3. MR
Usia yang cukup bagi seorang perempuan untuk kawin. Ia kawin pada usai 19 tahun. Umurnya sekarang mencapai 20 tahun. Ia bersaudara delapan orang. Diantara
saudara-saudaranya ada sarjana, ada yang bersekolah di Aliyah dan Tsanawiyah semuanya sekolah agama. Ia sendiri hanya tamat SD. Anaknya baru satu orang,
adalah laki-laki. Umurnya baru tahun, berat 12 kg. Suaminya adalah satu seorang guru agama di SD yang terletak disekitar pegunungan. Umur suaminya 30 tahun.
Ibu ini tidak mempunyai radio, demikian pula televisi, juga sering membaca surat kabar, karena suaminya adalah seorang guru SD. Di tempat mengajar suaminya
ada surat kabar. Ibu ini kalau membaca surat kabar semuanya di baca. Ia mengenal Posyandu pertama kalinya melalui kader. Dari kader, ia
mendapat pesan-pesan kesehatan antara lain yaitu keluarga berencana, kesehatan Ibu dan anak KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Ia diajak oleh kader untuk mengikuti Posyandu. Setelah ia memahami Posyandu ia memutuskan untuk mengikutinya karena Posyandu berguna sangat bagi
Ibu-Ibu balita. Program kesehatan diketahui melalui penyuluhan di Posyandu. Setiap ia berkunjung ke Posyandu ia memperoleh penyuluhan dari dokter, atau bidan dan
kader. Namun, ia belum masuk KB karena baru satu orang anak. Ia mengetahui bahwa kalau Ibu hamil perlu makanan bergizi, agar anak yang dikandung itu sehat
dan cerdas.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Setiap bulan ia menimbang anaknya di Posyandu. Ia memperoleh pemberian makanan tambahan seperti bubur dan vitamin A. Pengetahuannya tentang gizi cukup.
Ia lahu setiap anak yang berumur 6 bulan harus diberi makanan lunaklembek. Mereka sudah memiliki kartu menuju sehat KMS. KMS ini bertujuan untuk
mengetahui timbangan anak. Disamping itu kalau Ibu menyusui perlu minum air banyak. Pengertian mengenai anak sehat adalah anak yang tidak sakit, berat badan
naik dan nafsu makan bertambah. Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna, terpenuhi zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Anaknya sudah tiga kali mendapat suntikan imunisasi yaitu pada umur 4 bulan, umur 7 bulan dan umur 9 bulan.
Ia mengetahui penyakit diare, yaitu berak-berak encer lebih dari tiga kali sehari. Pengobatan diare dilakukan dengan oralit dan larutan gula garam. Ia
mengetahui eara membuat larutan gula garam yaitu 1 sendok gula, 14 sendok teh garam dapur dan air 1 gelas. Apabila anaknya berak-berak tetap diberi ASI.
Ia rajin mengunjungi Posyandu dan mengikuti kegiatan-kegiatan PKK bersama istri kepala desa. Adapun mengenai kebersihan lingkungan, Ibu ini belum
teratur lingkungannya belum memiliki WC dan comberan. Tetapi rumahnya sudah mempunyai kamar-kamar.
Pekarangan tidak di manfaatkan untuk tanaman bergizi karena sempit. Tidak berternak ayam dan itik, ayam sering diserang penyakit dan tidak ada penyuluhan
tentang tata eara memelihara ayam. Apabila ke pasar ia hanya membeli ikan dan
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
sayur-sayuran. Ia mengetahui makanan bergizi tetapi kalau keadaan keuangan terbatas sering tidak terpenuhi 4 sehat 5 sempurna.
Pengobatan yang diadakan oleh Posyandu cukup bermanfaat bagi Ibu-Ibu balita dan masyarakat umum karena tidak perlu lagi ke Puskesmas. Dokter bidan atau
yang memberi pelayanan dan pengobatan di Posyandu cukup menciptakan keakraban dan kehangatan dalam melayani Ibu-Ibu balita. Dokter atau bidan menggunakan
bahasa Aceh dalam berkomunikasi dengan Ibu-Ibu balita untuk memudahkan pelayanan pengobatan.
Analisis
Ibu ini tidak mempunyai radio dan sering menonton televisi. Sering membaca surat kabar. Ibu ini sudah terdapat media massa. Ia memperoleh informasi tambahan
lewat media massa. Informasi kesehatan diperoleh lewat media massa tetapi diperoleh lewat kader, doker, bidan dan poster Posyandu.
Ibu ini memperoleh informasi kesehatan lewat komunikasi interpersonal. Informasi kesehatan disalurkan lewat jaringan kader, bidan dan dokter. Komunikasi
interpersonal sangat memegang peranan penting. Ibu ini memperoleh juga informasi kesehatan lewat poster Posyandu, poster
sifatnya visual. Bagi orang-orang yang tingkat pendidikannya rendah sulit memahami poster. Poster itu memerlukan penjelasan karena banyak pesan-pesan
komunikasi yang terdapat di dalamnya sulit dipahami oleh Ibu-Ibu balita yang tingkat
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
pendidikannya rendah. Ibu ini rajin mengunjungi Posyandu. Pada awalnya ia berkunjung ke
Posyandu karena penyampaian oleh kader dan kepala desa. Ibu ini berpartisipasi karena ada yang memberi dorongan. Partisipasinya bukan karena dorongan sendiri.
Partisipasi yang berlaku di Banda Sakti ini adalah partisipasi karena dorongan yang didasarkan atas insentif.
Ibu ini mengadopsi inovasi kesehatan lewat kunjungan kader ke rumahnya. Pertama-tama ia diberi tahu oleh kader tentang program kesehatan Posyandu. Ibu ini
memperoleh pengetahuan dan persuasi lewat kader. Setelah ia memperoleh pengetahuan dan persuasi ia selalu berkunjung ke Posyandu. Berdasarkan
pengetahuan dan persuasi yang diperolehnya dari kader ia mengambil keputusan dan menilai bahwa Posyandu itu sangat bermanfaat baginya. Ia melaksanakan dan
mengambil keputusan untuk mengadopsi program kesehatan Posyandu atas dasar bahwa Posyandu itu berguna sangat bagi Ibu-Ibu balita.
Adopsi inovasi kesehatan Posyandu tidak diterima lewat saluran komunikasi massa. Menurutnya program kesehatan Posyandu manfaatnya besar, mudah
dilaksanakan karena terpadu, risiko kecil, cocok dengan kondisi Ibu-Ibu balita di lingkungan karena murah, tidak rumit mudah dipraktekkan seperti membuat larutan
gula garam. perjalanan waktu proses adopsi inovasi kesehatan Posyandu tidak memakan jangka waktu yang lama. Karena inovasi kesehatan ini memberikan
insentif bagi Ibu-ibu balita.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat kecamatan tidak menolak inovasi kesehatan. Orang-orang yang tingkat sosial ekonominya 1emah dan tingkat
pendidikan relatif rendah inovasi kesehatan sangat membantu baginya dalam meningkatkan kesehatannya. Konsekuensi berrupa menliak kehadiran inovasi
kesehatan di lingkungan tidak ada. Berlainan halnya dengan inovasi traktor banyak petani yang menolak karena harganya mahal sulit dijangkau oleh petani kecil.
Norma sistem sosial
Norma sistem sosial Ibu ini meliputi sistem sosial ekonomi, ciri-ciri kepribadian dan ciri-ciri komunikasi. Norma sistem sosial tersebut dapat diuraikan
dibawah ini. Sistem sosial ekonomi adalah sebagai berikut: 1.
Pendidikan relatif rendah tidak tamat SD namun dapat baca tulis. 2.
Status sosialnya sangat rendah ditandai dengan tingkat kehidupan dan pendapatan sangat lemah serta rumah sederhana.
3. Mobilitas sosial sangat rendah.
4. Petanni kecil dengan lahan yang sangat sempit.
5. Orientasi ekonominya sangat tradisionil karena struktur perekonomian di
Lingkungan sangat ditentukan oleh ikatan-ikatan sistem pertanian. Para konsumen adalah petani-petani kecil sehingga perekonomian tidak bisa berkembang ke arah
yang lebih besar.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
6. Pekerjaan pokoknya adalah petani.
Ciri kepribadian
1. Hubungan interpersonal sangat kuat dengan pola kekerabatan dan kekeluargaan
yang menonjol tidak ada aturan-aturan formal yang mengikat misalnya dalam bertamu sangat interpersonal sifatnya.
2. Masih dogmatis yakni mempercayai pengobatan-pengobatan tradisional bersalin
melalui dukun beranak, namun sudah menerima inovasi kesehatan modern karena selalu berkunjung ke Posyandu.
3. Sudah terbuka terhadap perubahan.
4. Orientasinya terhadap pendidikan sangat rendah karena ia berpendidikan rendah.
5. Ingin berubah kearah kehidupan yang lebih baik, anak anaknya sekolah masih di
SD.
Ciri komunikasi
1. Ikut dalam kegiatan partisipasi sosial seperti mengikuti kegiatan PKK.
2. Dalam berkomunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal.
3. Komunikasinya hanya dalam lingkungannya.
4. Sering berkomunikasi dengan kader kesehatan.
5. Sering bertatap dengan media komunikasi massa seperti radio.
M. Nasir : Peran Posyandu dalam Penyebaran Informasi Tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoksemawe.
USU e-Repository © 2008.
Pengaruh insentif
Ibu ini tertarik pada Posyandu karena Posyandu memberi insentif. Salah satu strategi pemasaran Posyandu untuk mempercepat pengadopsian inovasi kesehatan ia
memberikan insentif kepada Ibu-Ibu balita. Akan tetapi sering kali efek insentif itu agak mengecewakan. Apabila insentif itu ditarik kembali bisanya pengadopsian
inovasi juga berhenti. Inilah yang merupakan masalah pokok sejauh mana Posyandu dapat mempertahankan insentif.
Apabila insentif Posyandu dihentikan kemungkinan Ibu-Ibu balita menganggap insentif itu sebagai bagian terpisah dari keuntungan relatif itu sendiri,
yang tidak mungkin terpeliharanya pengadoopsian inovasi kesehatan. Insentif yang diberikan oleh Posyandu adalah suatu cara untuk merintis masyarakat Lingkungan
secara bertahap agar bisa membiayai kesehatan mereka.
4. HD