Sifat fisik tepung walur
dibandingkan tingkat suku bunga bank, maka usaha dinyatakan layak. Nilai IRR pada industri tepung walur didapatkan sebesar 20 persen yang berarti bahwa
pendirian pabrik tepung walur layak untuk dilaksanakan.
Net BC Ratio
Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio menunjukkan manfaat yang diberikan dari proyek ini untuk kepentingan umum dan bukan keuntungan
finansial perusahaan. Nilai BC dihitung berdasarkan nilai arus kas yang telah diperhitungkan nilai perubahannya terhadap waktu. Nilai Net BC pada proyek
pendirian pabrik tepung walur diperoleh sebesar 1,28 persen yang menunjukkan bahwa pendirian pabrik tepung walur ini layak untuk dilaksanakan, karena nilai
Net BC besar dari 1.
Pay Back Period PBP
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PBP untuk proyek pendirian industri industri tepung walur adalah 6,1 tahun yang berarti untuk mengembalikan
investasi awal pabrik dibutuhkan waktu 6 tahun 2 bulan setelah pabrik berproduksi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa industri tepung walur
layak untuk didirikan karena waktu pengembalian modal lebih cepat dibandingkan dengan umur proyek. Berdasarkan semua kriteria investasi yang telah dipaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa industri pengolahan tepung walur layak untuk direalisasikan.
4.5 Aplikasi Tepung Walur dalam Produk Pangan 4.5.1 Pengaruh substitusi tepung walur terhadap analisis organoleptik mie
Parameter organoleptik yang diujikan pada produk mie dalam penelitian ini terdiri dari warna, kekenyalan, kelengketan, rasa, dan keseluruhan.
Berdasarkan hasil analisis multivariate terhadap hasil uji kesukaan panelis Lampiran 17, menunjukkan bahwa persentase substitusi tepung walur
mempengaruhi tingkat kesukaan terhadap warna, kekenyalan, kelengketan, rasa dan keseluruhan. Histogram pengaruh substitusi tepung walur terhadap nilai
kesukaan mie disajikan pada Gambar 15.
Gambar 15. Histogram pengaruh substitusi tepung walur terhadap nilai kesukaan mie.
Warna merupakan kesan pertama yang diperoleh konsumen dari suatu produk pangan. Oleh karena itu, warna memegangang peranan yang penting
dalam menentukan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Menurut Meilgaard et al. 1999, warna merupakan salah satu atribut penampilan pada
suatu produk yang sering kali menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk tersebut secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik
dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap atribut warna berkisar antara 3,76
– 6,12 atau agak tidak suka sampai suka. Pada Gambar 15 terlihat bahwa peningkatan konsentrasi tepung walur dalam pembuatan cookies
menurunkan tingkat kesukaan terhadap warna cookies. Sampai konsentrasi tepung walur 20 masih didapatkan tingkat kesukaan pada warna mie diatas netral atau
mendekati agak suka. Berdasarkan hasil analisis multivarite, diketahui bahwa perbedaan rasio tepung walur dan tepung terigu yang digunakan mempengaruhi
tingkat kesukaan panelis tehadap warna mie. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa setiap perlakuan substitusi memberikan pengaruh yang
berbeda nyata. Foto produk mie substitusi tepung walur 0 sampai 30 disajikan pada Gambar 16.
Uji organoleptik kekenyalan bertujuan untuk mendapatkan tingkat kesukaan panelis terhadap kekenyalan produk mie yang dihasilkan dari setiap perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis multivariate, didapatkan bahwa perbedaan rasio tepung
1 2
3 4
5 6
7
Warna Kekenyalan Kelengketan
Rasa Keseluruhan
N il
a i
Rata -r
a ta
K e
su ka
a n
Substitusi Tepung Walur
10 20
30