Pada awal penelitian, masing-masing buaya tersebut diukur panjang total cm, bobot badan g, dan lingkar dada cm. Setelah diberikan pakan tersebut
selama waktu tertentu, lalu diukur panjang total, lingkar dada, dan bobot badan akhir dari masing-masing buaya tersebut. Pengukuran dilakukan setiap seminggu
sekali, dengan waktu penelitian berlangsung selama 2 bulan. Pencatatan rata-rata pertambahan pertumbuhan per ekor per bulan seperti pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Pertambahan pertumbuhan rata – rata per ekor per minggu
Ulangan Perlakuan
A B
C D
E 1
A1 B1
C1 D1
E1 2
A2 B2
C2 D2
E2 3
A3 B3
C3 D3
E3 4
A4 B4
C4 D4
E4 Jumlah
Rata - Rata
3.3.2 Penyiapan formulasi pakan percobaan
Bahan penyusun pakan daging ayam dan ikan kembung sebelum diberikan kepada anak buaya muara terlebih dahulu diolah agar tercampur menjadi satu.
Untuk keperluan penelitian ini, sumber bahan pakan daging ayam yang digunakan dalam penelitian merupakan ayam tiren yang mati dalam perjalanan dari
petenakan menuju tempat pemotongan dan ikan kembung segar dibeli dari pasar Ciomas. Bahan pakan yang akan diberikan terlebih dahulu dicuci sampai bersih.
Setelah itu, bahan pakan dipotong kecil-kecil menggunakan pisau dengan maksud mempermudah dalam penyajian dan penakaran bobot tiap komposisi formulasi
pakan. Kemudian bahan pakan tersebut dicampur sesuai dengan komposisinya masing-masing hingga mencapai bobot 80 gram. Selanjutnya pakan siap diberikan
kepada anak buaya muara.
3.3.3 Cara penyajian pakan percobaan
Pakan diberikan satu kali untuk dua hari secara ad libitum jumlah ransum yang diberikan tidak dibatasi. Waktu pemberian dilakukan pada pagi hari 08.00-
09.00 WIB. Pakan diletakkan dalam wadah plastik yang berada di dalam kandang. Pakan diberikan dalam keadaan segar dalam keadaan dipotong kecil-
kecil. Setiap perlakuan atau pemberian formulasi pakan yang berbeda dilakukan sebanyak empat ulangan setiap perlakuan diberikan untuk empat ekor anakan
buaya muara.
3.3.4 Pemeliharaan kandang
Kandang berukuran p x l x t 3 x 1,5 x 4 meter yang dibagi menjadi 5 bagian masing-masing berukuran 1,5 meter x 0,5 meter Gambar 4. Kandang
terbuat dari dinding semen, kawat besi, dan fiberglass. Kandang berisi kolam air dengan kedalaman kurang dari 10 cm berukuran 0,6 x 0,3 meter, terdapat tempat
pakan, batu, dan papan. Kandang dan air kolam dibersihkan setiap dua hari sekali.
Gambar 4 Sketsa kandang pemeliharaan anakan buaya muara.
3.3.5 Pengukuran parameter
Parameter yang diukur dan diamati meliputi konsumsi pakan, pertumbuhan panjang total, lingkar dada, bobot badan dan konversi pakan. Pengukuran untuk
masing-masing parameter dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Data pertambahan panjang tubuh, bobot badan dan lingkar dada, diperoleh
dari hasil pengukuran parameter pertumbuhan setiap seminggu sekali selama 2 bulan percobaan yang meliputi: bobot badan, panjang total dan
lingkar dada anakan buaya muara percobaan. Pengukuran panjang total dan lingkar dada menggunakan meteran jahit
atau meteran bangunan dengan ketelitian 1 mm. Buaya muara dibaringkan pada tempat datar dan dilakukan pengukuran panjang mulai dari moncong
hingga pangkal ekor yang sudah diluruskan Gambar 5. Lingkar dada diukur dari baris ketiga sisik punggung pada sisi terluar Gambar 6.
Untuk pengukuran bobot badan menggunakan timbangan digital merk DP- M3 dengan kapasitas maksimum mencapai bobot 3 kg dan ketilitian 1 gr.
Gambar 5 Pengukuran panjang total buaya muara, dari moncong mulut sampai ujung ekor.
Sumber: Dirjen PHPA, 1987
Gambar 6 Pengukuran lingkar dada buaya muara, diukur dari sisik terluar pada baris ketiga sisik punggung.
2. Data konsumsi pakan, diperoleh dengan menghitung selisih bobot pakan yang diberikan dan sisa yang tidak termakan. Perhitungan dilakukan setiap
dua hari sekali sesuai jadwal pemberian pakan. Sebelum diberikan pakan baru, dihitung dulu berat pakan sisa dengan menggunakan timbangan
digital kemudian diberikan pakan yang baru. Pengukuran nilai gizi masing-masing pakan dengan melakukan analisis proksimat bahan pakan.
3. Konversi pakan, dihitung dengan membagi rata-rata pertambahan bobot badan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi selama percobaan.
4. Kondisi dan aktivitas anakan buaya serta teknik perawatannya. Studi pustaka dan penelusuran dokumen yang terdapat di TMR. Observasi
lapang meliputi jenis perlengkapan perawatan dan pengelolaan buaya muara. Wawancara, dilakukan terhadap animal keeper dan pengelola.
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pengunjung TMR mengenai dampak positif sisi ekonomi dan kenyamanan dan dampak negatif
limbahsampah dan bau dari kegiatan penangkaran. Wawancara dilakukan kepada beberapa orang untuk mengetahui penilaian mereka
terhadap keberadaan kandang buaya di TMR. Wawancara dilakukan secara terbuka, santai dan tidak baku.
5. Pengukuran suhu dan kelembaban kandang dilakukan dengan menggunakan termometer dry-wet yang dilakukan setiap hari pada pagi
hari pukul 09.00 wib, siang hari pukul 12.00 wib, dan sore hari pukul 15.00 wib dengan menggantungkan termometer di dalam kandang.
3.4 Analisis Data 3.4.1 Rancangan percobaan