agar bisa membiayai kesehatan mereka. Ibu ini memanfaatkan pekgngan rumahnya untuk tanaman bergizi oleh karena
Ibu ini adalah seorang guru ia memperhatikan gizi. Gizi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan kecerdasan anak.
6. S H D
Ibu ini kawin dalam usia 23 tahun pada tahun 1984. Ia kawin setelah tamat sekolahnya SPG Sekolah Pendidikan Guru di Lhokseumawe sesudah menjadi
Pegawai Negeri. Ia mempunyai tiga orang anak. Anak yang pertama adalah perempuan umurnya 23 tahun. Anak yang kedua adalah anak kembar dan laki laki
semua, umurnya baru 17 tahun. Jumlah anaknya tiga orang. Ibu ini umurnya 47 tahun. Pekerjaan adalah guru
SD kelas I di Lhokseumawe. Pekerjaan suaminya adalah Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB.
Ia mempunyai radio, berita-berita yang sering didengar di radio adalah siaran berita dan sandiwara. Siaran yang diikuti ditelevisi antara lain siaran berita TVRI
Banda Aceh, lawak dan dunia dalam berita. Surat kabar sering juga dibacanya karena ada surat kabar disekolah tempat ia mengajar. Berita-berita yang sering dibaca antara
lain kewanitaan, kesehatan dan Bulletin KB dan berita berita umum. Menurut Ibu saluran komunikasi interpersonal ini sangat memegang peranan
penting dalam penyebaran Posyandu. Program kesehatan Posyandu tersebar melalui
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
jalur komunikasi tatap muka antar Ibu-Ibu balita dan tetangga, disamping peranan aktif dari kader yang mengunjungi rumah rumah Ibu-Ibu balita.
Pengetahuan mengenai Posyandu pertama kali dikenal melalui kader. Ini persuasi dari kader. Ibu ini mengetahui dan memahami Posyandu lantas mengambil
keputusan untuk ikut dalam Posyandu. Posyandu berperan juga sebagai pusat informasi kesehatan, karena di Posyandu diberikan penyuluhan kesehatan oleh dokter
atau bidan dan kader. Pemuka masyarakat baik formal dan informal berperan juga dalam menyebarkan kesehatan program-program Posyandu dengan melalui mesjid-
mesjid sebagai salah satu media pengumuman. Menurut Ibu ini, manfaat Posyandu antara lain, adalah memberi perawatan
dan pelayanan kepada Ibu-Ibu balita. Kebaikan Posyandu karena terpadu dimana sekaligus pada saat itu Ibu-Ibu balita dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Ia
mengenal program kesehatan Posyandu yaitu keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Ia mengikuti KB setelah tiga orang anaknya. Alat KB yang digunakan adalah pil, dan ia tidak mempunyai keluhan dalam menggunakanminum obat KB.
Menurutnya peserta KB, pada umumnya memakai pil dan suntikan. Alat KB yang lain tidak digunakan dengan alasan ia malu seperti pemasangan IUD tetapi ia
menjelaskan bahwa Pasangan Usia Subur PUS yang ikut ber KB banyak juga yang memilih alat kontrasepsi IUD sebagai alat yang paling aman untuk tidak hamil.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Ibu ini pada waktu hamil tiga bulan ia memperoleh suntikan TT. Perawatan kesehatan bagi Ibu-Ibu hamil penting sekali terutama makanan bergizi, agar anak
yang dikandung itu sehat dan cerdas. Perawatan anak sangat penting terutama dalam masa pertumbuhan dari umur 0-5 tahun.
Ia teratur menimbang anaknya tiap bulan di Posyandu. Ia memiliki kartu menuju sehat KMS. Anaknya sering diberi makanan tambahan seperti bubur dan
vitamin A dan D. Pengertian mengenai makanan sehat menurutnya, adalah makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna dimana zat terdapat di dalamnya zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga antara lain, terdiri dari beras, jagung, ubi kayu dan mie. Zat pembangun antara lain, terdapat pada daging, telur, ikan dan
sayur-sayuran. Zat pengatur meliputi buah-buahan yaitu : pepaya, pisang dan lain- lain. Adapun yang disebut anak sehat adalah anak yang tidak sakit-sakitan,
timbagannya naik dan nafsu makan bertambah. Ibu ini anaknya baru satu kali disuntik irnunisasi. Suntikan-suntikan yang
pernah diperolehnya yaitu CG, DPT, campak dan polio. Ia mengetahui yang disebut diare yaitu berak-berak encer lebih dari tiga kali sehari. Pengobatannya adalah larutan
gula garam LGG. Cara membuat larutan gula-garam yaitu 1 sendok gula, 14 sendok garam dapur dan 1 gelas gr lalu diaduk. Apabila anaknya menceret tetap
diberi ASI Ibu ini adalah salah seorang anggota tim pengerak PKK. Ia aktif dalam
kegiatan Tim Pengerak PKK sebagai Ketua Pokja IV yang membidangi Posyandu.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Adapun mengenai kebersihan lingkungan Ibu lingkungannya cukup bersih. Rumahnya sederhana ada kamar-kamar, WC, comberan dan tempat pembuangan
sampah. Pekarangannya sangat sempit sehingga tidak dimanfaatkan untuk tanaman
gizi. Ia tidak memelihara ayam dan itik. Ayam sering sakit dan habis diserang penyakit. Tidak ada penyuluhan tentang cara-cara memelihara ayam khususnya ayam
kampung. Pengobatan dalam Posyandu Pengobatan yang diadakan oleh Posyandu cukup bermanfaat bagi Ibu-Ibu balita dan masyarakat umum, karena menghemat
biaya dan transpor Ibu-Ibu balita tidak perlu lagi ke Puskesmas. Dokter atau bidan yang memberi pelayanan dan pengobatan di Posyandu cukup menciptakan keakraban
dan kehangatan dalam melayani Ibu-Ibu balita. Dokter atau bidan menggunakan bahasa Aceh dalam berkomunikasi dengan Ibu-Ibu balita untuk memudahkan peng-
obatan dan pelayanan.
Analisis
Pemaparan media Ibu ini mempunyai radio, sering menonton televisi dan membaca surat kabar. Ibu ini memperoleh banyak informasi tambahan. Informasi
kesehatan diperoleh lewat Posyandu. Ibu ini memperoleh informasi kesehatan lewat saluran komunikasi
interpersonal. Informasi kesehatan disaluran lewat jaringan kader, bidan dan dokter. Komunikasi interpersonal sangat memegang peranan penting. Ibu ini memperoleh
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
juga informasi kesehatan lewat poster Posyandu. Bagi Ibu ini cukup memahami poster poster kesehatan karena tingkat pendidikan Ibu ini adalah tamatan SPG.
Ibu ini mengadopsi inovasi kesehatan lewat kunjungan kader ke rumahnya. Pertama-tama ia diberi tahu oleh kader tentang program kesehatan Posyandu. Ibu ini
memperoleh pengetahuan dan persuasi lewat kader. Setelah ia mempero1eh selalu pengetahuan dan persuasi ia berkunjung ke Posyandu. Berdasarkan pengetahuan dan
persuasi yang dipero1ehnya dari kader ia mengambi1 keputusan dan menilai bahwa Posyandu itu sangat bermanfaat baginya. Ia melaksanakan dan mengambil keputusan
untuk mengadopsi program kesehatan Posyandu atas dasar bahwa Posyandu itu sangat berguna bagi Ibu-Ibu balita dan anak balita.
Adopsi inovasi kesehatan Posyandu tidak diterima lewat sa1uran komunikasi Massa. Menurutnya program kesehatan Posyandu manfaatnya besar, mudah
dilaksanakan karena terpadu, risiko kecil, cocok dengan kondisi Ibu-Ibu balita di lingkungan karena murah, tidak rumit mudah dipraktekkan seperti membuat larutan
gula garam. Orang-orang yang tingkat sosial ekonominya lemah tetapi dan tingkat pendidikan adalah tamatan sekolah menengah, mudah menerima inovasi kesehatan.
Norma sistem sosial
Norma sistem sosial Ibu ini me1iputi sistem sosial ekonomi, ciri-ciri kepribadian dan ciri-ciri komunikasi. Norma sistem sosial tersebut dapat diuraikan
dibawah ini.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Sistem sosial ekonomi
1. Pendidikan sekolah menengah
2. Status sosialnya sederhana ditandai dengan tingkat kehidupan dan pendapatan
sangat sederhana, pekerjaan pokok guru SD dan rumah sederhana. 3.
Mobilitas sosia1nya cukup status sebagai guru SD.
Ciri kepribadian
1. Hubungan interpersonal sangat kuat yaitu kekerabatan dan kekeluargaan sangat
menonjol sebagai ciri kehidupan di lingkungan. 2.
Memiliki sikap lebih berkenan terhadap perubahan. 3.
Memiliki sikap lebih berkenan terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. 4.
Motivasinya untuk meningkatkan taraf hidup cukup.
Ciri komunikasi
1. Ikut dalam kegiatan partisipasi sosial seperti mengikuti kegiatan PKK.
2. Dalam berkomunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal.
3. Komunikasinya lebih bersifat terbuka.
4. Sering berkomunikasi dengan kader kesehatan.
5. Sering bertatap dengan media komunikasi massa.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Pengaruh insentif
lbu ini tertarik pada Posyandu karena Posyandu memberi insentif. Salah satu strategi pemasaran Posyandu mempercepat pengadopsian inovasi kesehatan. Ia
memberikan insentif kepada Ibu-Ibu balita. Akan tetapi sering kali efek insentif itu agak mengecewakan. Apabila insentif itu ditarik kembali bisanya pengadopsian
inovasi juga berhenti. lnilah yang merupakan masalah pokok sejauh mana Posyandu dapat mempertahankan insentif.
Apabila insentif Posyandu dihentikan kemungkinan Ibu-Ibu balita menganggap insentif itu sebagai bagian terpisah dari keuntungan relatif itu sendiri,
yang tidak mungkin terpeliharanya pengadopsian inovasi kesehatan. .lnsentif yang diberikan oleh Posyandu adalah suatu cara untuk merintis masyarakat secara bertahap
agar bisa membiayai kesehatannya mereka. Ibu ini memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk tanaman bergizi oleh
karena Ibu ini adalah seorang guru ia memperhatikan gizi. Gizi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan kecerdasan anak.
7. S H L