Kerangka berpikir LANDASAN TEORI

mendukung, penerimaan ide dan saran yang penuh perhatian dan professional dari atasan, teman sebaya, dan juga dengan bawahan. Seseorang mendengar satu sama lain dan mendorong dengan sebuah inisiatif. Hal ini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan sebuah ide baru. Jadi pada penelitian ini peneliti akan meneliti pengaruh inteligensi, tipe kepribadian, dan iklim kreatifterhadap kreativitas. Gambar 2.1 merupakan dengan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini. Gambar 2.1. Kerangka berpikir

2.6 Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tentang pengaruh inteligensi, tipe kepribadian dan iklim kelas terhadap kreativitas dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Extraversion Agreeableness Kreativitas Conscientiousne ss Neuroticism Inteligensi Tipe Kepribadian Openness Iklim Kreatif H a1 H : Ada pengaruh yang signifikan inteligensi, tipe-tipe kepribadian dan iklim kreatif terhadap kreativitas. a2 H :Ada pengaruh positif yang signifikan inteligensi terhadap kreativitas. a3 H :Ada pengaruh positif yang signifikan tipe kepribadian extraversion terhadap kreativitas. a4 H : Ada pengaruh positif yang signifikan tipe kepribadian agreeableness terhadap kreativitas. a5 H : Ada pengaruh negatif yang signifikan tipe kepribadian conscientiousness terhadap kreativitas. a6 H : Ada pengaruh negatif yang signifikan tipe kepribadian neuroticism terhadap kreativitas. a7 H : Ada pengaruh positif yang signifikan tipe kepribadian openness terhadap kreativitas. a8 : Ada pengaruh positif yang signifikan iklim kreatif terhadap kreativitas.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas instrumen, teknik analisis data dan prosedur pengumpulan data.

3.1 Subjek penelitian

3.1.1 Populasi penelitian

Populasi penelitian ini, adalah siswa SMAN 3 Tangerangdengan jumlah sebanyak 989 orang. Siswa SMA yang dijadikan populasi adalah siswa yang sudah mengikuti tes inteligensi dan sudah dalam pembagian kelas; kelas IPA dan IPS. Alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Relevan dengan tujuan penelitian yang hendak meneliti siswa SMA. 2. Siswa-siswa SMA diasumsikan sudah memiliki kosa kata yang lebih banyak dan sudah mampu untuk memecahkan masalah meski hanya dikemukakan secara verbal Santrock, 2003. 3. Siswa-siswa SMA sudah ada pembagian kelas; kelas IPA dan IPS yang mendukung tujuan peneliti untuk melihat pengaruh dari iklim kelas. 4. Memiliki kemampuan membaca dan memahami petunjuk pengisian kuesioner dengan baik.

3.1.2 Sampel penelitian

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 201 orang yang terdiri dari kelas X, XI, dan XII, kelas X terdiri dari 36 siswa untuk IPS dan 35 siswa untuk IPA, kelas XI terdiri dari 37 siswa untuk IPS dan 34 siswa untuk IPA, kelas XII terdiri dari 34 siswa untuk IPS dan 25 siswa untuk IPA. Penetapanjumlah tersebut dilakukan agar hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dapat mewakili seluruh siswa SMAN 3 Tangerang. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling; sampel dipilih secara random distratifikasikan, sehingga diperoleh enam kelas dari tiga tingkatan kelas, yakni; 1 kelas IPA dan 1 kelas IPS dari kelas X, 1 kelas IPA dan 1 kelas IPS dari kelas XI, dan 1 kelas IPA dan 1 kelas IPS dari kelas XII.

3.2 Variabel penelitian

Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah kreativitas dan variabel bebas independent variable dalam penelitian ini adalah inteligensi sebagai variabel bebas 1 X 1 , extraversion sebagai variabel bebas 2 X 2 , agreeableness sebagai variabel bebas 3 X 3 , conscientiousness sebagai variabel bebas 4 X 4 , neuroticism sebagai variabel bebas 5 X 5 , openness sebagai variabel bebas 6 X 6 , dan iklim kreatif sebagai variabel bebas 7 X 7 .