Sumber dana dan strukur pembiayaan Biaya investasi

mie Huang dan Lai 2010 dan juga suhu gelatinisasi dari pati yang digunakan Yadav et al. 2011. Gambar 18. Histogram pengaruh substitusi tepung walur terhadap waktu optimum pemasakan mie.

4.5.3 Pengaruh substitusi tepung walur terhadap analisis tekstur mie

Analisis tekstur mie bertujuan untuk melihat karakteristik fisik dari mie tersebut. Dalam penelitian ini, karakteristik fisik mie yang dianalisis adalah kekerasan dan gaya tarik. Tekstur merupakan salah satu parameter yang mendukung mutu suatu produk mie. Kekerasan Analisis kekerasan pada mie diukur dengan menggunakan alat Texture Analyzer Brookfield Engineering TC3. Dengan uji tekstur ini dapat diketahui tingkat kekerasan mie pada setiap perlakuan. Tekstur yang dihasilkan pada mie sangat bergantung pada karakteristik fisik tepung yang digunakan. Karakteristik fisik tepung tersebut berupa kemampuan menyerap air, kekuatan gel dan profil gelatinisasi. Histogram nilai kekerasan produk mie pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 19. Rata-rata nilai kekerasan produk mie yang dihasilkan berkisar antara 512,33 – 941,33 gf. Nilai kekerasan produk mie tertinggi dan terendah berturut- turut adalah pada perlakuan 0 dan 30 30 walur. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan rasio tepung walur dalam pembuatan mie 4,10 4,70 5,00 5,30 1 2 3 4 5 6 10 20 30 Waktu Op tim u m Pe m asakan m e n it Persentase Substitusi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai kekerasan mie pada selang kepercayaan 95 . Dari hasil uji lanjut Duncan didapatkan bahwa setiap perlakuan substitusi tepung walur terhadap tepung terigu berbeda nyata pada p0,05. Secara umum dapat dilihat bahwa peningkatan rasio tepung walur akan menurunkan nilai kekerasan produk mie yang dihasilkan. Apabila dibandingkan dengan hasil organoleptik, didapatkan bahwa nilai kekerasan pada substitusi 30 sebesar 512 gf secara organoleptik masih dapat diterima dari segi kekenyalan rasa dan keseluruhan. Gambar 19. Histogram nilai kekerasan produk mie pada setiap perlakuan Kekerasan merupakan daya tahan bahan untuk pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Semakin besar gaya yang dibutuhkan nilai puncak makin tinggi maka menandakan kekerasan semakin meningkat. Faktor utama yang menyebabkan penurunan kekerasan adalah nilai KPAP Vignoux et al. 2005. Semakin banyak padatan yang hilang selama pemasakan maka akan menyebabkan kekerasannya semakin menurun. Hal ini senada dengan data KPAP yang disajikan pada Gambar 16 yang menyatakan bahwa dengan semakin banyaknya substitusi tepung walur pada mie maka nilai KPAP-nya juga akan semakin besar. Menurut Shandu et al. 2010 mengatakan bahwa nilai kekerasan mie dipengaruhi oleh kemampuan pengembangan pati atau tepung penyusunnya. Tepung atau pati yang memiliki kemampuan pengembangan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan 941,33 767,83 651,17 512,33 200 400 600 800 1000 1200 10 20 30 K e ke rasan gf Persentase Substitusi kekerasan dan elastisitas mie. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa kemampuan pengembangan dari tepung walur lebih tinggi dari tepung terigu. Gaya Tarik Gaya tarik atau tensile strength menunjukkan kekuatan elastisitas suatu bahan. Semakin tinggi nilai gaya tarik mie menunjukkan semakin tinggi nilai elastisitas mie tersebut. Artinya diperlukan kekuatan yang cukup besar untuk membuat untaian mie putus pada saat dilakukan penarikan. Nilai gaya tarik menggambarkan kemampuan maksimal mie untuk menahan gaya tarikan dengan besaran tertentu. Analisis gaya tarik pada produk mie ini menggunakan alat Texture Analyzer Brookfield Engineering TC3. Rata-rata nilai gaya tarik produk mie pada setiap perlakuan berkisar antara 18,33 – 31,33 gf. Nilai gaya tarik produk mie tertinggi dan terendah berturut-turut dihasilkan oleh perlakuan 0 dan 30 . Histogram nilai gaya tarik produk mie pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Histogram nilai gaya tarik produk mie pada setiap perlakuan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan persentase substitusi tepung walur yang digunakan dalam pembuatan mie memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai elastisitas mie pada selang kepercayaan 95. Dari hasil analisis Duncan didapatkan bahwa setiap perlakuan berbeda nyata pada p0,05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan komposisi tepung walur dalam pembuatan mie menurunkan nilai elastisitas produk mie yang 31,33 27,83 22,33 18,33 5 10 15 20 25 30 35 10 20 30 Gaya Tar ik g f Persentase Substitusi

Dokumen yang terkait

Isolation and identification of indigenous microorganisms and its application in fermented corn and characterization of physicochemical properties of the flour

1 21 271

Penurunan Kadar Oksalat Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Karakterisasi serta Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

5 25 248

Reduksi Oksalat pada Umbi Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dan Aplikasi Pati Walur pada Cookies dan Mie

0 4 8

Modifikasi Pati Walur (Amorphophallus campanulatus var. Sylvestris) dengan Heat Moisture Treatment (HMT) serta Karakteristisasi Sifat Fisiko- Kimia dan Sifat Fungsionalnya

2 19 158

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour (Sorghum bicolor L. Moench) and Its Application In Cookies.

0 4 186

Characterizations of Walur Flour (Amorphophallus campanulatus var sylvetris) and Its Application in Noodle and Cookies

3 6 132

Effect of Spontaneous Fermentation On the Physical and Chemical Characteristics of Sorghum Flour and Its Application In Cookies

0 6 101

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

KNO3 Application Affect Growth and Production of Amorphophallus muelleri Blume

0 1 7

Study of Manufacturing and Mechanical Characteristic of Biodegradable Plastics Made From Suweg (Amorphophallus campanulatus)

0 0 6