Pengaruh insentif
lbu ini tertarik pada Posyandu karena Posyandu memberi insentif. Salah satu strategi pemasaran Posyandu mempercepat pengadopsian inovasi kesehatan. Ia
memberikan insentif kepada Ibu-Ibu balita. Akan tetapi sering kali efek insentif itu agak mengecewakan. Apabila insentif itu ditarik kembali bisanya pengadopsian
inovasi juga berhenti. lnilah yang merupakan masalah pokok sejauh mana Posyandu dapat mempertahankan insentif.
Apabila insentif Posyandu dihentikan kemungkinan Ibu-Ibu balita menganggap insentif itu sebagai bagian terpisah dari keuntungan relatif itu sendiri,
yang tidak mungkin terpeliharanya pengadopsian inovasi kesehatan. .lnsentif yang diberikan oleh Posyandu adalah suatu cara untuk merintis masyarakat secara bertahap
agar bisa membiayai kesehatannya mereka. Ibu ini memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk tanaman bergizi oleh
karena Ibu ini adalah seorang guru ia memperhatikan gizi. Gizi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan kecerdasan anak.
7. S H L
Ibu ini dikawinkan dalam usia 20 tahun. Kawin pada tahun 1985. Usianya sekarang 43 Tiga tahun. Sesudah memperoleh anaknya 2 orang, satu laki-laki dan
satu perempuan. Pendidikan yang sempat diraih PGA Negeri di Lhokseumawe. Pekerjaannya adalah guru agama di Kecamatan Banda Sakti. Ia tamat dari PGAN
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
tahun 1979. Suami adalah seorang petani, pendidikannya tamat SMA. Menurut Ibu interpersonal ini saluran komunikasi memegang peranan penting
dalam menyebarkan program kesehatan Posyandu megiputi lima program yaitu yang Keluarga Berencanan, kesehatan Ibu dan anak KIA, gizi, imunisasi dan
penanggulangnan diare. Komunikasi interpersonal terutama melalui komunikasi tatap muka antar Ibu-Ibu balita dan komunikasi antar tetangga dalam membicarakan
kesehatan Posyandu. Program dan peranan aktif dari kader adalah mengunjungi rumah rumah Ibu-Ibu balita. Media massa seperti radio, televisi, surat kabar tidak
berperan dalam menyebarkan program kesehatan. lbu ini memperoleh persuasi dari kader dan ia mengenal Posyandu pertama
kali dengan melalui kader, Program kesehatan juga melalui kader. Keputusan untuk mengikuti kesehatan Posyandu program setelah ia mendapatkan penyuluhan dari
kader. Keputusan diperkuat setelah ia berkunjung ke Posyandu dan kesadarannya semakin sangat bermanfaat bertambah karena Posyandu bagi Ibu-Ibu balita. Di
Posyandu ia diberi penyuluhan oleh dokter atau bidan dan kader. Kegunaan Posyandu menurut Ibu balita ini adalah untuk menolong Ibu-Ibu seperti menimbang anak tiap
bulan. Posyandu memberi juga penyuluhan tentang makanan sehat dan demonstrasi makanan bergizi. Disamping itu Posyandu memudahkan karena terpadu antara lima
program yaitu keluarga berencana, Kesehatan Ibu dan anak, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. lbu-Ibu balita sekaligus memperoleh pelayanan dari lima
program itu.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Ia mengikuti KB setelah mempunyai dua orang anak. Alat KB yang pertama- pertama digunakan adalah pil dan sekarang diganti dengan IUD, karena pengaruh
hormonal dari pil KB yaitu badannya menjadi gemuk. Menurut Ibu ini perawatan Ibu hamil sangat penting terutama harus makan
makanan bergizi Ibu sehat dan agar anak yang dikandung sehat dan cerdas. Pada waktu ia hamil 6 bulan mendapat suntikan TT. Pada saat anak-anaknya usia balita
setiap 6 bulan ia menimbang anaknya di Posyandu dan dicatat dalam kartu menuju sehat KMS oleh kader. Kartu menuju sehat adalah kartu yang berisi tentang catatan
dan timbangan anak, naik atau turun timbangannya. Ibu ini mengerti juga mengenai makanan sehat. Menurutnya, makanan sehat adalah makanan memenuhi yang empat
sehat lima sempurna, didalamnya terkandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga antara lain meliputi beras, jagung, ubi kayu, zat pembangun
yaitu daging, ikan, telur dan sayur-sayuran. Zat pengatur adalah buah-buahan seperti pepaya, pisang, nenas dan lain-lain. Anaknya sudah diimunisasi. Suntikan imunisasi
yang pernah diperoleh yaitu : BCG, DPT, Polio dan campak. Ibu ini mengetahui yang disebut diare. Diare yaitu berak-berak encer lebih
tiga kali sehari. Pengobatan diare adalah oralit dan larutan-gula garam. Cara membuat larutan gula garam LGG yaitu 1 sendok gula, 14 sendok garam dapur, 1 gelas air
lalu diaduk. apabila anaknya menceret tetap diberi ASI. Anaknya disapih pada usia 2 tahun.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Ibu ini adalah ialah seorang anggota tim penggerak PKK. Ia aktif dalam kegiatan PKK dan Ketua Kader Posyandu. Adapun mengenai kebersihan lingkungan,
Ibu ini lingkungannya bersih, rumah sederhana dan ada kamar-kamar, WC, comberan dan tempat pembuangan sampah. Ia tidak memanfaatkan pekarangannya untuk
tanaman bergizi karena ia mempunyai kebun. Di kebun ia menanam sayur-sayuran, pisang, pepaya dan lain-lain. Ia tidak beternak ayam dan itik karena selalu diserang
penyakit dan tidak ada penyuluhan tentang eara-eara memelihara ayam kampung. Pengobatan yang diadakan oleh Posyandu sangat bermanfaat bagi Ibu-Ibu
balita dan masyarakat umum, menghemat biaya, tenaga dan transport. Ibu-Ibu balita tidak perlu pergi ke Puskesmas. Dokter atau bidan yang memberi pelayanan dan
pengobatan di Posyandu, cukup menciptakan keakraban dan kehangatan dalam melayani Ibu-Ibu balita. Dokter atau bidan menggunakan bahasa Aceh dalam
berkomuniksasi dengan Ibu-Ibu balita untuk memudahkan pelayanan pengobatan.
Analisis
Ibu ini mempunyai sering menonton televisi radio, dan membaca kabar. Ibu ini memperoleh banyak surat informasi tambahan. Informasi kesehatan diperolehnya
lewat Posyandu Ibu ini memperogeh informasi kesehatan lewat saluran komunikasi
interpersonal. Informasi kesehatan disalurkan lewat jaringan kader, bidan dan dokter. Komunikasi interpersonal sangat memegang peranan penting. Ibu ini memperoleh
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
juga informasi kesehatan lewat poster Posyandu. Bagi Ibu cukup memahami poster ini poster kesehatan karena tingkat pendidikan Ibu ini adalah tamatan PGA.
Ibu ini mengadopsi inovasi kesehatan lewat kunjungan kader ke rumahnya. Pertama-tama ia diberi tahu oleh kader tentang program kesehatan Posyandu. Ibu ini
memperoleh pengetahuan dan persuasi lewat kader. Setelah ia memperoleh pengetahuan dan persuasi ia selalu berkunjung ke Posyandu. Berdasarkan
pengetahuan dan persuasi yang diperolehnya dari kader ia mengambil keputusan dan menilai bahwa Posyandu itu sangat bermanfaat baginya. Ia melaksanakan dan
mengambil keputusan untuk mengadopsi program kesehatan Posyandu atas dasar bahwa Posyandu itu sangat berguna bagi Ibu-Ibu balita dan anak balita. Adopsi
Posyandu diterima inovasi kesehatan tidak lewat saluran komunikasi massa. Menurutnya program kesehatan di Posyandu besar manfaatnya, mudah
dilaksanakan karena terpadu, risiko kecil, cocok dengan kondisi Ibu-Ibu balita karena murah, tidak rumit mudah dipraktekkan seperti membuat larutan gula garam. Struktur
sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa tidak menolak inovasi kesehatan. Orang-orang yang tingkat sosial ekonominya lemah tetapi dan tingkat pendidikan
adalah tamatan sekolah menengah, mudah menerima inovasi kesehatan. Norma sistem sosial Ibu ini meliputi sistem sosial ekonomi, ciri-ciri
kepribadian dan ciri-ciri komunikasi. Ciri-ciri sistem sosial tersebut dapat diuraikan dibawah ini:
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Sistem sosial ekonomi
1. Pendidikan sekolah menengah
2. Status sosialnya sederhana ditandai tingkat dengan kehidupan dan pendapatan
sangat sederhana, pekerjaan pokok guru Agama pada SD dan rumah sederhana. 3.
Mobilitas sosialnya cukup status sebagai guru SD.
Ciri kepribadian
1. Hubungan interpersonal sangat kuat yaitu kekerabatan dan kekeluargaan
menonjol cirri sangat sebagai kehidupan di lingkungan. 2.
Memiliki sikap lebih berkenan terhadap perubahan. 3.
Memiliki sikap lebih berkenan terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. 4.
Motivasinya untuk meningkatkan taraf hidup cukup.
Ciri komunikasi
1. Ikut dalam kegiatan partisipasi sosial seperti mengikuti kegiatan PKK.
2. Dalam berkomunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal.
3. Komunikasinya lebih bersifat terbuka.
4. Sering berkomunikasi dengan kader kesehatan.
5. Sering bertatap dengan media komunikasi massa.
Ibu ini tertarik pada Posyandu karena Posyandu memberi insentif. Strategi pemasaran Posyandu untuk pengadopsian inovasi kesehatan mempercepat
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
memberikan insentif kepada Ibu-Ibu balita. Akan tetapi sering kali efek insentif itu agak mengecewakan. Apabiia insentif itu ditarik kembali bisanya pengadopsian
inovasi juga berhenti. Apabila insentif Posyandu dihentikan kemungkinan Ibu-Ibu balita
menganggap insentif itu sebagai bagian terpisah dari keuntungan relatif itu sendiri. Ibu ini memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk tanaman bergizi oleh karena Ibu
ini adalah seorang guru ia memperhatikan gizi. Gizi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan kecerdasan anak.
4.3.2. Pemuka Formal dan Informal Sebagai Penyebar Inovasi Kesehatan
Pemuka formal adalah pemimpin dan pelaksana pemerintahan di Kecamatan Banda Sakti. Pemuka formal yaitu kepala Desa. Termasuk juga pemuka formal yaitu
pemimpin organisasi sosial seperti LMD, LPM dan PKK. Pemuka informal tokoh- tokoh masyarakat seperti tokoh agama dan tokoh adat. Pemuka formal dan informal
yang ada di Kecamatan Banda Sakti adalah Kepala Lingkungan, LMD, LPM, BKM dan PKK informal berumur antara 35 - 70 tahun. Pendidikan yaitu SMA sederajad
sapai dengan S1 SMA dan S1 . Pemuka formal dan informal adalah para pendukung Posyandu. Adapun
mengenai dokter atau bidan, paramedis dan kader adalah para pelaksana serta pendukung kegiatan Posyandu, termasuk juga pemuka formal dan informal.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Dalam membahas hasil wawancara dengan pemuka masyarakat formal dan informal nama-nama mereka dalam tulisan ini adalah nama sebenarnya, tetapi
peneliti menggunakan singkatan namanya.
1. BTR