Analisis aspek sosial Analisis aspek ekonomi

6.1.2 Analisis aspek teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan pengoperasian alat penangkapan ikan pelagis, apakah alat tangkap tersebut efektif atau tidak bila dioperasikan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam aspek teknis adalah produksi per tahun, produksi per trip, dan produksi per tenaga kerja. Semua data yang digunakan berdasarkan pada hasil wawancara dengan nelayan. Hasil penilaian aspek teknis dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 17 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Banyuasin Unit Penangkapan Kriteria Penelitian Ikan Pelagis X 1 V 1 X 1 X 2 V 2 X 2 X 3 V 3 X 3 VA2 UP Rawai Hanyut 48000 1 300 1 60 1 3 1 Jaring Insang Hanyut 38400 0.64 200 0.46 55 0.75 1.85 2 Bagan Tancap 21600 115 40 3 Keterangan : X 1 = Produksi per tahun kg X 2 = Produksi per trip kg X 3 = Produksi per tenaga kerja kg VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V i X i UP = Urutan prioritas Penilaian keunggulan berdasarkan aspek teknis, pada unit penangkapan ikan pelagis menempatkan rawai hanyut pada prioritas pertama untuk kriteria seluruhnya yaitu produksi per tahun X 1 , produksi per trip X 2 dan produksi per tenaga kerja X 3 lebih baik dari jaring insang hanyut dan bagan tancap.

6.1.3 Analisis aspek sosial

Analisis aspek sosial meliputi penilaian terhadap aspek sosial yaitu penyerapan tenaga kerja tiap alat penangkapan, penerimaan nelayan per unit penangkapan, dan tingkat penguasaan teknologi alat tangkap Tabel 18. Semua data berdasarkan wawancara langsung dengan nelayan. Kriteria penyerapan tenaga kerja dilihat dari jumlah tenaga kerja yang ikut dalam pengoperasian untuk setiap unit alat tangkap. Nilai pada kriteria pendapatan nelayan per tahun diperoleh dari sistem bagi hasil antar nelayan per unit penangkapan tanpa memperhitungkan kelebihan yang diperoleh oleh nelayan tertentu, misalnya juru mudi lebih dari ABK lainnya, tingkat 70 penguasaan teknologi alat tangkap oleh para nelayan berdasarkan wawancara dengan nelayan selama menggunakan alat tangkap tersebut. Tabel 18 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek sosial unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Banyuasin Unit Penangkapan Kriteria Penelitian Ikan Pelagis X 1 V 1 X 1 X 2 V 2 X 2 X 3 V 3 X 3 VA3 UP Rawai Hanyut 4 1 40000000 1 1 2 1 Jaring Insang Hanyut 4 1 32000000 0.64 1 1.64 2 Bagan Tancap 3 18000000 2 1 1 3 Keterangan : X 1 = Jumlah tenaga kerja X 2 = Pendapatan nelayan per tahun Rp X 3 = Tingkat penguasaan teknologi 1 mudah; 2 sedang; 3 sedikit sukar; 4 sukar VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V i X i UP = Urutan prioritas Penilaian keunggulan unit penangkapan ikan pelagis berdasarkan aspek sosial menempatkan rawai hanyut pada urutan prioritas pertama sedangkan jaring insang hanyut pada prioritas kedua dan bagan tancap menempati prioritas ketiga. Penilaian terhadap aspek sosial secara keseluruhan setelah dilakukan standarisasi didapatkan rawai hanyut lebih baik daripada jaring insang hanyut dan bagan tancap.

6.1.4 Analisis aspek ekonomi

Analisis aspek ekonomi meliputi penilaian terhadap penerimaan kotor per tahun, penerimaan kotor per trip, dan penerimaan kotor per tenaga kerja. Berikut ini pada Tabel 19 dapat dilihat penentuan urutan prioritas terhadap aspek ekonomi berdasarkan kriteria efisiensi usaha. Tabel 19 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek ekonomi unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Banyuasin Unit Penangkapan Ikan Pelagis Kriteria Penelitian X 1 V 1 X 1 X 2 V 2 X 2 X 3 V 3 X 3 VA 4 UP Rawai Hanyut 120000000 1 2000000 1 300000 1 3 1 Jaring Insang Hanyut 96000000 0.6 1500000 0.5 200000 0.33 1.43 2 Bagan Tancap 60000000 1000000 150000 3 Keterangan : X 1 = Penerimaan kotor per tahun Rp X 2 = Penerimaan kotor per trip Rp X 3 = Penerimaan kotor per tenaga kerja Rp 71 VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V i X i UP = Urutan prioritas Penilaian keunggulan unit penangkapan ikan pelagis berdasarkan aspek ekonomi menempatkan rawai hanyut pada urutan prioritas pertama sedangkan jaring insang hanyut pada prioritas kedua dan bagan tancap menempati prioritas ketiga. Penilaian terhadap aspek sosial secara keseluruhan setelah dilakukan standarisasi didapatkan rawai hanyut lebih baik daripada jaring insang hanyut dan bagan tancap.

6.1.5 Analisis aspek keramahan lingkungan