Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Reduksi Ca-oksalat
  Pemanasan dan perendaman larutan asam, larutan garam, larutan alkalin
  Analisa kualitatif mikroskop polarisasi dan kuantitatif HPLC
Penepungan ayakan 100 mesh
Tepung Walur
Pengeringan suhu 60
o
C selama 14-16 jam Pengirisan 3 mm
Pengupasan dan pencucian
Karakterisasi sifat fisikokimia
  Analisa sifat fisik: mikrostruktur   Analisa sifat kimia: proksimat air, protein, lemak, abu,
karbohidrat by different, kadar pati total, kadar amilosa dan  kadar oksalat.
Uji Taksonomi Umbi Walur
Karakterisasi sifat fisikokimia dan fungsional
  Analisa sifat fisik: rendemen, tekstur, derajat putih, mikrostruktur, densitas kamba, sudut tumpukan
  Analisa sifat kimia: proksimat air, protein, lemak, abu, karbohidrat by different, kadar pati total, kadar amilosa,
kadar oksalat, residu sulfit   Analisa sifat fungsional: RVA, swelling volume dan
kelarutan dan kekuatan gel.
Penambahan Natrium metabisulfit
Aplikasi tepung walur pada pengolahan produk pangan Mie kering dan
Cookies Analisis Kelayakan
Gambar 2. Diagram alir tahapan penelitian
Mie
Cookies
  Analisis organoleptik mie : Warna, kekenyalan, kelengketan, rasa dan keseluruhan
  Analisis karakteristik pemasakan mie : Kehilangan padatan selama pemasakan dan waktu
optimum pemasakan   Analisis terkstur mie :
Kekerasan dan gaya tarik
  Analisis organoleptik cookies : Warna, aroma, kerenyahan dan keseluruhan
  Analisis tekstur cookies : Kekerasan cookies
3.4  Uji Taksonomi
Uji  taksonomi  dilakukan  untuk  memastikan  bahwa  bahan  yang  diteliti pada  penelitian  ini  adalah  umbi  walur  Amorphophallus  campanulatus  var.
sylvetris. Uji taksonomi ini dilakukan di LIPI-Cibinong.
3.5  Karakterisasi Sifat Fisikokimia Umbi Walur
Studi dan literatur karakteristik sifat fisikokimia umbi walur masih terbatas dan  belum  banyak  dipelajari.  Kegiatan  ini  bertujuan  untuk  mengetahui
karakteristik  sifat  fisikokimia  umbi  walur  dari  Madiun  Jawa  Timur  yang  dapat dijadikan sebagai landasan dalam perlakuan selanjutnya.
Karakterisasi  sifat  fisik  meliputi:  analisa  molekul  dengan  Mikroskop Polarisasi  pada  pembesaran  200X  dan  400X,  dan  Scanning  Electron  Microscope
SEM JSM 5410LV.  Karakterisasi  sifat  kimia  meliputi:  analisa  kadar  air,  abu, lemak,  protein dan karbohidrat by different serta kadar oksalat.
3.6  Reduksi Oksalat
Reduksi oksalat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1.  Perendaman dalam air panas
Dalam  tahapan  ini,  dilakukan  perlakuan  perendaman  air  panas  untuk menurunkan kadar oksalat dalam bahan. Menurut Mayasari 2010, untuk oksalat
yang  terlarut  dapat  diekstrak  menggunakan  air  panas,  sedangkan  oksalat  yang berbentuk garam oksalat dapat diekstrak menggunakan larutan asam. Umbi walur
setelah dibersihkan dari kulit luarnya kemudian diiris menjadi ukuran 3-5 mm lalu direndam dalam air panas 45 °C selama 3 jam Mayasari 2010.
2.  Pemilihan jenis larutan Tahapan ini bertujuan menentukan larutan terpilih dari 4 jenis larutan yang
dicobakan  pada  penelitian  ini.  Menurut  Mayasari  2010,  untuk  mereduksi kandungan kalsium oksalat dapat dilakukan dengan perlakuan secara kimia, yaitu
dengan  perendaman  dalam  larutan  asam  dan  larutan  garam.  Larutan  yang digunakan pada tahapan ini terdiri dari larutan  HCl 0,2 N,  NaOH 0,2 N,  NaCl
1,7 N dan air.