Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berguna bagi: 1. Peneliti Dapat menambah wawasan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru. 2. Lembaga pendidikan Penelitian ini dapat memberikan perhatian terhadap sistem imbalan agar dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. 3. Guru Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya. 4. Mahasiswa dan Masyarakat Sebagai bacaan dan referensi yang berguna dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara sistem imbalan dengan kompetensi profesional guru. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Kompetensi Profesional Guru

a. Pengertian Kompetensi Profesional

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Jejen Musfah, kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. 5 Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku- perilaku kognitif, afektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. 6 Dari beberapa pengertian kompetensi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang harus ada dalam diri sesorang yang meliputi penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Selanjutnya pengertian tentang profesional menurut Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, 5 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta:Kencana, 2011, Cet. I, h. 29. 6 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru , Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 52. kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Webstar profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang insentif. 7 Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa profesi merupakan suatu bidang pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan komitmen. Jadi suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Menurut Sudarwan Danim makna profesional merujuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Kedua, kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. 8 Profesional menurut rumusan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal I ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memnuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 9 Dari uraian diatas dapat disimpulkan profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah 7 Ibid., h. 45. 8 Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2009, Cet. I, h. 96. 9 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, Cet. I, h. 6. kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 10 Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan jompetensi profesional adalah: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a konsep, struktur, dam metode keilmuanteknologiseni yang menaungikoheren dengan materi ajar; b materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; d penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Menurut Ramayulis yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. 11 Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Dimana seorang guru memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bagaimana mengelola pembelajaran. Dimana kemampuan mengelola pembelajaran didukung oleh penguasaan materi pelajaran, pengelolaan kelas, strategi mengajar maupun metode mengajar, dan penggunaan media belajar yang berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.

b. Syarat Profesional Guru

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannnya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori sebagai guru yang memiliki 10 Fachruddin Saudagar dan Ali idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2011,Cet. III, h. 48. 11 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013,Cet. II, h. 84. pekerjaan profesional, karena guru yang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. Menurut Oemar Hamalik bahwa guru profesional harus memiliki persyaratan sebagai berikut: 1 Memiliki bakat sebagai guru. 2 Memiliki keahlian sebagai guru. 3 Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. 4 Memiliki mental yang sehat. 5 Berbadan sehat. 6 Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7 Guru adalah manusia berjiwa Pancasila. 8 Guru adalah seseorang warga negara yang baik. 12 Kunandar mengemukakan bahwa seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya. 13 Semua itu tidak lain dalam rangka membantu kelancaran dari tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru. Apalagi terkait dengan masa depan anak didiknya dalam meraih masa depan. Menurut Ahmad Tafsir ada sepuluh kriteriasyarat untuk sebuah pekerjaan bisa disebut profesi, yaitu: 1 Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus. 2 Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup. 3 Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. 4 Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat. 12 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Ciputat: Gaung Persada Press, 2007, Cet.II, h. 24. 13 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru , Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 50.