5.1.2 Kandang anak buaya muara
Kandang anak buaya muara tempat dilakukannya penelitian terletak pada terrarium 2, merupakan sistem kandang semi tertutup berbentuk seperti rumah
dengan bagian pagar terbuat dari besi dan kawat dengan ukuran kandang 3 x 1,5 x 4 meter Gambar 9a. Bolton 1989 menyebutkan bahwa anakan buaya lebih
bersifat penakut sehingga memerlukan tempat yang aman, dalam hal ini desain kandang sebaiknya mempunyai tempat bersembunyi sehingga dapat mengurangi
tingkat stres oleh gangguan manusia dan kendaraan. Untuk penelitian ini kandang dibagi menjadi lima bagian masing-masing
berukuran 0,6 x 1,5 meter. Konstruksi kandang terdiri dari dinding semen, kawat besi, asbes dan fiberglass. Kandang berisi kolam air dengan kedalaman kurang
dari 10 cm berukuran 0,5 x 0,3 meter, batu, papan, dan tempat pakan Gambar 9c. Setyonugroho 1995 mengatakan bahwa kandang anakan adalah kandang
bagi buaya yang baru menetas sampai dianggap cukup kuat untuk dipindahkan ke kandang buaya muda. Kandang anakan di Perhutani merupakan kotak styrofoam,
dilengkapi lampu, bagian atas ditutup triplek, dan diberi kain kasa. Sedangkan di Taman Buaya Indonesia merupakan akuarium yang terbuat dari kaca, dilengkapi
lampu, bagian bawah diberi kayu sehingga terbentuk daratan dan kolam kecil.
Gambar 9 a Kandang anakan b Kandang bagian dalam c Tempat pakan. Bagian depan kandang anakan buaya muara terdapat jalan pemeliharaan,
jarak antara tempat pengunjung dengan satwa dibatasi oleh pagar pembatas besi fungsinya agar pengunjung tidak dapat melakukan kontak langsung dengan satwa
dan kandang. Pada penelitian ini kegiatan pembersihan kandang dan air kolam dilakukan setiap dua hari sekali menyesuaikan dengan waktu pemberian pakan.
Setelah mengukur pakan sisa dilakukan pembersihan sisa-sisa kotoran dan pakan a
b c
kemudian setelah itu baru diberikan pakan yang baru. Sementara itu, pembersihan kandang dan kolam air anakan buaya yang dilakukan oleh perawat biasanya
dilakukan seminggu sekali.
5.1.3 Populasi buaya