menjelaskan isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sehingga siswa mengerti apa yang disampaikannya.
2 Kemampuan mengelola program belajar mengajar
Kemampuan mengelola
program belajar
mengajar mencakup kemampuan merumuskan silabus, tujuan pembelajaran,
kemampuan mengenal dan dapat menggunakan metodemodel mengajar, kemampuan melakukan evaluasi, kemampuan mengenal
potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
3 Kemampuan pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar sehingga memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar
yang efesien. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat terjadi jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah: a
Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada
materi pelajaran. b
Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negative yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. c
Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat
mempertahankan konsentrasi
siswa disebabkan
oleh ketidakpahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan
dicapai. d
Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman
siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai. e
Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan
untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan penghargaan.
4 Kemampuan penggunaan media dan sumber belajar
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Termasuk dalam kemampuan ini adalah mampu membuat alat-alat bantu
pembelajaran yang sederhana, menggunakan dan mengelola laboraturium dalam rangka proses belajar mengajar, menggunakan
perpustakaan dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
2. Sistem Imbalan
a. Pengertian Imbalan
Imbalan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan
kerja para karyawan. Imbalan seringkali dibatasi pemaknaannya sebagai upah dan gaji, sehingga dalam konteks ini maka imbalan
sering juga disebutkan dengan istilah kompensasi.
18
Menurut Konveksi International Labor Organization imbalan adalah upahgaji biasa, pokok atau minimum dan setiap pembayaran
tambahan yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah dalam bentuk uang tunai atau barang, oleh pengusaha kepada pekerja
dalam kaitan dengan hubungan kerja.
19
Pengertian kompensasi menurut Herman Sofyandi merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan
harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya.
20
Menurut Sedarmayanti bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa kerja mereka.
21
Sedangkan Ambar Teguh Sulistiyani
18
Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Motivasi, Kepuasan Kerja dan Produktivitas, Jakarta: Platinum, 2012, Cet. I,h. 123.
19
F.Winarni dan G.Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006,Cet.I, h.10.
20
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, Cet. I, h. 159.
21
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung: PT Refika Aditama, 2013, Cet.VI, h. 239.
dan Rosidah mengemukakan kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa kontra prestasi atas kerja
mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai atas pegawai yang telah dikerjakannya.
22
Berdasarkan pendapat tentang kompensasi diatas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan salah satu bentuk balas
jasa yang diterima seseorang atas kontribusinya untuk perusahaan maupun organisasi.
Adapun beberapa pendapat para ahli tentang kompensasi yaitu Malayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan.
23
Edy Sutrisno mengartikan kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang
diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan perusahaan.
24
Sedangkan Menurut Eka Prihatin kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan
yang berlaku bagi suatu pekerjaan.
25
Simamora mengatakan bahwa kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas dari pada sekedar
pemberian upah dan gaji. Konsep upah lebih menekankan pada balas jasa yang lebih bersifat finansial sedangkan kompensasi mencakup
balas jasa yang bersifat finansial maupun non finansial.
26
Berdasarkan beberapa uraian di atas yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang
penulis maksud dalam hal ini adalah imbalan yang diterima pegawai secara langsung karena telah memberikan kontribusinya terhadap
22
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Cet. I,
h.256.
23
Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011, Cet. XV, h. 118.
24
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2009, Cet.I, h.205.
25
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, Bandung:Alfabeta, 2011, Cet.I, h.79.
26
Maisah, Manajemen Pendidikan, Ciputat: Gaung Persada Press Group, 2013, Cet.I, h.22.
perusahaan. Namun dalam pemberian kompensasi tersebut ada dua hal yang perlu diingat yaitu kompensasi yang diberikan harus dapat
dirasakan adil oleh karyawan dan besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh karyawan. Apabila dua hal ini
dapat dipenuhi, maka karyawan akan merasa puas. Kepuasan akan memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga
tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai secara bersama.
b. Sistem Imbalan
Sistem kompensasi ialah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran
kompensasi dan cara pemberiannya.
27
Sistem merupakan suatu sistem yang dapat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia pada suatu
organisasi. Menurut Siagian sistem imbalan dimaksudkan sebagai
pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada para karyawan atas “sumbangan” kepada organisasi yang terutama tercermin dari prestasi
kerjanya.
28
Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya
memungkinkan organisasi
memperoleh, memelihara
dan memperkerjakan sejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan
perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi. Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab untuk mengembangkan
sistem imbalan bagi suatu organisasi yang diterapkan secara seragam di seluruh jajaran organisasi.
27
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet. III, h.224.
28
Sondang P.Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet.XIX, h. 258.