Tujuan Tujuan umum Hipotesis Manfaat Penelitian

Gambar 3. Tahapan reduksi oksalat Pengirisan 3 mm Pengupasan dan pencucian Umbi Walur Perendaman dalam air panas 45 o C selama 3 jam Pemilihan jenis larutan Perendaman dalam larutan HCl 0,2 N, NaCl 1,7 N, NaOH 0,2 N dan Air selama 30 menit Pengaruh waktu perendaman larutan terpilih waktu perendaman 0, 30, 60 dan 90 menit Analisis kadar oksalat HPLC Tahapan Terpilih Gambar 4. Proses produksi tepung walur.

3.8 Karakterisasi Sifat Fisikokimia dan Fungsional Tepung Walur

Karakterisasi sifat fisik meliputi: analisa molekul dengan Mikroskop Polarisasi pada pembesaran 200X dan 400X, dan Scanning Electron Microscope SEM JSM 5410LV. Karakterisasi sifat kimia meliputi: analisa kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, kadar oksalat, residu sulfit, derajat putih, analisa kadar serat, kadar pati dan kadar amilosa. Kemudian sifat fungsional dari tepung walur dilihat dengan pengukuran profil gelatinisasi dengan Rapid Visco Analyzer RVA, swelling volume, kelarutan dan kekuatan gel.

3.9 Mie Kering

Proses pembuatan mie walur kering dilakukan dengan cara substitusi tepung walur pada tepung terigu dengan 4 perlakuan formulasi 0, 10, 20 dan 30. Penepungan ayakan 100 mesh Tepung Walur Pengirisan 3-5 mm atau penyawutan Reduksi Oksalat Pengeringan dengan oven T= 60 o C selama 14-16 jam Pengupasan dan pencucian Umbi Walur Perlakuan Perendaman dalam Natrium Metabisulfit Konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm Proses pembuatan mie kering walur diawali dengan membuat adonan melalui pencampuran tepung formulasi tertentu dengan 50 air yang mengandung garam 1 dari berat keseluruhan tepung dan 1 guar gum. Pencampuran dilakukan dengan hand mixer kecepatan sedang skala 2 selama 5 menit. Setelah itu dilakukan penekanan adonan menggunakan grinder dengan ukuran diameter 0,3 cm sebanyak 2 kali yang dilanjutkan dengan pembentukan lembaran secara bertahap dengan menggunakan sheeting. Pembentukan lembaran dilakukan dari skala 1,8 hingga 0,2 penurunan per 0,2 skala. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat cutting mie. Mie mentah dikukus T = 90 o C selama t = 20 menit, dan dikeringkan dengan oven T = 60 o C selama t = 70 menit. Analisis yang dilakukan terhadap mie walur substitusi terdiri dari analisis organoleptik warna, kekenyalan, kelengketan, rasa dan keseluruhan, waktu optimum pemasakan, kehilangan padatan selama pemasakan dan analisis tekstur kekerasan, kelengketan dan gaya tarik menggunakan Texture Analyzer Brookfield Engineering TC3. Penentuan formulasi terbaik dalam aplikasi tepung walur pada produk mie adalah berdasarkan hasil analisis organoleptik tersebut. Tahapan proses pembuatan mie kering walur dapat dilihat pada Gambar 5.

3.10 Cookies

Pembuatan cookies dilakukan dengan menggunakan tepung komposit, yaitu campuran antara tepung terigu dan tepung walur. Aplikasi tepung walur pada pengolahan cookies ditargetkan sampai 100 . Persentase substitusi yang digunakan adalah 0, 25, 50, 75 dan 100. Proses pembuatan cookies dilakukan dengan menimbang sebanyak 87,5 g gula halus lalu ditambah dengan 137,5 g margarin, 18,75 susu skim, 31,25 g kuning telur, 0,625 g garam dan 0,5 g soda kue. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan menggunakan mixer selama 10 manit. Selanjutnya ke dalam adonan tersebut ditambahkan tepung komposit perlahan-lahan sambil diaduk hingga merata. Setelah tercampur, adonan tersebut dicetak dan dioven selama 30 menit pada suhu 150 o C. Cookies yang dihasilkan dianalisa mutunya, yaitu sifat organoleptiknya warna, aroma, kerenyahan dan keseluruhan dan sifat tekstur kerenyahan kekerasan menggunakan Texture Analyzer Brookfield Engineering TC3. Penentuan formulasi terbaik dalam aplikasi

Dokumen yang terkait

Isolation and identification of indigenous microorganisms and its application in fermented corn and characterization of physicochemical properties of the flour

1 21 271

Penurunan Kadar Oksalat Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Karakterisasi serta Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

5 25 248

Reduksi Oksalat pada Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

0 4 8

Modifikasi Pati Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dengan Heat Moisture Treatment (HMT) serta Karakteristisasi Sifat Fisiko- Kimia dan Sifat Fungsionalnya

2 19 158

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour (Sorghum bicolor L. Moench) and Its Application In Cookies.

0 4 186

Characterizations of Walur Flour (Amorphophallus campanulatus var sylvetris) and Its Application in Noodle and Cookies

3 6 132

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour and Its Application In Cookies

0 6 101

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

KNO3 Application Affect Growth and Production of Amorphophallus muelleri Blume

0 1 7

Study of Manufacturing and Mechanical Characteristic of Biodegradable Plastics Made From Suweg (Amorphophallus campanulatus)

0 0 6