BTR Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe

Dalam membahas hasil wawancara dengan pemuka masyarakat formal dan informal nama-nama mereka dalam tulisan ini adalah nama sebenarnya, tetapi peneliti menggunakan singkatan namanya.

1. BTR

Bapak ini, berumah tangga pada usia 24 tahun. Sekaran ia berusia 42 tahun. Setahun sesudah kawin 1986 isterinya melahirkan anaknya, laki-laki. Nampaknya ia sampai saat ini hanya punya satu anak saja sekarang sudah menjadi Mahasiswa. Pendidikan yang sempat diraih pemuka ini adalah SMEA Negeri Sekolah Menengah Ekonomi Atas di Lhokseumawe. Sejak 1984 sampai sekarang ia menduduki jabatan tertinggi di sebagai Lurah. Disamping itu ia juga bertindak sebagai pengusaha dan petani. Pengetahuan tentang Posyandu pertama kali dikenal sewaktu mengikuti pertemuan bersama Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Kepala Dinas Kesehatan. Pengarahan tentang Posyandu diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan Walikota Lhokseumawe. Di tingkat kecamatan pernah mengikuti penataran teknis Pelaksanaan Posyandu yang disampaikan oleh dokter Puskesmas Kecamatan Banda Sakti. Adopsi pertama tentang Posyandu diterima sebagai ialah ketentuan dari satu pemerintah untuk melaksanakan Posyandu di Lingkungannya. Persuasinya bersifat pengarahan dari pemerintah. Setelah ia menerima persuasi lalu mengambil keputusan dan mengadakan pertemuan dengan staf untuk mendirikan Posyandu. Program kesehatan M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. Posyandu antara lain keluarga berencana, kesehatan Ibu dan anak dan KIA, gizi, imunisasi, penanggulangan diare. Program ini diketahuinya sewaktu membicarakan Posyandu bersama dokter Puskesmas. Sebagai Lurah, dia memiliki kewajiban menyebarkan informasi Posyandu, yaitu mengadakan rapat bersama staf dan lembaga-lembaga desa seperti LPM, dan Ketua Tim Penggerak PKK serta Pemuka Masyarakat untuk mendirikan Posyandu. Setelah terbentuk diumumkan melalui mesjid dan sekaligus dibentuk kader. Mesjid telah digunakan sebagai medium informasi Posyandu. Peranan kepala desa sebagai penanggung jawab dan ketua. Dalam kedudukannya sebagai kepala desa, ia setiap waktu membantu mayarakat dalam memberi penjelasan mengenai program kesehatan dalam Posyandu yaitu, antara lain keluarga berencana, kesehatan Ibu dan anak KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Ia memberi contoh-contoh dalam kesehatan lingkungan, pembuatan WC, dan comberan. Posyandu cukup dirasakan manfaatnya oleh Ibu-Ibu balita, seperti penimbangan anak balita, gizi dan pengobatan. Kepala desa sering berbicara di mesjid, dan dalam upacara-upacara perkawinan pesan-pesan kesehatan, membantu kader dan mengawasi pekerjaannya. Kerja sama dengan tokoh tokoh masyarakat lainnya selalu dibina, terutama dalam menyampaikan program-program pemerintah termasuk Posyandu. Ia meningkatkan dan membina swadaya masyarakat dan mendirikan gedung Posyandu. Disamping itu ia membina kerja sama yang baik antara M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. semua aparat Lingkungan, tokoh masyarakat, kader dan masyarakat sehingga Posyandu umum hidup di Kecamatan Banda Sakti. Menurut dia pengobatan yang diadakan oleh Posyandu bermanfaat bagi masyarakat. Pengobatan ini mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Banda Lhokseumawe. Karena katanya telah menghemat biaya, tenaga dan transpor sehingga tidak perlu sekali ke Puskesrnas yang cukup jauh dari Banda Lhokseumawe. Analisis Bapak ini memiliki radio, televisi sering dan membaca surat kabar. Karena ada televisi dan radio, sering membaca kabar sehingga memperoleh ia surat informasi yang banyak. Informasi yang diperoleh antara lain pertanian, pendidikan, kesehatan, pembangunan dan lain-lain. Bapak ini sebagai sumber informasi di lingkungannya karena dia adalah kepala desa. Dilihat dari segi inovasi Bapak ini sebagai pembawa gagasan baru, pemimpin dan memiliki media komunikasi massa modern. Bapak ini banyak melakukan kegiatan komunikasi interpersonal seperti menyampaikan pembangunan lewat kegiatan pesan-pesan komunikasi tatap muka dan kelompok. Bapak ini bekerja sama dengan Ketua LMD, LPM dan Ketua Tim Penggerak PKK dan tokoh masyarakat dalam rangka menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mendorong Ibu-Ibu balita berpartisipasi dalam Posyandu maka teknik partisipasi digunakan oleh Bapak ini adalah yang partisipasi paternalistik. Ia M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. mendorong masyarakat untuk mengambil peranan aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Dilihat dari segi teori partisipasi bapak ini berperan sebagai pemimpin paternalistik. Pengetahuan tentang Posyandu pertama kali dikenal sewaktu mengikuti pertemuan bersama dengan Walikota dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe. Adopsi inovasi Posyandu diterima sebagai satu ketentuan dari pemerintah untuk melaksanakan Posyandu di lingkungannya. Dilihat dari teori difusi inovasi bentuk inovasi semacam ini adalah suatu keputusan inovasi otoritas. Keputusan inovasi otoritas adalah keputusan yang dihasilkan oleh organisasi formal misalnya Dinas Kesehatan, birokrasi pemerintahan dan lain-lain. Posyandu adalah keputusan inovasi otoritas dari Dinas Kesehatan. Bapak ini berperan sebagai pengembang kepemimpinan dalam Posyandu. Ia berperan sebagai orang yang memobilisir atau membangkitkan kesadaran masyarakat. Membangkitkan kesadaran masyarakat, membantu pengembangan masyarakat dan membangun nilai-nilai masyarakat. Berperan juga sebagai pemberi informasi. Juga sebagai organizer yakni pendukung partisipasi masyarakat.

2. HLMT