Tabel 10 Nama-nama Kecamatan menurut status dan Ibu Kota Kecamatan dalam Kabupaten Banyuasin
No Kecamatan
Ibu Kota Kecamatan 1.
Banyuasin I Mariana
2. Rambutan
Sungai Pinang 3.
Muara Padang Sumber Makmur
4. Talang Kelapa
Sukajadi 5.
Banyuasin II Sungsang
6. Makarti Jaya
Makarti Jaya 7.
Muara Telang Muara Telang
8. Banyuasin III
Pangkalan Balai 9.
Betung Betung
10. Rantau Bayur
Rantau Bayur 11.
Pulau Rimau Teluk Betung
12. Tunggal Ilir
Sidomulyo 13.
Air Saleh Saleh Mukti
14. Tanjung Lago
Tanjung Lago 15.
Muaro Sugihan Trita Harjo
Sumber : DKP 2006
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa Kecamatan Banyuasin II merupakan Kecamatan terluas yaitu 2.681,82 atau 22,66 dari luas Kabupaten Banyuasin.
1.3 Karakteristik Iklim, Musim dan Daerah Penangkapan
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin tercatat bahwa tidak ada bulan kering yang nyata 100 mm selama kurun waktu
sepuluh tahun terakhir 1992 - 2002. Temperatur minimal yang tercatat pada bulan Oktober yaitu 25,4 °C dan temperatur maksimum 27,9 °C pada bulan
Januari. Kelembaban nisbi bulanan selalu tinggi yaitu lebih besar dari 82 . Sistem agroklimat daerah ini termasuk daerah dengan zona agroklimat A1
yaitu dimana terdapat iklim lebih dari sembilan bulan basah berturut-turut dan kurang dari dua bulan kering tiap tahunnya. Curah hujan rata-rata sebesar
229,7 mm per tahun dan dengan rata-rata hari hujannya sebanyak 149 hari per tahun. Besarnya curah hujan adalah tiga kali curah hujan pada musim kemarau
dan berdasarkan data dari BMG dari tahun 1986 – 2001 rata-rata kecepatan angin selama bulan Oktober adalah 3,27 kmjam adalah 0,907 ms dengan arah
rata-rata pergerakan angin kearah tenggara. Curah hujan terbesar adalah 13,58 mm – 38,50 mm dengan rata-rata 8,84 mm – 24,25 mm DPK 2006.
Kegiatan perikanan di Kabupaten Banyuasin terutama usaha penangkapan ikan baik penangkapan di perairan umum maupun penangkapan
di laut, faktor iklim sangat mempengaruhi dalam aktivitas masyarakat perikanan dalam melakukan usahanya. Kegiatan penangkapan ikan diperairan
umum sungai, rawalebak efektif mulai bulan Juni sampai dengan September selama periode tahunan dimana saat bulan tersebut musim kemarau.
Sedangkan kegiatan penangkapan ikan di laut dipengaruhi oleh adanya Angin Musim Barat, Utara dan Tenggara. Pada saat angin musim barat yang terjadi
antara bulan Januari sampai dengan bulan Maret, kegiatan penangkapan di laut terutama bagi nelayan yang berdomisili di Sungsang tidak melaut.
Dalam menentukan daerah penangkapan fishing ground jaring insang hanyut, bagan tancap dan rawai hanyut yang dilakukan nelayan di Sungsang,
umumnya berdasarkan pengalaman nenek moyang mereka terdahulu dan pengalaman-pengalaman nelayan sebelumnya. Apabila hasil tangkapan yang
diperoleh pada operasi penangkapan sebelumnya cukup banyak, maka nelayan akan melakukan kegiatan penangkapan di daerah yang sama. Sebaliknya jika
diperoleh hasilnya sedikit maka nelayan akan mencari daerah penangkapan yang baru.
Daerah penangkapan ikan pelagis oleh nelayan Desa Sungsang umumnya terdapat di perairan Sungai Barong sampai Sungai Sembilang,
Sungai Lulu sampai Sungai Manan, Sungai Benu sampai Pulau Jambi, Laut Bangka sampai Tanjung Niur, Laut Palu, Laut Upang, Laut Jermal, Pulau
Tujuh, Carad, Legon, Mesuji, Sungai Pinang, Sungai Lumpur, Sungai Batang, Bedawang, Birik, Taboan, Tabuwali, Tanjung Panglima, Tanjung Tuluh dan
Pantai Tulung Selapan sampai Pantai Lampung. Kedalaman perairan untuk pemasangan bagan tancap berkisar antara 0 - 10 m, jaring insang hanyut
berkisar antara 0 – 8 m sedangkan untuk hanyut berkisar antara 0 - 15 m tergantung jarak yang ditempuh dari fishing base dengan substrat perairan
lumpur, berpasir dan lumpur berpasir. Jarak daerah penangkapan di perairan Sungsang dan Laut Palu dari tempat berangkat dan pendaratan hasil tangkapan
fishing base berkisar antara 2 - 3 jam DPK 2006. 49
1.4 Karakteristik Oseanografi 4.4.1