disaring  dengan  menggunakan  corong  Bunchner  yang  berisi  kertas  saring  tak berabu  yang  telah  dikeringkan  dan  diketahui  bobotnya.  Endapan  yang  terdapat
pada kertas saring selanjutnya dicuci berturut-turut dengan larutan H
2
SO
4
1,25 panas, air panas dan etanol 95. Kertas saring beserta isinya lalu dimasukkan ke
dalam  cawan  yang  telah  diketahui  bobotnya  dan  dikeringkan  pada  suhu  105
o
C lalu didinginkan dan ditimbang sampai bobotnya tetap.
Perhitungan: �   � � =
� −� �
100 Keterangan:  Wo
=  Berat kertas saring Wi
=  Berat kertas saring + residu setelah dikeringkan Ws
=  Berat contoh
7. Kerapatan tumpukan Bulk Density Khalil 1999
Tepung  walur  dimasukkan  ke  dalam  gelas  ukur  10  ml  yang  sudah diketahui beratnya sampai volume tertentu, kemudian ditimbang kembali sehingga
diperoleh  berat  produk.    Kerapatan  tumpukan  ditentukan  dengan  cara  membagi berat  sampel  dengan  volume  ruang  yang  ditempatinya  dan  dinyatakan  dalam
kgm
3
. 8.
Sudut tumpukan
Pengukuran  sudut  tumpukan  dilakukan  dengan  menggunakan  Flodex Powder Flowability Test Instrument.  Bahan sebanyak 100 ml dijatuhkan dengan
ketinggian  15  cm  melalui  corong  secara  perlahan-lahan  dan  kecepatan  konsisten dengan tujuan meminimalisasi pengaruh tekanan dan kecepatan laju aliran bahan.
Pengukuran  diameter  d  dilakukan  sebanyak  dua  kali  ulangan  dengan  sisi  yang sama,  sedangkan  pengukuran  tinggi  t  tumpukan  dilakukan  pada  puncak
tumpukan  dengan menggunakan jangka sorong. Penghitungan sudut tumpukan :
tg α = t  0.5 d       tg α = 2t  d    α = Arc-tg 2t  d
9. Analisis  profil  gelatinisasi  dengan  Rapid  Visco  Analyzer  Collado  et  al.
1999
Analisis  profil  gelatinisasi  tepung  dilakukan  dengan  menggunakan  alat Rapid  Visco  Analyzer  RVA.  Sampel  sebanyak  3  g  kadar  air  14    dilarutkan
dalam  25  g  akuades,  kemudian  dilakukan  siklus  pemanasan  dan  pendinginan dengan pengadukan konstan. Sampel dipanaskan hingga suhu 50
o
C dan suhu 50
o
C  dipertahankan  selam  1  menit.  Sampel  dipanaskan  dari  50
o
C  hingga  95
o
C dengan  kecepatan  6
o
Cmenit,  lalu  suhu  95
o
C  dipertahankan  selama  5  menit. Sampel  didinginkan  hingga  suhu  50
o
C  dengan  kecepatan  6
o
Cmenit,  kemudian suhu 50
o
C dipertahankan selama 5 menit.
Hasil  pengukuran  dengan  alat  ini  diantaranya  adalah  Pasting  Temperatur atau suhu awal gelatinisasi PT, Peak Viscosity atau viskositas maksimum PV,
viskositas  akhir  saat  suhu  dipertahankan  95
o
C  atau  Hot  Paste  Viscosity  HPV, breakdown    atau  perubahan  viskositas  selama  pemanasan,  viskositas  akhir  pada
saat suhu dipertahankan 50
o
C atau Cold Paste Viscosity CPV, dan Setback atau perubahan viskositas selama pendinginan. PT adalah suhu pada saat kurva mulai
naik atau mulai terbentuknya viskositas yang menandakan pati atau tepung mulai menyerap  air.  PV  adalah  viskositas  pada  puncak  gelatinisasi  atau  menunjukkan
pati  tergelatinisasi.  Breakdown  merupakan  selisih  antara  PV  dangan  HPV  atau menunjukkan  kestabilan  viskositas  terhadap  panas.  Setback  merupakan  selisih
antara CPV dengan HPV atau menunjukkan kemampuan untuk meretrogradasi. 10.
Analisis kemampuan pengembangan dan kelarutan Collado and Corke 1999; Singh
et al. 2005
Sebanyak  masing-masing  0,35  g  tepung  dimasukkan  ke  dalam  tabung sentrifuse  berukuran  12,5  x  16  mm.  Sebanyak  12,5  ml  aquades  ditambahkan  ke
dalam tabung kemudian disetimbangkan selama 5 menit. Tabung dipanaskan pada penangas dengan suhu 92,5
o
C selama 30 menit sambil sesekali dikocok. Sampel didinginkan  pada  air  es  selama  1  menit,  didiamkan  pada  suhu  ruang  selama  5
menit  kemudian  disentrifugasi  pada  3500  ppm  selam  30  menit.  Tinggi  gel  yang diperoleh  diukur  kemudian  dikonversi  menjadi  volume  gel  per  g  sampel  yang
kemudian  dinyatakan  sebagai  swelling  power.  Supernatan  yang  ada  pada  bagian atas tabung disaring melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya dan filtrat
yang  diperoleh  ditampung  dengan  cawan  yang  telah  diketahui  beratnya  pula. Kertas  saring  dan  cawan  dikeringkan  pada  suhu  110
o
C  selama  satu  malam. Sampel  yang  tertinggal  pada  kertas  saring  merupakan  berat  tepung  yang
tersuspensi  di  dalam  supernatan  dan  sampel  yang  tertinggal  pada  cawan
merupakan  tepung  yang  terlarut.  Persentase  tepung  yang  tersuspensi  dan  terlarut dihitung berdasarkan perbandingan beratnya terhadap berat kering sampel awal.
11. Kekuatan gel Herawati 2009
Tepung dibuat suspensi  dengan konsentrasi  padatan kering sebanyak 6. Suspensi dipanaskan sampai mencapai suhu gelatinisasinya. Pasta pati dituang ke
dalam  tabung  plastik  diameter  4  cm  dan  tinggi  5  cm  sampai  penuh.  Tabung disimpan  pada  suhu  4
o
C  selama  24  jam.  Pengukuran  kekuatan  gel  dilakukan dengan  menggunakan  tekstur  analizer  pada  kondisi  sebagai  berikut  mode:
kekuatan gel Test mode and option measure force in compression, pre test speed: 0,2  mmdetik,  test  speed:0,2  mmdetik,  post  test  speed:  0,2  mmdetik,  distance:
4,0  mm,  tipe:  Auto,  force:  4  g,  dan  acessory:  0,5  radius  cylinder  P0,5  R. Penentuan  kekuatan  gel  didasarkan  pada  maksimum  gaya  nilai  puncak  pada
tekanankompresi pertama dengan satuan gf gram force.
3.11.2. Analisis kelayakan industri tepung walur
Analisis  finansial  dilakukan  dengan  menghitung  kriteria-kriteria  investasi dan  analisis  aliran  uang.  Nilai  uang  dan  tingkat  suku  bunga  yang  digunakan
berdasarkan nilai-nilai  yang berlaku pada saat penelitian dilakukan. Pada analisis finansial  dilakukan  evaluasi  terhadap  kriteria  investasi.  Kriteria  investasi  yang
digunakan adalah Break Event Point, Net Persent Value, Internal Rate of  Return, Net  Benefit  Cost  Ratio  dan  Pay  Back  Period.  Perhitungan  dari  setiap  kriteria
investasi tersebut adalah:
NPV =
B
t
−C
t
1+i
t
n t=0
�    =
B t −Ct 1
−it n
I=0 B t −Ct
1 −it
n I=0
IRR = i
+
+
NPV
+
NVP
+
+ NPV
−
i
−
− i
+
� � = + m
B
n+1
− C
n+1