Bentuk, ukuran dan sifat birefrigence granula pati umbi walur

Kadar abu tepung walur yang didapatkan pada penelitian ini lebih tinggi dari kadar abu tepung terigu. Kadar abu tepung walur yang didapatkan adalah sebesar 2,36. Menurut Figoni 2003, abu terdiri atas bahan-bahan organik dan garam-garam mineral. Tingginya kadar abu pada tepung walur tersebut menunjukkan bahwa tepung walur memiliki kandungan anorganik dan mineral yang tinggi bila dibandingkan dengan tepung terigu. Selain itu, kalsium oksalat yang terdapat pada umbi walur juga dapat menyebabkan tingginya kadar abu pada tepung walur karena kalsium yang terdapat pada kalsium oksalat dapat terdeteksi sebagai kalsium bebas. Kadar lemak tepung walur adalah sebesar 0,57 Tabel 3. Nilai kadar lemak pada tepung walur sedikit lebih tinggi dari kadar lemak tepung terigu. Apabila dibandingkan dengan umbi walur segar sebesar 14,41 Tabel 1, kadar lemak pada tepung walur ini tereduksi cukup besar. Rendahnya kadar lemak pada tepung walur ini disebabkan oleh adanya proses pengeringan dan proses penepungan pada tahapan produksi tepung walur tersebut. Kadar protein tepung walur yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebesar 3,77 . Kadar protein pada tepung walur ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar protein pada tepung terigu, yaitu sebesar 13,95 . Apabila dilihat dari kadar protein umbi walur segar, yaitu sebesar 6,42 Tabel 1, maka dapat dikatakan bahwa kadar protein pada tepung walur memang sudah rendah dari umbi walur segar itu sendiri. Selanjutnya, hasil analisis proksimat dari tepung walur didapatkan bahwa kadar karbohidrat dari tepung walur cukup tinggi yaitu sebesar 88,35 . Kadar karbohidrat pada tepung ini lebih tinggi dari kadar karbohidrat tepung terigu, yaitu 82,56. Selain itu, dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa kadar serat kasar dari tepung walur cukup kecil yaitu sebesar 4,56 , dimana kadar serat kasar pada tepung walur ini tidak jauh berbeda dengan kadar serat kasar pada tepung terigu, yaitu sebesar 4,95 .

4.3.4 Total pati dan kandungan amilosa

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa tepung walur memiliki total pati sebesar 59,70 . Nilai total pati dari tepung walur ini lebih rendah dibandingkan dengan kadar total pati pada tepung terigu, yaitu sebesar 71,00 . Nilai total pati pada tepung menunjukkan kandungan pati yang terdapat dalam tepung. Pati merupakan sumber utama karbohidrat dalam pangan. Dimana, pati ini merupakan bentuk penting polisakarida yang tersimpan dalam jaringan tanaman, berupa granula dalam kloroplas daun dan dalam amiloplas pada biji dan umbi Sajilata et al. 2006. Perbedaan kadar total pati pada berbagai jenis varietas tersebut kemungkinan disebabkan karena perbedaan sumber botani, varietas dan cara pengolahan yang digunakan. Tabel 4. Perbandingan data analisis kimia tepung walur dengan tepung terigu. Parameter Tepung Walur Tepung Terigu Total Pati bk 59,70 71,00 a Amilosa bk 23,40 27,20 b a Figoni 2003; b Zaidul et al. 2007 Kandungan amilosa dari tepung walur adalah 23,40. Kandungan amilosa pada tepung walur ini lebih rendah dari kandungan amilosa pada tepung terigu yang nilainya sebesar 27,20 . Menurut Noda et al. 2008, perbedaan kandungan amilosa pada berbagai jenis pati dapat dipengaruhi oleh perbedaan sumber botani, kondisi iklim, jenis tanah selama pertumbuhan dan waktu pemanenan. Molekul amilosa pada pati mempengaruhi sifat fungsionalnya, yaitu pada saat pembentukan gel pati.

4.3.5 Sifat fisik tepung walur

Hasil analisis sifat fisik tepung walur dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai derajat putih dari tepung walur adalah sebesar 69,10, derajat putih pada tepung walur ini jauh lebih rendah dari nilai derajat putih pada terigu yang nilainya sebesar 81,86 . Perbedaan nilai derajat putih dari dua jenis tepung ini sangat dipengaruhi oleh sumber tepung. Tabel 5. Perbandingan sifat fisik tepung walur dengan tepung terigu. Parameter Tepung Walur Terigu Derajat Putih 69,10 81,86 Sudut Tumpukan derajat 69,82 54,27 Bulk density g100 ml 53,40 51,05

Dokumen yang terkait

Isolation and identification of indigenous microorganisms and its application in fermented corn and characterization of physicochemical properties of the flour

1 21 271

Penurunan Kadar Oksalat Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Karakterisasi serta Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

5 25 248

Reduksi Oksalat pada Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

0 4 8

Modifikasi Pati Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dengan Heat Moisture Treatment (HMT) serta Karakteristisasi Sifat Fisiko- Kimia dan Sifat Fungsionalnya

2 19 158

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour (Sorghum bicolor L. Moench) and Its Application In Cookies.

0 4 186

Characterizations of Walur Flour (Amorphophallus campanulatus var sylvetris) and Its Application in Noodle and Cookies

3 6 132

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour and Its Application In Cookies

0 6 101

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

KNO3 Application Affect Growth and Production of Amorphophallus muelleri Blume

0 1 7

Study of Manufacturing and Mechanical Characteristic of Biodegradable Plastics Made From Suweg (Amorphophallus campanulatus)

0 0 6