 menjelaskan bahwa crystallized
intelligence mengacu pada fungsi intelektual pada tugas-tugas yang menyerukan akulturasi, pendidikan dan pelatihan sebelumnya, sedangkan fluid intelligence
melibatkan pemecahan masalah dan penalaran di mana kuncinya adalah adaptasi dan fleksibilitas ketika dihadapkan dengan rangsangan asing. Dari pengertian
tersebut, dapat dikatakan bahwa inteligensi memang mempunyai pengaruh terhadap kreativitas.
Beberapa peneliti lainnya menemukan bahwa kreativitas dipengaruhi juga oleh kepribadian. Seperti yang dijelaskan dalam salah satu penelitian oleh Batey,
Furnham, Safiullina 2010 menyatakan ada hubungan positif dan negatif antara kreativitas dengan dimensi dari big five personality. Kreativitas
berhubungan positif dengan dimensi extraversion dan openness, dan berhubungan negatif dengan agreeableness, conscientiousnessdan neuroticism. Individu
dengan dimensi openness memiliki karakteristik kreatif, minat yang luas, ingin tahu, orisinal, imajinatif, dan tidak tradisional membuat individu ini mempunyai
pengaruh yang tinggi terhadap kreativitas. Sedangkan neuroticism merupakan dimensi yang memiliki ciri cemas, gugup, emosional, tidak aman, dan tidak cakap
yang mengidentifikasikan individu tersebut rentan terhadap tekanan psikologis, dan rentan pada ide yang tidak realistis hal tersebut menjadikan rendahnya
pengaruh terhadap kreativitas.
Selain itu, lingkungan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kreativitas. Individu kreatif mengemukakan bahwa mereka memiliki waktu dan
kebebasan dalam suatu keadaan yang menyenangkan untuk memperhatikan sejumlah besar jalan keluar dalam memecahkan suatu masalah Santrock, 2003.
Sedangkan McLellan dan Nicholl 2013 menemukan bahwa tidak ada pengaruh iklim kreatif terhadap kreativitas siswa. Disimpulkan dari hasil
wawancara guru dan murid, bahwa iklim kreatif yang mereka rasakan tidak kondusif dalam mewujudkan kreativitas. Dalam penelitian ini siswa tidak
merasakan ada iklim yang menantang, bebas dan dukungan untuk mewujudkan ide-ide mereka. Padahal dalam dimensi menantang, seseorang akan merasa
semakin termotivasi dan mau berkomitmen dalam sebuah kontribusidengan begitu seseorang akan menemukan kebahagiaan dan kebermaknaan dalam pekerjaannya.
Iklim kebebasan seseorang diberikan kebebasan sebanyak-banyaknya, diberikan kemandirian, dan sumber daya yang digunakan untuk penetapan dari pekerjaan
mereka, sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk berinisiatif untuk belajar dan berbagi informasi pekerjaannya. Begitu juga dengan iklim idea support salah
satu cara untuk mendapatkan ide-ide baru adalah dengan sebuah iklim yang Jacqueline Mayfield dan Milton Mayfield 2008, menyatakan bahwa iklim yang
kreatif mempunyai pengaruh terhadap kreativitas seseorang. Dimana lingkungan kreativitas pekerja berperan kuat bagi peningkatan hasil organisasi. Situasi
lingkungan kreatif tersebut dirancang untuk mengetahui tingkat kreativitas individu, dimana lingkungan tersebut memiliki peran untuk para pekerja, sehingga
dapat memberi hasil atau nilai bagi pengembangan organisasi.
mendukung, penerimaan ide dan saran yang penuh perhatian dan professional dari atasan, teman sebaya, dan juga dengan bawahan. Seseorang mendengar satu sama
lain dan mendorong dengan sebuah inisiatif. Hal ini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sebuah ide baru.
Jadi pada penelitian ini peneliti akan meneliti pengaruh inteligensi, tipe kepribadian, dan iklim kreatifterhadap kreativitas. Gambar 2.1 merupakan dengan
kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini.
Gambar 2.1. Kerangka berpikir