L S R Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe

6. L S R

Ibu ini adalah ialah seorang bidan. Umurnya 40 tahun. Pendidikan yang telah dipero1ehnya adalah sekolah bidan. Ia mempunyai 2 orang anak. Kawin pada tahun 1989. Ia memperoleh anak setelah 1 ½ tahun perkawinannya. Anak pertama adalah laki-laki sekolah di SMP kelas III. Anak kedua juga laki-laki duduk kelas II SMP. Ia sudah merasa cukup dengan 2 orang anak. Ia bekerja sebagai bidan di Puskesmas sejak tahun 1988. Ia menjadi bidan sudah 20 tahun lamanya ia selalu memberikan ide-ide tentang posyandu di Desa binaan da di Desa tempat tinggalnya. Berita-berita yang dibacanya terutama kesehatan dengan membandingkan kesehatan di tempat lain dan khususnya Kecamatan Banda Sakti. Ia pertama kali mengetahui Posyandu pada waktu penataran. Pentaran ini dilaksanakan selama 4 hari. Pengetahuan dan persuasi Posyandu diterima dari pemerintah karena program ini adalah program pemerintah, dibidang kesehatan. Program kesehatan Posyandu yang meliputi keluarga berencana, kesehatan Ibu dan anak KIA gizi, imunisasi dan penang gulangan diare, jauh sebelumnya sudah diketahui karena Ibu ini sebagai petugas kesehatan. Sebagai bidan di Puskesmas ia juga melaksanakan keputusan untuk penerapan Posyandu. Ia mengadakan penyeluhan kepada Ibu-Ibu wanita usia subur WUS mengenai keluarga berencana. Ia memberi pelayanan kepada Ibu-Ibu hamil, yaitu pemeriksaan kehamiian dan pemberian suntikan TT bagi Ibu Ibu hamil. Anak-anak balita ditimbang. Ia mengadakan penyuluhan gizi, penimbangan anak balita dan M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. pemberian makanan tambahan seperti bubur. Sasaran pokok imunisasi adalah anak balita. Sebelum ia melakukan imunisasi diadakan penyuluhan. Kalau ada yang sakit sesudah diiminusasi tidak ada masalah sama sekali, karena sudah diberi penyuluhan sebelumnya. Dulu banyak Ibu-Ibu yang tidak mau anaknya disuntik, karena sesudah disuntik anaknya tambah sakit. Ini karena kurang penyuluhan. Pada saat ini tidak ada satupun Ibu-Ibu yang anaknya tidak disuntik. Diare juga sasarannya anak balita. Ia melakukan penyuluhan kepada Ibu-Ibu balita tentang cara penggunaan oralit dan larutan gula garam LGG, termasuk juga membuat larutan gula garam. Menurut Ibu ini Posyandu sudah merupakan pusat informasi kesehatan, karena di Posyandu selalu diberikan penyuluhan kepada Ibu balita. Selain itu saluran komunikasi interpersonal memegang penting peranan seperti tatap muka antar Ibu- Ibu balita, melalui tetangga antar Ibu-Ibu balita, kader, pemuka masyarakat baik formal maupun informal. Posyandu makin ramai karena adanya pengobatan. Partisipasi aktif Ibu ini cukup tinggi karena setiap bulan ia hadir di Posyandu dan sebagai tugas tetap di Posyandu. Jadwal kunjungan setiap bulan untuk seluruh Posyandu di kawasan Kecamatan Banda Sakti di susun oleh Ibu ini. Ibu ini menilai bahwa pengobatan yang diadakan oleh Posyandu cukup baik karena tempat untuk berobat sudah dekat, tidak perlu sekali ke Puskesmas, menghemat biaya dan tenaga. Dengan adanya pengobatan yang diadakan oleh Posyandu merupakan satu faktor pendukung untuk meningkatkan keterlibatan Ibu-Ibu M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. balita dalam Posyandu. Sejak adanya pengobatan di Posyandu bukan hanya Ibu-Ibu balita yang berdatangan ke Posyandu tetapi masyarakat umum juga. Analisis Ibu ini adalah seorang bidan pada Puskesmas dan petugas tetap di Posyandu. ia memiliki radio, televisi dan sering membaca surat kabar. ia memperoleh informasi lewat media massa antara lain seperti kesehatan, keluarga berencana, kewanitaan, pembangunan lingkungan dan lain-lain. Ibu ini sebagai bidan di Posyandu, ia banyak melakukan kegiatan komunikasi interpersonal terutama dalam menyebarluaskan difusi inovasi kesehatan kepada Ibu- Ibu balita. Pola komunikasi yang banyak digunakan di lingkungan adalah komunikasi interpersonal. Pengetahuan Posyandu tentang kali dikenal pertama lewat Posyandu. Pengetahuan dan persuasi Posyandu diterima dari pemerintah melalui penataran Posyandu. Posyandu adalah program pemerintah dibidang kesehatan. Dilihat dari teori difusi inovasi bentuk inovasi semacam ini adalah suatu keputusan inovasi inovasi otoritas. Peran yang banyak dilakukannya dalam Posyandu terutama yang bersifat teknis. Menerjemahkan program kesehatan Posyandu menjadi tindakan atau perbuatan yang nyata. Misalnya melakukan suntikaan imunisasi, pemeriksaan Ibu hamil, bayi dan anak balita, penimbangan anak balita, demonstrasi pembuatan M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. makanan tambahan dan pembuatan larutan gula garam LGG.

8. FDS