Kadar protein metode mikro kjeldahl Fardiaz et al. 1989

4.1.2 Bentuk, ukuran dan sifat birefrigence granula pati umbi walur

Gambar 7a menunjukkan sifat birefringence dari pati, yaitu sifat granula pati yang dapat merefleksikan cahaya terpolarisasi sehingga dibawah mikroskop terpolarisasi membentuk bidang berwarna biru dan kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan granula pati disebabkan oleh adanya perbedaan indeks refraktif dalam granula pati. Indeks refraktif tersebut dipengaruhi oleh struktur molekular amilosa dalam pati French 1984. a b Gambar 7. Bentuk granula pati umbi walur a Mikroskop polarisasi ; b Scanning Electron Microscop Berdasarkan hasil Scanning Electron Microscop SEM pada Gambar 7b diketahui bahwa ukuran granula pati umbi walur adalah berkisar antara 10 hingga 22 μm. Hasil ini sangat berbeda dengan granula pati pada umbi suweg dan terigu, dimana ukuran granula pati pada umbi suweg sebesar 5 µm Richana dan Titi 2004 dan ukuran granula pati pada terigu sebesar 10 – 35 µm Fennema 1996. Perbedaan bentuk dan ukuran granula dari setiap jenis pati disebabkan oleh molekul penyusunnya, yaitu amilosa dan amilopektin. Menurut Hoover 2001 g ranula pati biasanya memiliki ukuran mulai dari 1 μm hingga 100 μm dan biasanya bentuk granula pati berbeda-beda tergantung dari sumber patinya. Namun, biasanya granula pati berbentuk oval, dengan adanya lingkaran, sperikal, bersudut banyak ataupun irregular. Berdasarkan Gambar 7b, dapat diketahui bahwa granula pati umbi walur berbentuk oval bersudut banyak polygonal. 10 µm 21,48 µm 4.2 Reduksi Oksalat 4.2.1 Pengaruh berbagai jenis pelarut terhadap kandungan oksalat Proses reduksi oksalat dilakukan dengan tahapan pemanasan selama 3 jam dan diikuti proses perendaman irisan umbi walur dalam berbagai jenis pelarut, yaitu air, NaCl 0,7 N, NaOH 0,2 N dan HCl 0,2 N. Proses pemanasan selama 3 jam dan konsentrasi pelarut tersebut dipilih berdasarkan hasil penelitian Mayasari 2010. Proses pemanasan selama 3 jam bertujuan untuk merusak kristal kalsium oksalat secara mekanis sehingga proses pelarutan kalsium oksalat menjadi lebih mudah Mayasari 2010. Menurut Savage dan Martenson 2010, proses perebusan pada umbi talas hanya mampu mengurangi kandungan oksalat total sebanyak 50. Pengaruh perlakuan perendaman irisan umbi walur dengan perlakuan pemanasan pada suhu 45 o C selama 3 jam dan perendaman pada berbagai jenis pelarut selama 30 menit terhadap total oksalat ppm disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh perlakuan perendaman irisan umbi walur dengan perlakuan pemanasan pada suhu 45 o C selama 3 jam dan perendaman pada berbagai jenis pelarut selama 30 menit terhadap total oksalat ppm. Pelarut Total Oksalat ppm Penurunan Segar tanpa perlakuan 38237,99 - Air 8301,30 78,29 HCl 0,2 N 1642,51 95,70 NaOH 0,2 N 8509,40 77,75 NaCl 1,7 N 7349,49 80,78 Seperti yang terlihat pada Tabel 2, umbi walur segar memiliki total oksalat sekitar 38.237,99 ppm. Hasil ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan oksalat dalam umbi talas Colocasia esculenta L. Schoot yang memiliki kandungan total oksalat sebesar 6.940 ppm Savage dan Martenson 2010. Tanaman Colocasia esculenta merupakan jenis tanaman talas-talasan yang paling utama digunakan sebagai bahan makanan pokok terutama di daerah Asia Pasifik Catherwood et al. 2007. Semua jenis pelarut yang digunakan dapat menurunkan kandungan oksalat dalam umbi walur dengan persen penurunan 21.48 μm

Dokumen yang terkait

Isolation and identification of indigenous microorganisms and its application in fermented corn and characterization of physicochemical properties of the flour

1 21 271

Penurunan Kadar Oksalat Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Karakterisasi serta Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

5 25 248

Reduksi Oksalat pada Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

0 4 8

Modifikasi Pati Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dengan Heat Moisture Treatment (HMT) serta Karakteristisasi Sifat Fisiko- Kimia dan Sifat Fungsionalnya

2 19 158

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour (Sorghum bicolor L. Moench) and Its Application In Cookies.

0 4 186

Characterizations of Walur Flour (Amorphophallus campanulatus var sylvetris) and Its Application in Noodle and Cookies

3 6 132

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour and Its Application In Cookies

0 6 101

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

KNO3 Application Affect Growth and Production of Amorphophallus muelleri Blume

0 1 7

Study of Manufacturing and Mechanical Characteristic of Biodegradable Plastics Made From Suweg (Amorphophallus campanulatus)

0 0 6