Posyandu dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Kesehatan

inovasi kesehatan posyandu dalam anggota sistem sosial ibu-ibu balita dengan merumuskan beberapa dalil sebagai berikut: 1. Apabila dalam posyandu pelayanan jasa kesehatan dokter atau bidan dapat menciptakan kepuasan, keakraban dan kehangatan pada ibu-ibu balita maka inovasi kesehatan yang disampaikan oleh dokter, bidan dan kader dapat diterima oleh-ibu-ibu balita. 2. Apabila komunikator berperan aktif dalam memberi informasi dan inovasi kesehatan, relatif akan mudah menyebar dalam masyarakat. 3. Inovasi kesehatan akan mudah diterima apabila komunikator cukup profesional dan terpercaya. 4. Setiap masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah dan menginginkan kemajuanperbaikan hidupnya dia dapat mengubah sikapnya kalau dirangsang dengan harapan-harapan positif. 5. Inovasi yang rendah biaya dan mudah dilaksanakan pengapdopsiannya cepat.

2.5. Posyandu dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Kesehatan

Posyandu dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat melalui program kesehatan meliputi lima bidang. Kelima bidang itu antara lain keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Dengan kelima program kesehatan tersebut ibu-ibu balita dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan posyandu dan menjadi pendukung serta melaksanakan program posyandu tersebut. 29 M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. Dalam pembangunan termasuk juga pembangunan dibidang kesehatan, ada persepsi dan pengertian masyarakat selama ini. Bahwa pembangunan adalah kewajiban pemerintah dan rakyat diminta untuk berpartisipasi. Apabila demikian, partisipasi baru ada setelah program dari pemerintah hadir. Misalnya posyandu, pos vaksinasi, keluarga berencana, dimana rakyat akan berpartisipasi setelah program itu hadir diantara mereka. Dawam Rahardjo 1985 memberi pengertian praktis mengenai partisipasi. Partisipasi menurutnya adalah mendukung program pemerintah dalam arti luas termasuk ikut serta dalam program keluarga berencana mengikuti berbagai kursus dan musyawarah dan jika diperlukan rela memberikan sebagian tanahnya untuk satu proyek fisik. Apabila dipahami pengertian praktis partisipasi di atas dan dikaitkan dengan posyandu, partisipasi dapat berarti suatu proses keterlibatan masyarakat dalam kegiatan posyandu. Dengan pengertian ini, posyandu dapat melakukan suatu proses kegiatan penyebaran informasi kesehatan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan posyandu. Dalam membicarakan partisipasi ada berbagai macam definisi partisipasi masyarakat yang terdapat dalam literatur. Tetapi dalam hal ini hanya ada tiga model yang akan digunakan sebagai pendekatan dalam studi ini. Dari model pendekatan ini akan diangkat dalam suatu rumusan teori untuk melihat peran posyandu dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada program kesehatan. Ketiga model tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan paternalistik. Pendekatan ini berdasarkan pada nilai budaya sebagian besar masyarakat Indonesia yang mengatur hubungan antara tokoh- 30 M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008. tokoh masyarakat dengan anggotanya, bagaikan hubngan antara ayah dan anak. 2. Pendekatan tradisional. Pendekatan ini menggunakan segala forum, saluran, sistem, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada dalam tatanan masyarakat seperti misalnya gotong royong, kekerabatan, sistem keluarga besar dan sebaginya. Melalui forum dan sistem tersebut para pemimpin diharapkan memberi teladan kepada masyarakat khususnya dalam hal menumbuhkan kreativitas dan sikap tanggap responsif terhadap perubahan. Pemimpin memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat. 3. Pendekatan Edukatif. Strategi ini merupakan kombinasi antara pendekatan paternalistik dan pendekatan tradisional. Partisipasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar, dijadikan landasan pendekatan ini. Tokoh-tokoh masyarakat menjalani suatu pengalaman proses belajar melalui saluran, forum ataupun tradisi setempat yang ada serta meneruskannya kepada warga masyarakat. Dengan pendekatan model di atas dapat dirumuskan konsep partisipasi dalam studi ini sebagai berikut: 1. Bahwa ketergantungan masyarakat pada pemimpin paternalistik diharapkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan akan meningkat. 2. Bahwa dengan pemanfaatan lembaga posyandu dalam penyebaran informasi kesehatan diharapkan kemungkinan besar partisipasi masyarakat akan meningkat. 3. Bahwa dalam masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah dengan peranan pemimpin paternalistik diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat. 31 M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe. USU e-Repository © 2008.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN